Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Contoh Khotbah Anak Sekolah Minggu yang Menarik

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 18 Dec 2025 23:30 WIB

7 Contoh Khotbah Anak Sekolah Minggu yang Menarik
Ilustrasi Contoh Khotbah Anak Sekolah Minggu yang Menarik /Foto: Getty Images/Sasiistock
Daftar Isi
Jakarta -

Sekolah Minggu menjadi rutinitas yang kerap dilakukan oleh anak-anak Kristiani. Lewat kegiatan ini, diperkenalkan pula berbagai contoh khotbah anak Sekolah Minggu yang berisi ajakan untuk berbuat baik, saling mengasihi, dan hidup sesuai dengan ajaran Tuhan.

Sekolah Minggu adalah tempat untuk anak-anak belajar dengan mendapatkan pembinaan tentang ajaran Kristiani. Dalam rangkaian kegiatan Sekolah Minggu, anak-anak diberikan cerita pengajaran yang berasal dari Alkitab.

Selama kegiatan berlangsung, anak-anak mendengarkan berbagai khotbah alias ceramah yang sarat makna. Cerita ini tentunya disampaikan dengan bahasa yang sederhana, supaya dapat melekat dalam ingatan anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banyak kisah dalam Alkitab yang menggambarkan sikap baik dan teladan hidup para tokoh iman. Dari khotbah tersebut, anak pun bisa perlahan belajar memahami arti kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu, setidaknya kita perlu ketahui tentang contoh khotbah anak Sekolah Minggu yang menarik.

Contoh khotbah anak Sekolah Minggu yang menarik

Simak berbagai contoh khotbah anak Sekolah Minggu yang menarik dan bisa dijadikan sebagai referensi:

1. Ayo bersaksi

Menilik dari buku Renungan Harian: Juli 2021 oleh Tim Penulis RH, berikut contoh khotbah untuk anak Sekolah Minggu:

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib, (Mazmur 9:2).

Dita adalah seorang anak yang periang dan bersemangat. Dita tidak hanya rajin berdoa dan membaca Alkitab, tetapi ia juga suka melakukan firman Tuhan. Waktu di sekolah Minggu, Dita suka memuji Tuhan dan bersaksi. Dita tidak saja bersikap ramah dan menolong teman-temannya, ia juga senang menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada mereka.

Sahabat Kristus, Alkitab menceritakan tentang seorang yang sangat bersukacita saat menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang yang ditemuinya. Ia menyaksikan tentang Tuhan yang selalu mendengar doa dan menjawabnya. Ia begitu bahagia karena Tuhan Allah menjadikannya anak yang dikasihi-Nya.

Sahabat Kristus, betapa bahagia kau dan aku karena menjadi anak-anak Allah. Kau dan aku bisa menceritakan kebaikan Tuhan kepada semua teman-teman kita. Kau dan aku bisa memuji Tuhan untuk menceritakan kebaikan-Nya. Yuk, belajar menyaksikan kesetiaan Tuhan kepada semua orang.

2. Sekam yang beterbangan

Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar, (Mazmur 1:5).

Sahabat Kristus, pernahkah kamu melihat seseorang yang sedang memisahkan biji-biji beras dari sekamnya? Seakan adalah bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan. Berat butiran sekam itu sangat ringan sehingga mudah diterbangkan oleh tiupan angin. Tahukah kamu bagaimana cara memisahkan bulir-bulir padi dari sekam itu? Dengan cara ditampi. Dengan sebuah wadah, orang terus menggerak-gerakkan wadah itu naik dan turun. Sekam-sekam yang ringan itu pun diterbangkan oleh angin sedang bulir-bulir beras itu tetap di dalam wadahnya.

Sahabat Kristus, Alkitab mengatakan kepadamu kalau orang fasik itu seperti sekam yang diterbangkan angin. Orang fasik adalah orang yang berdosa dan tidak mau taat melakukan firman Tuhan. Waktu masalah atau kesulitan datang mengujinya, orang-orang fasik dan memisahkannya dengan orang-orang yang taat melakukan firman Tuhan.

Sahabat Kristus, kau dan aku bukanlah orang-orang fasik. Kau dan aku adalah anak-anak Tuhan yang suka merenungkan firman Tuhan dan melakukannya dengan taat. Anak-anak yang setia kepada Tuhan pasti akan dijaga-Nya, tetapi orang-orang fasik akan dipisahkan-Nya.

3. Peduli kepada orang lain

Dikutip dari detikcom, simak khotbah yang bertajuk peduli kepada orang lain:

Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26).

Seorang guru Bimbingan Penyuluhan (BP), Sinta, mengajak Didi dan Kiki untuk mengunjungi Rini. Rini sudah satu minggu tidak masuk sekolah karena sakit. Ia harus bolak-balik berobat ke rumah sakit. Tubuhnya sangat lemah. Melalui kunjungan ini, Ibu Sinta mau mengajar Didi dan Kiki untuk peduli pada pada teman yang sakit, lemah, dan kekurangan.

Adik-adik, anak-anak Tuhan diumpamakan seperti tubuh manusia dengan banyak anggota. Mari kita baca gambaran ini dalam 1 Korintus 12:18-26!

Ada mata, telinga, tangan, kaki, dan lain-lain. Semuanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Setiap anggota tubuh harus bekerja sama untuk bisa mengerjakannya. Tidak boleh ada yang merasa paling penting. Sebaliknya, harus saling peduli dan memperhatikan satu sama lain.

Jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh merasakan sakit. Paulus ingin agar jemaah di Korintus memedulikan anggotanya yang mengalami kesulitan. Paulus ingin jemaah Korintus dapat bersatu dan mencegah perpecahan di antara mereka.

Adik-adik, kita harus peduli kepada teman yang sakit dan mengalami kesulitan. Ayo kita lakukan satu hal yang menunjukkan kepedulian terhadap sesama!

Berikut doanya: Bapa di Surga, kiranya hatiku penuh belas kasih dan kepedulian kepada orang lain. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

4. Jangan menyombongkan diri

Berikut ini contoh khotbah dengan tema jangan menyombongkan diri:

Apa yang engkau punyai, yang tidak engkau terima (1 Korintus 4:7).

"Lisa dan Nanda jangan diikutkan dalam kelompok belajar kita ya, Di. Aku engga mau satu kelompok dengan anak-anak miskin!" ujar Rudolf kepada Didi. Didi kemudian dengan tegas menjawab Rudolf, "Jangan sombong, Rudolf! Semua teman-teman tahu kamu anak orang kaya. Namun ingat, sombong itu dosa, lo!"

Adik-adik, di dalam Alkitab dituliskan bahwa orang yang sombong, angkuh, akan direndahkan. Paulus mengingatkan jemaat di Korintus tentang kesombongan.

Mari kita membaca 1 Korintus 4:6-10!

Kota Korintus adalah kota metropolitan pada zaman Paulus. Ada banyak orang kaya di kota Korintus. Paulus mengingatkan agar mereka jangan menyombongkan diri. Semua yang mereka miliki adalah pemberian Tuhan. Karena itu, mereka tidak boleh sombong!

Adik-adik, ingat dan janganlah lupa bahwa orangtua, guru, makanan, rumah, mainan, dan mobil adalah pemberian Tuhan. Itu sebabnya, kita tidak patut sombong. Ayo kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas segala pemberian-Nya!

Ini doanya: Bapa di Surga, ajar aku untuk senantiasa bersyukur atas pemberian-Mu supaya aku jangan menyombongkan diri. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

5. Hidup yang baru

Simak khotbah menarik untuk anak Sekolah Minggu dengan tema hidup yang baru:

Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita dimungkinkan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:4).

"Bagaimana kabar kamu di sekolah hari ini, Ki?" tanya Mama kepada Kiki. "Ada yang membuat Kiki sedih, Ma. Ternyata Nico masih suka marah-marah, termasuk marah-marah kepada asisten rumah tangganya," jawab Kiki. "Oh begitu, Mama juga turut sedih mendengarnya. Kita terus doakan Nico ya, supaya berubah sikapnya," ujar Mama kepada Kiki.

Adik-adik, sebagai orang yang mengikut Tuhan Yesus, kita mengalami hidup yang baru. Mari kita membaca Roma 6:1-10!

Paulus mengajarkan bahwa orang percaya harus mengalami hidup yang baru, yaitu mengalami perubahan dalam hidupnya.

Ketika sudah menerima karunia Allah dalam Kristus seharusnya hidup orang percaya berbeda dari sebelumnya. Sebab, mereka memisahkan diri secara pasti dari dosa. Mereka tidak akan terus hidup dalam dosa. Jika mereka menyerahkan diri kepada dosa, hasilnya adalah hukuman dan kematian kekal.

Adik-adik, ayo hidup taat kepada Tuhan. Jalani hidup baru sebagai pengikut Tuhan Yesus yang baik, benar, dan dipenuhi sukacita.

Doa: Bapa di Surga, tolong aku agar sungguh mengalami hidup baru sebagai pengikut Tuhan Yesus. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

6. Belajar dari Abraham

Khotbah menarik untuk anak Sekolah Minggu dengan tema belajar dari Abraham ini dikutip dari laman detikcom:

Sebab, apa yang dikatakan Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Allah dan Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Roma 4:3).

"Didi, kelihatannya kamu sedang memikirkan sesuatu. Ayo cerita sama Mama!" kata Mama. "Iya, Ma. Didi lagi memikirkan lomba kuis Alkitab pada hari Minggu mendatang. Didi bisa tidak, ya?" ujar Didi. "Kamu kan sudah pernah menang lomba kuis Alkitab. Percayalah, Tuhan pasti menolongmu," kata Mama.

Adik-adik, pernahkah kamu juga ragu ragu untuk melakukan sesuatu? Ayo kita belajar dari Abraham supaya tidak ragu-ragu.

Mari kita membaca Roma 4:1-8! Paulus memberi contoh kehidupan Abraham kepada jemaah di Roma.

Abraham percaya kepada Allah. Abraham menerima janji Allah bahwa ia akan mempunyai anak. Abraham menantikannya dengan percaya meskipun saat punya anak, ia sudah tua. Abraham adalah bapa segala bangsa. Setiap orang dari bangsa apa pun, yang percaya kepada Allah.

Adik-adik, mari kita selalu percaya kepada Tuhan. Ia akan selalu menyertai dan menolong kita untuk mengerjakan setiap hal yang baik dan benar.

7. Jalan keselamatan

Selanjutnya, terdapat contoh khotbah bertajuk jalan keselamatan yang dilansir dari buku Kompas Kehidupan Kumpulan Khotbah Ibadah yang Mengubahkan Hati oleh Budianto Lim.

Kalau semua agama bisa membawa kita ke jalan keselamatan, orang Kristen adalah kelompok orang yang paling bodoh. Coba pikirkan: jika semua agama menyediakan jalan keselamatan, lalu mengapa cara Kristen memakai jalan yang paling menderita dan memalukan?

Mengapa Yesus Kristus harus disalibkan secara publik di muka umum? Sebelum disalib, Yesus disiksa sedemikian rupa. Mengapa cara Kristen adalah cara yang paling menderita dan tidak terhormat?

Kalau memang ada jalan lain. dan Allah bisa memakai jalan alternatif itu untuk menyelamatkan, lebih baik kita semua tidak usah memilih jalan ke kristen. Justru karena tidak ada jalan lain selain Yesus Kristus yang mati disalib sebagai Anak

Domba Allah, korban substitusi kita tidak ada jalan keselamatan yang lain. Yang menyelamatkan bukanlah agama dan ajaran agama. Yang menyelamatkan adalah Juru selamat, Tuhan Yesus Kristus.

Jika kebaktian gereja sengaja menutupi kebenaran hanya Kristus, kebaktian itu salah! Itu bukanlah kebaktian Kristen. Bagaimana biasanya kebenaran hanya Kristus itu ditutupi atau dibuat tidak jelas? Ada gereja yang tidak memiliki elemen ibadah pengakuan dosa sama sekali atau menghapus elemen tersebut. Ada gereja yang masih melakukan pengakuan dosa, tetapi tidak menyebutkan karya Yesus Kristus sama sekali.

Tidak ada nama lain di bawah kolong langit ini yang melaluinya kita dapat diselamatkan, kecuali nama Yesus Kristus. Penyembahan yang tidak setia meneguhkan hanya Kristus tidak layak dibawa ke hadapan takhta Allah! Ada cara lain yang kurang disadari sudah menutupi kebenaran hanya Kristus, yaitu perayaan-perayaan kristen yang mengadopsi perayaan populer atau budaya dalam masyarakat.

Ada gereja Protestan yang tidak mau merayakan masa Prapaskah, tetapi mau ada perayaan Imlek. Bukannya tidak boleh merayakan Imlek di gereja, tetapi kalau perayaan Imlek mengubur kebenaran tentang kebangkitan Kristus, kebaktian gereja sudah melenceng. Kita mengikuti kebaktian di hari Minggu karena merayakan kebangkitan Kristus. Jadi, kebangkitan Kristus diperingati secara mingguan dan tahunan, yaitu pada momen Paskah.

Bagaimana kalender di gereja kita? Apakah adanya bulan keluarga membuat kita lebih menghormati manusia daripada Tuhan Allah? Apakah adanya bulan seni atau bulan musik berarti Yesus Kristus diistirahatkan karena gereja mau menekankan musik atau kesenian?

Meneguhkan hanya Kristus adalah indikator yang juga sering terabaikan dalam konteks nyanyian rohani. Karena itulah indikator ketiga di ayat 11-12 menekankan aspek pujian. Dalam ayat ini dikatakan bahwa para malaikat, 4 makhluk, dan 24 tua-tua tersungkur menyembah Allah, sambil menaikkan puji-pujian. Jadi, kebaktian yang mencerminkan visi penyembahan surgawi pasti menyanyikan nyanyian sukacita bagi Allah dan Anak Domba Allah, Pengakuan iman di ayat 10 dan gestur menyembah sambil memuji Allah di ayat 11-12 dapat dilihat sebagai seruan yang saling menanggapi atau bersahut-sahutan. Itulah mengapa ayat 12 dibuka dengan "Amin", yang artinya menegaskan bahwa keselamatan hanya terjadi dengan cara Allah melalui Sang Anak Domba.

Nyanyian sukacita adalah respons atas keselamatan di ayat 10. Dengan kata lain, isi nyanyian sukacita tersebut adalah konfirmasi karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus. Pertanyaan bagi kita adalah: adakah sukacita ketika kita beribadah? Kalau ada, apa penyebab sukacita tersebut?

Apakah kamu bersukacita karena keluhan yang didengar? Apakah kamu bersukacita karena musiknya enak, pemusiknya hebat, gedung gerejanya nyaman? Apakah kamu bersukacita karena tidak ada teguran dari khotbah? Atau sukacita bergantung pada teman- teman yang hadir di gereja? Jika teman kamu tidak datang. Kamu tidak bersukacita?

Apakah lirik nyanyian kita berisi kata-kata yang ditujukan sangat jelas untuk Allah dan Yesus Kristus? Ada banyak pujian Kristen yang sudah tidak ada bedanya dengan kepercayaan lain. Dalam konteks ibadah komunal, kita perlu menyanyikan pujian yang liriknya secara eksplisit ditujukan kepada Tuhan Yesus, Allah Bapa, Roh Kudus.

Mengapa? Karena Allah sudah mengerjakan karya keselamatan dan penebusan dosa demi terjadinya pembaruan seluruh ciptaan.

Itulah kumpulan contoh khotbah anak Sekolah Minggu yang menarik. Semoga penjelasannya bisa membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda