Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Perebutan Warisan Rp6,8 Miliar Ungkap Rahasia Besar Keluarga Ini, Ternyata...

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Minggu, 17 Aug 2025 19:40 WIB

Perebutan Warisan Rp6,8 Miliar Ungkap Rahasia Besar Keluarga Ini
Perebutan Warisan Rp6,8 Miliar Ungkap Rahasia Besar Keluarga Ini/ Foto: Getty Images/Worawee Meepian

Warisan kerap menjadi sumber konflik di antara anak-anak, apalagi jika nilainya besar. Perbedaan pandangan hingga rasa iri terkait pembagian jumlah harta warisan sering kali membuat hubungan keluarga merenggang.

Hal serupa pun terjadi di Negeri Tirai Bambu, sebuah keluarga berselisih soal harta peninggalan sang ayah yang telah berpulang. Perselisihan itu bahkan berujung di meja hijau dan memunculkan fakta mengejutkan, Bunda.

Lantas, seperti apa cerita penuh konflik dan rahasia keluarga tersebut? Yuk, simak ceritanya berikut ini!

Kakak-adik di China berebut warisan sejumlah Rp6,8 miliar

Beberapa waktu lalu, warganet di China dihebohkan dengan kisah perebutan warisan antara anak-anak dari seorang mendiang ayah. Sengketa keluarga ini dengan cepat memanas, dipenuhi perselisihan yang rumit, hingga akhirnya memunculkan sebuah fakta besar yang menjadi puncak dari seluruh drama tersebut.

Konflik warisan anak yang melibatkan dua bersaudara ini bermula dari sebuah rumah mewah bernilai tiga juta yuan, atau sekitar Rp6,8 miliar. Awalnya, rumah tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan seorang ayah kepada anak laki-lakinya yang telah setia merawat kedua orang tua di masa senja. Namun, niat baik itu justru berubah menjadi perselisihan panjang yang memperlihatkan renggangnya hubungan keluarga, hingga berujung pada perdebatan sengit di ruang sidang.

Melansir dari South China Morning Post, kisah ini terjadi pada Maret 2025, ketika Sun, kepala keluarga yang tinggal di Kota Tianjin, China Utara, meninggal dunia. Sebelum berpulang, Sun memutuskan untuk memindahkan seluruh kepemilikan rumah mewah tersebut kepada putranya.

Dalam wasiatnya, ia juga menitipkan pesan agar sang putra memberikan "kompensasi yang layak" kepada putri angkatnya, sebagai bentuk penghargaan atas hubungan kekeluargaan yang telah terjalin.

“Putri kami memang anak angkat, tapi kami selalu menganggapnya seperti anak sendiri. Di masa tua, anak laki-laki kami yang merawat kami. Kami memberikan rumah ini kepadanya, dan dia berniat memberi ganti rugi kepada adiknya. Kami berharap kalian bisa akur seperti saudara kandung,” tulis Sun dalam suratnya.

Namun, pesan tersebut tidak serta-merta disambut baik. Sang putri angkat menolak pembagian itu, berpendapat bahwa kontrak pemindahan rumah hanya ditandatangani oleh sang ayah, sehingga bagian yang seharusnya menjadi hak ibunya masih termasuk dalam harta warisan.

"Rumah ini diberikan orang tua saya kepada saya, dan tidak ada yang bisa mengambilnya," tegasnya.

Kisah keluarga ini semakin menarik karena hubungan di antara mereka sudah terjalin puluhan tahun. Sang putri diadopsi pada 1966, tujuh tahun sebelum kelahiran adik laki-lakinya. Keduanya tumbuh besar bersama di bawah asuhan keluarga Sun, meski tidak diketahui secara pasti kapan sang ibu meninggal dunia.

Pada akhirnya, perkara warisan ini dibawa ke Pengadilan Rakyat Distrik Nankai, Tianjin. Hingga pada satu momen yang tak disangka, sebuah fakta terkuak di tengah sidang yang memanas. Temuan itu membuat para saksi mata terperangah dan ketegangan pun semakin memuncak, Bunda.

Fakta identitas sang adik bikin persidangan terkejut

Sidang yang awalnya hanya berfokus pada kontrak pemindahan rumah itu mendadak berubah arah. Di tengah jalannya proses, suasana ruang sidang memanas ketika sang kakak perempuan, yang sejak awal menentang pembagian warisan, berdiri dan mengajukan bukti baru. Ia membawa salinan dokumen kependudukan milik sang adik laki-laki.

Di hadapan majelis hakim, dokumen itu dibuka. Tercantum jelas di dalamnya bahwa status sang adik adalah "anak angkat". Pernyataan ini sontak membuat seisi ruang sidang terdiam.

Fakta tersebut bukan hanya mengguncang jalannya perkara, tetapi juga menambah konflik yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan, yakni bahwa sang adik pun ternyata bukan anak kandung dari Sun dan istrinya.

Kabar itu menghantam sang adik seperti petir di siang bolong, Bunda. Wajahnya pucat, suaranya bergetar, dan akhirnya ia menangis di depan hakim. Meski terguncang, ia tetap bersikeras mempertahankan rumah tersebut.

Dengan nada tegas, ia mengungkapkan bahwa sejak terjadi cekcok keluarga pada 1990-an, sang kakak memutus hubungan, sementara dirinya yang merawat kedua orang tua hingga akhir hayat mereka. Bagi sang adik, rumah itu adalah wujud penghargaan atas pengorbanannya.

Hakim kemudian menegaskan bahwa, menurut Kitab Undang-Undang Perdata China, status anak angkat tidak mengurangi hak untuk mewarisi. Meski tidak memiliki hubungan darah, keduanya secara hukum memiliki kedudukan yang sama sebagai ahli waris.

Namun, ada hal yang tidak bisa diabaikan yaitu rumah yang menjadi inti sengketa itu telah resmi dipindahkan dan disahkan secara hukum pada tahun 2007. Artinya, secara legal, properti tersebut tidak lagi termasuk dalam harta warisan yang dapat dibagi.

Setelah hampir tiga jam mediasi intensif yang penuh tarik ulur, akhirnya kesepakatan tercapai. Rumah tetap menjadi milik sang adik, tetapi ia diwajibkan membayar kompensasi sebesar 550 ribu yuan atau sekitar Rp1,1 miliar kepada sang kakak. Kesepakatan ini pun mengakhiri sengketa panjang di pengadilan, meski jejak emosinya masih terasa bagi kedua belah pihak, Bunda.

Tak butuh waktu lama, kisah ini pun menjadi bahan pembicaraan panas di media sosial. Banyak warganet setempat  memberikan komentar yang bernada heran sekaligus prihatin.

“Keduanya anak angkat, tapi hanya anak laki-laki yang tidak diberi tahu. Mereka memperlakukannya seperti anak kandung dan merahasiakan kebenaran darinya. Sang anak perempuan tahu sejak awal. Pantas saja rumah ini jadi sumber perselisihan,” tulis seorang pengguna.

Ada pula yang menimpali, “Saya kira kisah seperti ini hanya ada di drama televisi.”

Itulah kisah singkat tentang perebutan harta warisan antar anak yang ditinggalkan sang ayah. Semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran untuk sesama orang tua dan anak, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda