Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ini Pertanyaan Sederhana yang Paling Berharga untuk Anak Menurut Psikolog

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Sabtu, 15 Nov 2025 17:20 WIB

Anak Bertanya soal Demo, Ini Cara Jawabnya Sesuai Usia Menurut Psikolog
Ilustrasi Pertanyaan Sederhana yang Paling Berharga untuk Anak Menurut Psikolog/Foto: Getty Images/eggeeggjiew
Jakarta -

Anak-anak terkadang datang kepada orang tuanya dengan berbagai keluhan, misalnya saja soal tugas sekolah yang menumpuk hingga drama di pertemanannya. Saat itu, Bunda mungkin merasa tergoda ingin segera menyelesaikan masalahnya.

Menurut seorang psikolog klinis sekaligus penulis buku The Emotional Lives of Teenagers, Lisa Damour, anak-anak kerap kali justru membutuhkan kehadiran Bunda untuk didengarkan.

Nah, dalam hal ini, ada satu cara yang bisa membangun komunikasi Bunda dengan Si Kecil, yakni dengan pertanyaan yang sederhana. Pertanyaan ini dapat membuka ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan orang tuanya.

Dengan bertanya, Bunda memberi kesempatan mereka untuk berbagi tentang apa yang mereka rasakan. Hal inilah yang membuat Si Kecil belajar mengenali emosinya sendiri dengan lebih baik.

Lantas, pertanyaan seperti apa yang dianggap paling berharga untuk anak menurut psikolog?

Pertanyaan sederhana yang paling berharga untuk anak menurut psikolog

Terdapat pertanyaan yang ternyata sangat berharga dalam pengasuhan anak. Menurut psikolog Lisa Damour, pertanyaan seperti, "Kamu butuh bantuan dari Bunda atau kamu hanya butuh curahan hati saja?" sangat penting untuk membangun komunikasi Bunda dengan Si Kecil.

"Pertanyaan paling berharga dalam pengasuhan anak adalah: 'Kamu mau bantuanku atau kamu hanya butuh curahan hati?' Kamu tidak bisa mengasuh anak tanpanya," ujarnya. 

Mengapa demikian? Karena, pertanyaan ini memberikan tanda kepada anak kalau Bunda itu selalu ada untuk mereka dan siap untuk mendengarkan. Dengan tidak langsung turun tangan menyelesaikan masalah anak, Bunda sekaligus menunjukkan rasa percaya kepada mereka.

Nantinya, anak akan belajar untuk menghadapi setiap tantangan dan mencari solusinya sendiri, Bunda.

"Pada saat yang sama, dengan tidak memaksa untuk turun tangan dan memperbaiki semua masalah anak, Bunda juga memberi sinyal bahwa Anda memercayai mereka untuk menyelesaikannya sendiri," tambah Lisa Damour.

Cara mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak

Kalau Bunda punya anak yang sudah remaja, mungkin mereka jarang meminta bantuan atau berbagi tentang masalahnya. Hal ini wajar terjadi ya karena mereka mungkin mulai ingin mandiri dan mencari dunianya sendiri.

Nah, untuk mencari solusinya, Bunda bisa menciptakan suasana yang aman dan tunjukkan kasih sayang kepada mereka. Alih-alih langsung memberikan solusi, lebih baik Bunda utamakan empati saat anak sedang berbagi perasaannya.

Bunda bisa menggunakan kalimat seperti, "Tentu saja kamu sedang kesal" atau "Apa yang mau kamu ceritakan kedengarannya menyakitkan," serta "Bunda turut prihatin kamu merasa seperti itu".

"Sering kali, mendengarkan dengan saksama apa yang dibagikan remaja lalu menanggapi dengan, 'Tentu saja kamu kesal,' atau 'Apa yang kamu ceritakan kedengarannya menyakitkan,' atau 'Aku turut prihatin kamu merasa seperti itu,' akan memberikan semua yang diinginkan dan dibutuhkan remaja," ujar psikolog Lisa Damour.

Pendekatan inilah yang membuat anak merasa dipahami dan dihargai oleh orang tuanya. Lewat cara ini, Bunda bisa membangun komunikasi yang lebih kuat kepada Si Kecil.

Itulah pertanyaan sederhana yang paling berharga untuk anak yang bisa Bunda ucapkan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda