Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ternyata Setengah Ayah Bekerja Malu Mengajukan Cuti untuk Anak, Kok Bisa?

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 30 Oct 2025 21:00 WIB

Ternyata Setengah Ayah Bekerja Malu Mengajukan Cuti untuk Anak, Kok Bisa?
Ilustrasi Ayah dan Si Kecil?/Foto: Getty Images/Waranya Suriyan
Jakarta -

Di balik sibuknya bekerja, banyak Ayah yang sebenarnya ingin lebih dekat dengan anaknya. Sayangnya, rasa sungkan sering kali membuat mereka menunda untuk mengambil cuti.

Dikutip dari The Sun, sebuah studi terhadap 5.000 Ayah yang bekerja memperlihatkan fakta menarik. Sebanyak 74 persen ingin menerapkan pola asuh yang setara dengan pasangan, tapi tetap merasa canggung saat meminta cuti.

Beberapa Ayah bahkan sering mendapat pertanyaan seperti, "di mana istrimu?" atau "kenapa enggak cari bantuan lain saja?" ketika mengajukan waktu untuk mengasuh anak. Situasi ini yang kerap bikin mereka ragu untuk mengambil langkah itu.

Melihat dari hasil studi, sekitar dua pertiga Ayah percaya mereka sebenarnya bisa mendapatkan izin cuti kerja jika benar-benar dibutuhkan. Namun, biasanya hal itu tidak diberikan secara sukarela dan harus lewat proses yang panjang.

Kondisi seperti ini masih menjadi tantangan bagi para Ayah, terlebih lagi harus berhadapan dengan dunia kerja. Padahal, keterlibatan Ayah sangat berarti bagi perkembangan anak.

Hambatan lain yang dihadapi Ayah dalam pengasuhan

Berdasarkan hasil studi, selain pertanyaan yang sering muncul, Ayah juga menghadapi hambatan lain di tempat kerja. Sekitar 24 persen merasa tidak enak meminta rekan kerja mengerjakan tugas mereka, sementara 22 persen lain merasa khawatir atasannya akan memandang rendah.

Bagi 20 persen Ayah, masih ada pandangan bahwa pasangan mereka yang seharusnya menangani seluruh urusan pengasuhan anak. Situasi ini pun kerap jadi bukti bahwa ternyata kesetaraan dalam pengasuhan tidak selalu mudah untuk diterapkan.

CEO Working Families, Jane van Zyl mengatakan meski semakin banyak Ayah yang menyuarakan hak dan keinginan mereka sebagai orang tua yang bekerja, masih banyak juga hal yang perlu dipelajari untuk mencapai tujuan itu.

"Meskipun para Ayah semakin banyak bersuara tentang apa yang mereka inginkan dan pantas dapatkan sebagai orang tua yang bekerja, kita masih perlu banyak belajar untuk mencapai tujuan kita," tutur Jane.

Ayah kehilangan momen penting anak karena kurangnya dukungan di tempat kerja

Kurangnya dukungan di tempat kerja ternyata sangat berdampak pada hubungan Ayah dengan keluarga. Menilik dari hasil studi, sekitar 25 persen Ayah harus kehilangan momen penting dalam kehidupan anak mereka.

Akibatnya, 17 persen Ayah mempertimbangkan ganti pekerjaan supaya bisa bekerja di tempat yang lebih mendukung soal pengasuhan. Selain itu, percakapan terbuka soal peran Ayah di tempat kerja juga penting.

Seorang pendiri Parenting Out Loud, Elliott Rae mengatakan bahwa tak sedikit Ayah yang ingin ikut mengasuh anak. Namun, pekerjaan sering kali membuat mereka merasa terbebani, sehingga keluarga pun juga ikut merasakan stresnya.

"Para Ayah ingin mengasuh anak, tetapi terlalu sering tempat kerja membuat mereka merasa dihukum karena mencoba berbagi beban, dan keluarga akhirnya menanggung akibatnya, dengan stres, hubungan tegang, dan kesehatan yang terganggu," ujar Rae.

"Kesetaraan bukan hanya soal kebijakan, tapi memberi kedua orang tua ruang untuk mendampingi anak tanpa rasa takut atau malu," sambungnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda