Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Berhenti Ucap "Bunda Pernah Mengalaminya Kok" Ini Kalimat Pengganti untuk Tunjukkan Empati ke Anak

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Rabu, 08 Oct 2025 09:10 WIB

Berhenti Ucap “Bunda Pernah Mengalaminya Kok” Ini Kalimat Pengganti untuk Tunjukkan Empati ke Anak
Ilustrasi Kalimat Pengganti untuk Tunjukkan Empati ke Anak/Foto: Getty Images/miya227
Daftar Isi
Jakarta -

Terkadang tanpa sadar, Bunda mungkin ingin menenangkan anak dengan berkata, "Bunda pernah mengalaminya kok". Kalimat itu memang terdengar hangat, tapi ternyata bisa membuat Si Kecil merasa tidak benar-benar dipahami.

Dalam banyak situasi, terutama ketika anak sedang sedih atau kesal, mereka tidak selalu membutuhkan cerita pembandingnya. Mereka hanya ingin didengar tanpa diinterupsi oleh pengalaman orang lain, termasuk dari Bunda sendiri.

Mungkin niat Bunda baik, ingin menunjukkan bahwa anak tidak sendirian menghadapi kesulitannya. Namun, empati sejatinya bukan tentang siapa yang lebih dulu mengalami hal serupa, melainkan tentang bagaimana Bunda hadir sepenuhnya untuk mendengarkan perasaan anak.

"Pendekatan 'Aku juga pernah mengalaminya' justru mengalihkan fokus dari mereka ke diri kita sendiri. Padahal, empati sejatinya bukan tentang membandingkan cerita yang serupa, melainkan tentang mendengarkan dengan sepenuh hati," kata seorang penulis buku Deep Listening: Transform Your Relationships with Family, Friends and Foes, Emily Kasriel, dikutip dari CNBC Make It.

Dengan mendengarkannya secara tulus, Si Kecil akan merasa aman untuk terbuka. Anak pun belajar, bahwa emosinya dapat diterima dan tidak perlu disembunyikan.

Kalimat pengganti "Bunda pernah mengalaminya kok" ke anak

Daripada mengatakan "Bunda pernah mengalaminya kok", Bunda bisa menggunakan kalimat lain yang lebih menunjukkan empati pada Si Kecil.

Misalnya, ucapan sederhana seperti "ceritakan lebih banyak" bisa membuat anak merasa didengar dan dihargai, tanpa merasa dibandingkan dengan pengalaman orang tua.

"Pendengar yang efektif adalah mereka yang penuh rasa ingin tahu dan mau mengakui ketika tidak mengerti sesuatu," ungkap Emily Kasriel.

Berbeda dengan pertanyaan yang cenderung mengarahkan percakapan ke minat kita sendiri, kalimat "ceritakan lebih banyak" bisa memberi kesempatan kepada Si Kecil menentukan apa yang penting bagi dirinya.

Bahkan, tak jarang Si Kecil justru menyadari hal-hal baru tentang perasaannya sendiri saat ia mulai bercerita.

"Pertanyaan sederhana ini bisa membuka banyak hal, karena sikap terbukamu mendorong mereka untuk berbagi dengan lebih jujur. Akhirnya, ini menciptakan percakapan yang lebih dalam dan bermakna," tambahnya.

Cara menunjukkan empati kepada anak

Setelah mengetahui kalimat pengganti yang tepat, Bunda juga bisa menerapkan beberapa cara untuk menunjukkan empati kepada anak. Berikut penjelasan lengkapnya seperti dikutip dari CNBC Make It:

1. Fokus dan hadir sepenuhnya

Langkah pertama, Bunda bisa mulai dengan menyingkirkan semua gangguan di sekitar. Matikan ponsel dan jauhkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian Bunda dari Si Kecil.

Tunjukkan lewat gerakan tubuh bahwa Bunda benar-benar fokus mendengarkan. Bahasa tubuh yang Bunda berikan akan membuat Si Kecil merasa aman untuk bercerita.

Empati bukan hanya soal kata-kata saja Bunda, tapi juga sikap dan cara Bunda menampilkan diri. Perhatikan apakah tubuh Bunda merasa tegang atau rileks, tertutup atau terbuka, supaya Si Kecil merasa nyaman.

Cara Bunda bernapas, menggerakkan bahu, dan tangan bisa membuat Si Kecil lebih tenang. Dengan begitu, mereka akan tahu bahwa Bunda hadir sepenuhnya.

2. Ulangi kata penting yang mereka pakai

Ketika Si Kecil bercerita, dengarkan kata-kata yang mereka pilih dengan seksama. Misalnya, jika ia bilang sesuatu "sangat mengerikan," ulangi kata itu supaya perasaan mereka terdengar jelas.

Dengan ini, Si Kecil akan mendapat kesempatan memahami emosinya sendiri. Hal ini juga membantu mereka menyadari apa yang membuat pengalaman itu berat bagi mereka.

3. Diam sejenak

Bunda tidak selalu harus langsung merespons ketika Si Kecil bercerita. Terkadang, diam sejenak justru membuat mereka merasa lebih diterima dan didengar.

Keheningan memberikan pesan bahwa Bunda tidak memaksakan arah percakapan. Dengan memberinya ruang, Si Kecil bisa menentukan ritme untuk bercerita sendiri.

Bahkan jeda singkat 3-10 detik saja bisa membuat anak lebih rileks dan menenangkan detak jantung mereka lho, Bunda. Ruang ini juga memberi waktu bagi Si Kecil untuk berpikir dan merenungkan perasaannya.

Dalam keheningan itu, kepercayaan dan pemahaman akan tumbuh perlahan. Percakapan pun menjadi lebih dalam dan bermakna antara Bunda dan anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda