Kisah CEO TikTok Pernah Magang di Facebook, Perusahaan Milik Mark Zuckerberg

Shou Zi Chew sempat jadi sorotan publik setelah tampil di kongres Amerika Serikat sebagai CEO TikTok. Sosok pria asal Singapura ini menarik perhatian bukan hanya karena posisinya, tapi juga perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku.

Melansir dari laman detikcom, selama lima jam hadir dalam kongres tersebut, Chew menjawab beragam pertanyaan terkait perkembangannya di TikTok. Keberanian dan ketenangannya membuat banyak pihak penasaran dengan pengalaman hidupnya.

Chew pernah mengungkap, bahwa momen paling melelahkan dalam hidupnya adalah bertahan hidup selama lima hari di hutan Kalimantan saat mengikuti wajib militer.

Lantas, seperti apa perjalanan hidup sang CEO TikTok ini? Simak perjalanan inspiratifnya di sini, yuk.

Perjalanan karier Shou Zi Chew

Pria berusia 40 tahun ini berasal dari latar belakang yang relatif sederhana. Ayahnya bekerja di bidang konstruksi, sementara sang Bunda menekuni pembukuan di rumah.

Nasibnya mulai berubah saat berusia 12 tahun. Prestasi gemilangnya di ujian nasional membawanya ke sekolah menengah elite, tempat ia mempelajari Bahasa Mandarin hingga fasih, selain menguasai Bahasa Inggris.

Setelah menyelesaikan dinas militer, Chew meraih gelar sarjana ekonomi dari University College London pada 2006. Langkah awal kariernya dimulai sebagai banker di Goldman Sachs selama dua tahun sebelum bergabung dengan perusahaan pemodal ventura DST Global.

Di DST Global, ia memimpin tim investor awal untuk ByteDance, perusahaan induk TikTok. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang dunia teknologi dan startup yang kemudian menjadi modal penting dalam kariernya.

Chew kemudian melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar MBA dari Harvard Business School pada 2010. Saat itu, ia sempat magang di Facebook, perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg. Pengalamannya semakin lengkap ketika menjabat sebagai Chief Financial Officer Xiaomi pada 2015.

Shou Zi Chew memimpin Tiktok sejak 2021

Shou Zi Chew memimpin TikTok sejak 2021 dan mengawasi pertumbuhan pesat aplikasi hingga menjadi yang paling banyak diunduh di dunia. Tahun lalu, TikTok berhasil mencatat 672 juta unduhan, berdasarkan data dari iOS dan Google Play.

Kesuksesan besar ini membuat ByteDance semakin diperhitungkan. Di hadapan Komite Energi dan Perdagangan DPR, Chew menegaskan komitmennya terhadap transparansi.

"Kami berkomitmen untuk sangat transparan kepada pengguna tentang apa yang kami kumpulkan," katanya, dikutip dari CNBC Make It.

Hingga Maret 2023, TikTok mengumpulkan informasi akun yang diberikan pengguna, termasuk konten, pesan, informasi pembelian, dan preferensi komunikasi.

Platform ini juga secara otomatis mengumpulkan data lokasi, metadata, dan cookie untuk tujuan periklanan, sejalan dengan kebijakan privasi perusahaan seperti Meta dan Snapchat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!