Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Punya Smartphone Terlalu Dini? Ini 3 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 26 Dec 2025 09:10 WIB

Chinese boy using smart phone in the living room
Ilustrasi anak main gadget/Foto: Getty Images/AzmanJaka
Daftar Isi
Jakarta -

Penggunaan smartphone atau ponsel terlalu dini pada anak-anak, terutama tanpa kendali, diketahui dapat memberikan beberapa risiko masalah kesehatan. Mulai dari segi mental, fisik, hingga perkembangan emosional anak, khususnya bagi mereka yang masih berusia di bawah 13 tahun.

Berbagai penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan ponsel pada anak terlalu dini perlu pertimbangan matang dari orang tua. Termasuk pengawasan yang ketat. 

Salah satunya ditemukan dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of the Human Development and Capabilities. Anak-anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki smartphone cenderung mengalami kesehatan mental yang lebih buruk. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Studi tentang penggunaan ponsel terlalu dini pada anak

Dalam studi ini, para peneliti melakukan survei terhadap 2 juta orang di 163 negara. Mereka menemukan adanya hubungan antara remaja awal yang memiliki ponsel dengan risiko paparan cyberbullying, gangguan tidur, serta hubungan keluarga yang kurang baik.

Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti pun meminta orang tua untuk menerapkan regulasi penggunaan ponsel yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Mereka mencatat adanya keterkaitan antara penggunaan ponsel pada anak di bawah usia 13 tahun dengan stres, rendahnya harga diri, serta sulit beradaptasi dengan kehidupan sosial di dunia nyata.

Dampak yang mengkhawatirkan ini bahkan ditemukan lebih parah pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.

Apa saja masalah kesehatan yang mungkin terjadi?

Jika digunakan dengan tepat dan bijak, ponsel sebenarnya sangat membantu untuk komunikasi dan memantau anak-anak. 

Namun jika tidak, penggunaan ponsel justru dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik anak, Bunda.

Sebuah studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menyatakan bahwa ada kaitan antara penggunaan ponsel dengan risiko masalah kesehatan. 

Tim peneliti melibatkan setidaknya lebih dari 10.600 remaja dari penelitian besar Adolescent Brain Cognitive Development Study. Ditemukan bahwa:

  • Pada usia 12 tahun, 64 persen anak-anak sudah memiliki smartphone
  • Pada usia 14 tahun, 89 persen sudah memiliki smartphone
  • Usia median anak mendapatkan ponsel pertama adalah 11 tahun
  • Pada usia antara 8 hingga 12 tahun, anak-anak rata-rata menghabiskan sedikit lebih dari 5 jam per hari untuk screentime

Dengan menggunakan data dari model yang telah disesuaikan, para peneliti membandingkan kesehatan anak usia 12 tahun yang memiliki ponsel pintar dengan mereka yang tidak memilikinya.

Hasilnya, ditemukan bahwa penggunaan ponsel terlalu dini pada anak memiliki beberapa risiko masalah kesehatan yang signifikan. Beberapa di antaranya seperti:

Risiko depresi

Anak-anak yang terlalu dini memiliki smartphone dan menggunakannya secara berlebihan memiliki kemungkinan 30 persen lebih tinggi menunjukkan tanda-tanda depresi

Risiko obesitas

Anak-anak dengan penggunaan ponsel terlalu banyak juga ditemukan 40 persen lebih mungkin mengalami obesitas.

Kualitas tidur yang buruk

Saat memiliki ponsel, anak-anak 60 persen lebih mungkin tidak mendapatkan tidur yang cukup. Mereka juga berisiko memiliki kualitas tidur yang buruk dan berdampak pada kesehatan mentalnya.

Dengan melihat hasil survei tentang usia pertama anak memiliki ponsel, studi menyimpulkan bahwa semakin muda usia anak tersebut maka semakin tinggi risiko masalah kesehatannya. 

Oleh sebab itu, keputusan tentang waktu tepat memberikan ponsel kepada anak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele, Bunda.

Tantangan kesehatan terkait penggunaan ponsel

Meskipun studi tersebut sebenarnya tidak membuktikan bahwa ponsel secara langsung menyebabkan masalah kesehatan, penelitian sebelumnya telah mengaitkan penggunaan ponsel yang berlebihan dengan penurunan aktivitas fisik dan kualitas tidur, serta meningkatnya isolasi sosial.

Semua faktor ini dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan fisik selama masa pertumbuhan anak, yang masih sangat rentan. 

Menurut para peneliti dari American Academy of Pediatrics (AAP), kepemilikan ponsel menimbulkan tantangan tersendiri karena dapat memberikan akses tanpa batas kepada anak-anak terhadap dunia luar. Termasuk tentang hal-hal yang mungkin belum siap mereka hadapi, sehingga perlu aturan penggunaan yang efektif.

Selain itu, ketergantungan pada ponsel juga dapat membuat anak kehilangan minat untuk bermain dengan teman sebaya secara langsung. Mereka mungkin lebih banyak berbaring sambil screentime, alih-alih berolahraga di luar rumah. 

Bagaimana jika anak terlanjur diberikan ponsel?

Ilustrasi Anak Main GadgetIlustrasi Anak Main Gadget/ Foto: iStock

Jika anak terlanjur sudah diberikan ponsel sebelum mencapai usia 13 tahun, ada hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak menggunakannya dengan tepat. 

Hal yang terpenting, para ahli sepakat bahwa fokus utamanya adalah menerapkan pembatasan dan kontrol dari orang tua. Salah satunya dengan memastikan aplikasi-aplikasi yang digunakan sesuai dengan usia anak.

"Pantau secara rutin aktivitas anak, termasuk periksa aplikasi, pesan, dan waktu pemakaiannya," ungkap peneliti Alisha Simpson-Watt, dikutip dari Parents.

Ia juga menyarankan orang tua untuk terus ajak anak mengobrol tentang aturan penggunaan ponsel yang bertanggung jawab. Hal ini sangat penting karena otak anak pada dasarnya masih dalam tahap perkembangan, sehingga mereka belum mampu menetapkan batasan sendiri. 

Anak-anak juga belum sepenuhnya mampu memproses informasi-informasi baru yang diterima, serta masih sulit dalam mengatur emosi.

Berapa usia 'tepat' anak memiliki ponsel?

Para ahli sepakat bahwa sebenarnya tidak ada satu usia 'yang tepat' untuk membiarkan anak memiliki ponsel. Selain itu, setiap keluarga juga punya nilai, peraturan dan kondisi yang berbeda-beda.

Pakar kesehatan Erica Kalkut, PhD, ABPP mengatakan bahwa kesiapan seorang anak untuk memiliki ponsel bergantung pada kematangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.

Saat memutuskan untuk mengizinkan akses ponsel pada anak, pastikan orang tua terlebih dahulu mengajarkan literasi digital kepada anak dan memberi contoh batasan yang sehat dalam screentime. 

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapan anak sebaiknya mendapatkan ponsel. Salah satunya tanggung jawab anak.

Anak perlu sudah memiliki rasa tanggung jawab yang matang, terutama pada barang pribadinya. Anak yang masih sering kehilangan atau merusak barang mungkin belum siap memiliki ponsel sendiri. 

Selain itu, Bunda juga harus siap meluangkan waktu yang diperlukan untuk memantau dan mengedukasi anak tentang penggunaan ponsel yang tepat.

Itulah ulasan tentang risiko masalah kesehatan yang bisa terjadi saat anak punya smartphone terlalu dini. 

Ingatlah bahwa anak-anak di bawah usia 13 tahun masih dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional, sehingga paparan ponsel berlebihan sejak dini berisiko dapat mengganggu rentang perhatian, menghambat regulasi emosi, serta mengganggu pola tidur.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda