Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Jalan Jinjit, Apakah Tanda Penyakit Serius?

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 27 Nov 2025 23:30 WIB

anak berjalan jinjit
Ilustrasi anak berjalan jinjit/Foto: Getty Images/travelism
Daftar Isi
Jakarta -

Berjalan merupakan salah satu tahapan perkembangan yang akan dilalui setiap anak. Salah satu hal yang mungkin membuat khawatir orang tua adalah ketika anak jalan jinjit. Benarkah ini bisa menjadi tanda penyakit serius?

Dalam kasus tertentu, konsultasi ke dokter termasuk untuk mendeteksi kelainan dalam pola berjalan dapat membantu menentukan langkah penanganan dini yang efektif.

Dikutip dari laman Kemenkes RSO Soeharso, berjalan jinjit adalah kelainan gaya berjalan yang ditandai dengan absennya kontak antara tumit dan lantai yang normal (heel strike) oleh kedua kaki selama gaya berjalan.

"Kondisi ini didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kontak tumit dengan lantai selama fase awal dari siklus berjalan dan tidak adanya kontak kaki penuh dengan tanah selama sisa siklus berjalan," ungkap dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dr. Wahidah, Sp.KFR.

Dengan kata lain, kaki depan terlibat dalam sebagian besar kontak lantai sepanjang siklus gaya berjalan.

Seberapa umum anak jalan jinjit?

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, pada anak usia di bawah 2 tahun, berjalan jinjit merupakan hal yang umum karena mereka sedang belajar berjalan. Hal ini biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. 

Nanti seiring bertambahnya usia, anak biasanya akan mulai berjalan dengan pola dari tumit ke jari seperti biasanya. Namun apabila anak terus berjalan jinjit setelah usia 2 tahun, hal ini bisa menjadi tanda mungkin ada kondisi medis lain yang mendasarinya.

Tanda-tanda anak jalan jinjit

Tanda yang paling terlihat dari toe walking atau jalan jinjit adalah ketika anak berjalan dengan ujung jari dan bagian depan telapak kaki mereka. 

Selain itu, Bunda mungkin juga memperhatikan ada beberapa kondisi berikut pada anak yang berjalan jinjit:

  • Penurunan keseimbangan dan koordinasi
  • Sering jatuh
  • Kesulitan saat memakai sepatu
  • Kesulitan berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas rekreasi lainnya
  • Ada keluhan nyeri

Penyebab anak berjalan jinjit

Dalam banyak kasus, jalan jinjit yang terus-menerus bisa menjadi kondisi idiopatik. Artinya penyebab pastinya tidak diketahui.

Dikutip dari Mayo Clinic, secara umum sebenarnya jalan jinjit adalah kebiasaan yang berkembang ketika anak belajar berjalan. 

Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya, saat anak beradaptasi dengan cara berjalan secara umum. Dalam kasus yang jarang, jalan jinjit yang terus-menerus juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain seperti:

Achilles tendon yang pendek

Tendon ini menghubungkan otot kaki bagian bawah ke belakang tulang tumit. Jika terlalu pendek, tendon dapat membuat tumit jadi tidak bisa menyentuh tanah.

Cerebral palsy

Jalan jinjit dapat menjadi salah satu gejala cerebral palsy, yang merupakan sekelompok kondisi yang memengaruhi gerakan dan postur. 

Cerebral palsy disebabkan oleh kerusakan pada otak yang sedang berkembang, paling sering terjadi sebelum lahir.

Distrofi otot

Jalan jinjit juga kadang terjadi pada penyakit genetik ini, di mana serat otot mudah rusak dan melemah seiring waktu. 

Diagnosis ini mungkin lebih mungkin tegak jika anak awalnya berjalan normal, tapi justru kemudian jadi sering berjalan jinjit.

Autisme (autism spectrum disorder/ASD)

Selain itu, anak jalan jinjit kerap dikaitkan dengan autisme, yang memengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Jalan jinjit pada anak dengan autisme

Jalan jinjit lebih sering terjadi pada anak dengan autisme dibandingkan anak tanpa ASD. Satu studi besar menemukan bahwa 9 persen anak dalam spektrum autisme berjalan jinjit. 

Studi yang sama menemukan bahwa kurang dari 0,5 persen anak tanpa diagnosis autisme berjalan jinjit. Kebiasaan ini diduga kuat muncul karena masalah sensori, di mana banyak anak dengan autisme memiliki sistem vestibular yang disfungsional.

Sistem vestibular ini bertanggung jawab memberikan umpan balik kepada otak tentang gerakan, posisi, dan orientasi ruang. Masalah pada sistem vestibular inilah yang mungkin memicu anak jalan jinjit. 

Pemeriksaan dan diagnosis jalan jinjit pada anak

Dokter dapat bertanya tentang riwayat medis anak, melakukan pemeriksaan fisik, serta mengamati cara anak berjalan. Mereka juga akan melihat apakah ada masalah pada kaki atau tungkai anak, memeriksa apakah ada keterbatasan dalam jangkauan gerak anak.

Jika perlu, untuk memeriksa apakah anak memiliki masalah pada sistem sarafnya, dokter mungkin akan melakukan tes neurologis seperti:

  • Memeriksa refleks anak
  • Mengukur kemampuan anak merasakan sensasi pada lengan atau kaki mereka
  • Menguji kekuatan otot anak

Kapan jalan jinjit pada anak perlu diwaspadai?

Berjalan jinjit umumnya terlihat selama perkembangan pada anak-anak yang pertama kali belajar berjalan. Waspadai dan segera evaluasi lebih lanjut jika ada kondisi-kondisi berikut:

  • Terus terjadi setelah usia anak di atas 2 tahun
  • Sebelumnya anak mampu berjalan normal, namun seiring waktu berubah menjadi berjalan jinjit
  • Ada gejala-gejala lain yang menyertai, seperti gangguan neurologis, motorik, dan perkembangan lainnya.

Itulah ulasan tentang kebiasaan anak jalan jinjit. Pastikan untuk tidak menunda konsultasi ke dokter jika anak mengalaminya, disertai dengan kondisi berat lain.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda