parenting
Sampai Kapan Bayi Berhenti Disendawakan?
HaiBunda
Selasa, 25 Nov 2025 18:15 WIB
Daftar Isi
Bayi umumnya akan disendawakan setelah menyusu agar tidak gumoh, karena banyak yang masih menelan udara saat minum ASI atau susu formula. Namun, sampai kapan sebenarnya bayi bisa berhenti disendawakan?
Pada dasarnya, menyendawakan merupakan proses penting terutama bagi bayi baru lahir. Sebab udara yang tertelan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, membuat bayi rewel, atau memicu muntah.Â
Meski begitu, tak sedikit kemudian orang tua yang bertanya-tanya kapan sebenarnya bayi mulai tidak perlu lagi disendawakan.Â
Kenapa bayi perlu disendawakan?
Dikutip dari Today's Parent, Dokter Spesialis Anak di Inggris, Betty Choi, menjelaskan tentang mengapa menyendawakan bayi penting dilakukan oleh orang tua.
"Saat bayi menyusu, baik ASI atau susu formula, udara yang ikut tertelan dapat membuat perutnya menjadi penuh gas dan tidak nyaman. Karena perut bayi sangat kecil, terlalu banyak udara dapat membuatnya rewel dan muntah," imbuh Choi.
Oleh sebab itu, dokter merekomendasikan agar bayi disendawakan agar mereka merasa lebih nyaman. Biasanya dilakukan dengan menepuk punggung bayi setelah menyusu.
Saat menyendawakan bayi, proses menyusu mungkin menjadi lebih lama. Akan tetapi, sendawa membantu mengurangi udara yang tertelan dan membuat bayi lebih nyaman.
Kapan bayi bisa mulai berhenti disendawakan?
Setiap bayi memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk untuk disendawakan. Oleh sebab itu, sebenarnya tidak ada batas waktu pasti kapan bayi harus berhenti disendawakan.
Pada banyak kasus, usia untuk berhenti menyendawakan bayi adalah 4–6 bulan. Hal ini karena setelah usia 6 bulan, bayi biasanya menelan lebih sedikit udara.
Apakah aman menidurkan bayi tanpa disendawakan?
Sebenarnya menyendawakan bayi bukanlah aturan baku, melainkan praktik yang dilakukan orang tua untuk memastikan bayi merasa nyaman selama atau setelah menyusu.
Memperhatikan kondisi bayi pun menjadi sangat penting. Jika mereka tidak tampak rewel atau gelisah, maka tidak wajib untuk disendawakan.
Penelitian dalam jurnal Child: Care, Health, and Development menunjukkan bahwa menyendawakan bayi tidak membuat kejadian kolik menjadi lebih sedikit. Kolik sendiri merupakan kondisi di mana bayi menangis intens dan berkepanjangan.
Meski tak wajib, menyendawakan bayi tetap boleh dilakukan demi kenyamanannya.
"Untuk bayi yang disusui, coba sendawakan terlebih dahulu sebelum berpindah ke payudara lainnya. Untuk bayi yang minum susu formula, coba disendawakan setiap minum 60 hingga 90 mililiter," ungkap Choi.
Jika bayi terlihat rewel saat menyusu, Bunda bisa berhenti sejenak untuk menyendawakan dulu, lalu melanjutkan lagi.Â
Ingatlah bahwa kondisi setiap bayi berbeda. Beberapa mungkin membutuhkan sendawa lebih sering daripada yang lainnya.Â
Jika bayi tertidur sebelum sempat sendawa, maka ini sebenarnya bukan masalah. Bunda tidak perlu membangunkan bayi yang sudah tertidur untuk disendawakan, karena justru bisa membuat mereka rewel.
Pastikan bayi mendapat kesempatan untuk sendawa dan tenang terlebih dahulu setelah setiap beberapa menit makan. Jangan terburu-buru memberikan ASI atau susu formula kembali.
Berapa lama setelah menyusu bayi boleh dibaringkan?
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ Edwin Tan |
Sekali lagi, penting untuk diingat bahwa sistem pencernaan setiap bayi berbeda. Beberapa bayi cenderung menelan banyak udara atau mudah muntah.
Dalam kondisi seperti itu, Bunda dapat menegakkan bayi selama 10–15 menit untuk membantu sendawa. Namun jika bayi tidak muntah atau tidak menunjukkan tanda kolik, Bunda boleh membaringkannya tidak lama setelah selesai menyusu.
Secara umum, hingga usia 8 minggu, bayi baru lahir perlu lebih sering disendawakan karena mereka masih belajar menyusu tanpa menelan banyak udara.Â
Membaringkan bayi baru lahir langsung setelah menyusu dapat menyebabkan penumpukan gas dan rasa tidak nyaman di perut.
Bunda dapat menyendawakan bayi baru lahir dengan langkah berikut:
- Menggendong bayi di bahu dan menepuk punggungnya
- Mendudukkan bayi di pangkuan Bunda, menahan tubuhnya condong ke depan, lalu menepuk punggungnya
- Membaringkan bayi tengkurap di pangkuan Bunda, lalu tepuk punggungnya dengan lembut
Dikutip dari laman Kemenkes RI, ketika ibu menyusui bayi langsung ke payudara atau melalui botol, cobalah untuk menjaga agar kepala bayi lebih tinggi dari perutnya.Â
Dengan begitu, susu akan turun ke dasar perut dan udara naik ke atas, bayi pun akan lebih mudah untuk bersendawa. Bila perlu, gunakan bantal menyusui untuk menyangga kepala bayi.
Itulah ulasan tentang sendawa pada bayi dan sampai kapan bayi bisa berhenti disendawakan. Jika bayi tampak tidak nyaman secara berkelanjutan setelah menyusu, padahal sudah sendawa, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Begitu juga apabila perut berbunyi pada bayi disertai dengan keluhan lain seperti diare, sembelit, bayi rewel terus-menerus, serta sakit perut, maka sebaiknya segera konsultasi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)ARTIKEL TERKAIT
Parenting
Cara Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir, Simak Angka Normal untuk Anak Laki-laki & Perempuan
Parenting
7 Cara Mengatasi Napas Bayi Berbunyi Grok-Grok, Kapan Perlu Diperiksa ke Dokter?
Parenting
10 Masalah Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir, Kejang hingga Diare
Parenting
Bolehkah Bayi 3 Bulan Minum Air Putih?
Parenting
6 Cara Merawat Gigi Bayi 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu
7 Foto
Parenting
7 Potret Ayah Artis Bantu Mandikan Bayi Baru Lahir hingga Ganti Popok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ Edwin Tan
9 Penyebab Bayi Sering Muntah, Ketahui Bedanya Muntah Normal & Abnormal
Kenali Beda Gumoh dan Muntah pada Bayi Beserta Penanganan yang Tepat
Kenapa Ibu Hamil Sering Cegukan? Simak Penjelasan di Baliknya