Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tanda-tanda Anak Mengalami Kecemasan, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Indah Ramadhani   |   HaiBunda

Rabu, 17 Dec 2025 21:50 WIB

Tanda anak alami kecemasan
Tanda anak alami kecemasan/ Foto: Getty Images/GOLFX
Daftar Isi

Kecemasan adalah hal yang umum dialami setiap orang, tak terkecuali anak-anak. Namun, adakalanya hal ini perlu ditangani ahli agar tak mengganggu mental Si Kecil. Simak yuk, apa saja tanda-tanda anak mengalami kecemasan yang perlu ditangani psikolog.

Anak mungkin akan mengalami takut dan khawatir ketika menghadapi sesuatu. Mungkin Bunda berpikir bahwa reaksi tersebut hanya terjadi ketika mereka melihat hal-hal yang tidak disukainya. Namun, bisa juga respon psikologis terhadap kecemasan.

Kecemasan pada anak normal terjadi, terutama ketika anak masih berusia 1-3 tahun. Namun dapat berdampak buruk jika tidak segera diatasi. Selain itu, kecemasan juga memiliki kaitan dengan bagaimana cara kedua orang tua mengasuh Si Kecil. Hal ini disampaikan oleh pakar psikologi yang menjelaskan pengasuhan orang tua sangat mempengaruhi bagaimana kondisi emosi anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Gaya keterikatan ini sering berkembang karena pengasuhan yang tidak konsisten, di mana anak mengalami ketidakpastian dalam perilaku orang tua,” jelas dr. Jasmine Reed, MA, PsyD, CEO dan Pendiri Ubuntu Psychological Services.

Lalu apa sebenarnya yang terjadi pada Si Kecil ketika mengalami kecemasan? Apa penyebabnya dan apa yang seharusnya sebagai orang tua lakukan untuk menghindari anak mengalami gangguan kecemasan di masa mendatang? Yuk, simak informasi berikut mengenai kecemasan pada anak, Bunda.

Mengenal jenis kecemasan pada anak

Kecemasan merupakan respon atau reaksi pada seseorang yang sedang merasa dalam kondisi terancam. Rasa takut yang menghampiri Si Kecil sewajarnya akan membuat ia terlatih untuk belajar memecahkan masalah sendiri. Namun, peran orang tua dan pengasuh sangatlah berarti, sebab Si Kecil akan belajar memahami dan mengatasi rasa takut dari mereka.

Seperti pada umumnya, segala hal tentu mempunyai batas yang dapat dikatakan wajar, termasuk kecemasan. Apabila Si Kecil mulai menunjukkan tanda-tanda reaksi yang berlebihan, maka Bunda turut waspada dengan apa yang terjadi. Reaksi berlebihan yang terjadi pada anak biasanya seperti ketakutan yang ekstrim hingga menyebabkan sesak napas.

Bunda perlu tahu, jika kecemasan anak sudah berada di tahap seperti itu, kemungkinan Si Kecil mengidap gangguan kecemasan, yang mana harus segera ditangani. Namun, yang perlu diketahui juga adalah jenis dari gangguan kecemasan yang terjadi. Dilansir Cleveland Clinic, terdapat 5 jenis gangguan kecemasan dengan penjelasannya sebagai berikut:

1. Gangguan kecemasan karena perpisahan

Kecemasan ini biasanya terjadi ketika Si Kecil berusia 8 hingga 12 bulan, yang mana sangat wajar terjadi apabila bertemu dengan orang asing dan tidak merasa aman apabila Bunda tidak ada di sekitarnya. Namun, yang menjadi sebuah gangguan kecemasan adalah ketika Si Kecil sampai kesulitan untuk pergi ke sekolah, sulit jauh dari rumah, atau bahkan sulit berpisah dengan keluarga ketika hendak tidur.

2. Gangguan kecemasan karena fobia

Gangguan kecemasan ini biasanya terjadi ketika Si Kecil secara spesifik mengalami ketakutan terhadap suatu hal atau benda, yang disebut fobia. Rasa takut dikatakan sebagai bentuk perlindungan diri, tetapi bila ketakutan terhadap suatu hal sangat berlebih, maka tentu harus menjadi perhatian bagi Bunda.

3. Gangguan kecemasan sosial

Gangguan kecemasan ini biasanya Si Kecil akan merasa takut dihakimi dan ditolak dalam lingkungan sosial. Kecemasan ini terjadi secara ekstrim yang mengakibatkan anak akan lebih sering menyendiri, tidak nyaman berbicara di depan umum, bahkan kesulitan bicara pada orang baru. Terkadang mungkin saja Si Kecil akan menghindari interaksi sosial sama sekali.

4. Gangguan kecemasan umum

Gangguan kecemasan ini biasa menyebabkan anak akan lebih khawatir berlebihan tentang apa yang terjadi padanya di masa depan. Anak akan lebih memikirkan terkait berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu ekstrem dan penuh kekhawatiran. Dalam kondisi ini,  dibutuhkan peran tenaga profesional untuk menangani kekhawatiran berlebih pada anak.

5. Gangguan Panik

Gangguan ini merupakan gangguan kecemasan yang juga disertai gejala fisik lain. Biasanya anak yang mengalami gangguan panik juga akan mengalami detak jantung yang lebih cepat hingga terasa seperti susah bernafas. Perlu Bunda diketahui, panic attack tidak bisa diprediksi sehingga jika Si Kecil mengalami gangguan panik sebelumnya, maka kesigapan Bunda harus ditingkatkan.

Tanda-tanda kecemasan pada anak

Bunda dan para orang tua lainnya tentu harus mewaspadai tanda anak cemas agar dapat memberikan penanganan dengan tepat. Berikut adalah tanda-tanda anak mengalami kecemasan, dilansir Cleveland Clinic:

  1. Lebih sering khawatir, overthinking, dan menangis dibanding anak seusianya.
  2. Lebih sering mengeluh sakit kepala, tidak enak badan, ataupun nyeri di bagian tubuhnya.
  3. Mengalami kesulitan tidur, mimpi buruk dan sering terbangun.
  4. Tidak dapat tidur sendirian.
  5. Selalu merasa gelisah, sulit diam atau rileks.
  6. Mudah marah.
  7. Sulit fokus.
  8. Merasa tidak lapar ataupun bisa saja selalu lapar.
  9. Gemetar (tremor).
  10. Menolak pergi ke sekolah.
  11. Sering buang air kecil.

Biasanya, Si Kecil yang merasa terancam atau merasa cemas seringkali memendamnya daripada mengucapkannya dengan kata-kata. Mungkin sebagian dari mereka dapat jujur pada perasaannya, seperti jujur bila merasa takut, tidak nyaman, ataupun tidak suka. Namun, memang tidak mudah karena setiap anak memiliki berbagai karakter sehingga tanda-tanda anak cemas tersebut mungkin dapat muncul secara berbeda. 

Penyebab kecemasan pada anak

Gangguan kecemasan yang timbul pada anak kemungkinan memiliki pemantik atau hal yang men-trigger. Biasanya pemantik tersebut terjadi secara alami, yakni terkait emosi pada anak, tetapi bisa saja penyebab kecemasan tersebut berasal dari peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang dialami atau disaksikan sejak dini oleh anak.

Berikut adalah penyebab anak mengalami kecemasan:

  • Peristiwa kematian orang terdekat.
  • Seringnya pindah rumah atau sekolah.
  • Kondisi kesulitan mendapatkan cukup makanan.
  • Kondisi kesulitan menemukan tempat tinggal yang aman.
  • Kesulitan mendapatkan pendidikan yang konsisten.
  • Orang tua yang bertengkar, berselisih, atau perpisahan dan perceraian.
  • Mengalami trauma perundungan, pelecehan, pengabaian.

Selain itu, dilansir Parents, anak akan cenderung lebih terasa cemas karena perlakuan atau parenting orang tua atau pengasuhnya yang tidak selalu konsisten. Mungkin sewaktu-waktu, orang tua atau pengasuh menjadi begitu perhatian terhadap anaknya, tetapi di lain waktu malah terkesan seperti mengabaikan. 

“Keterikatan cemas dapat terbentuk jika pengasuh terkadang perhatian dan responsif, tetapi di waktu lain tidak tersedia secara emosional atau mengabaikan,” ucap Jessica Young, PhD, Psikolog Perkembangan dan Peneliti Senior di Education Development Center.

Peran utama tentu tetap ada pada orang tua. Namun, apabila Bunda merasa gangguan kecemasan yang terjadi pada Si Kecil sudah cukup mengkhawatirkan, lebih baik segerakan untuk dilakukan pemeriksaan kepada ahlinya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Demikian ulasan mengenai tanda-tanda kecemasan pada anak, semoga bermanfaat ya, Bunda.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda