Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Terbukti pada 200 Anak, Ini 9 Kebiasaan Orang Tua yang Bikin Anak Memiliki Keterampilan Sosial Hebat

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 28 Sep 2025 17:10 WIB

Terbukti pada 200 Anak, Ini 9 Kebiasaan Orang Tua yang Bikin Anak Memiliki Keterampilan Sosial Heb
Ilustrasi Kebiasaan Orang Tua yang Bikin Anak Memiliki Keterampilan Sosial Hebat/Foto: Getty Images/iStockphoto/itakayuki
Daftar Isi
Jakarta -

Tahukah bahwa kemampuan Si Kecil untuk berinteraksi sebenarnya sudah mulai terbentuk sejak usia sangat dini, bahkan sebelum ia bisa menyusun kata-kata panjangnya?

Setiap interaksi, sekecil apa pun itu, membentuk cara mereka dalam berkomunikasi. Lingkungan yang aman secara emosional menjadi fondasi utama dalam perkembangan sosial mereka.

Anak-anak akan meniru perilaku orang tua lebih dari yang terlihat, Bunda. Perhatian dan empati yang ditunjukkan orang tua akan memandu mereka dalam membangun hubungan yang sehat.

Dikutip dari CNBC Make It, seorang pakar parenting, Reem Raouda menyebut bahwa anak-anak yang menyaksikan langsung keterampilan sosial dari orang tua mereka cenderung lebih percaya diri dan lebih peka terhadap perasaan orang lain.

Oleh karena itu, ada beberapa kebiasaan yang perlu orang tua terapkan agar Si Kecil bisa memiliki keterampilan sosial yang hebat sejak dini.

Kebiasaan orang tua bikin anak memiliki keterampilan sosial hebat

Berikut ini kebiasaan yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang hebat, dikutip dari CNBC Make It:

1. Membicarakan perasaan secara terbuka

Anak-anak mulai mengenal kosakata emosionalnya saat Bunda memberi nama dan menormalisasi perasaan mereka. Contohnya, Bunda bisa berkata pada anak, "Aku kecewa kita tidak bisa pergi hari ini, tapi aku akan tarik napas dalam-dalam dan mencoba lagi besok".

Dengan mengatakan ini, Bunda mencontohkan cara mengatur emosi secara langsung pada anak. Cara ini membuat mereka untuk belajar mengelola perasaannya dengan lebih percaya diri.

2. Mencontohkan empati dalam kehidupan sehari-hari

Anak-anak cenderung meniru cara Bunda memperlakukan orang lain, mulai dari anggota keluarga hingga tetangga. Tindakan kecil sehari-hari bisa menjadi contoh yang selalu mereka ingat sepanjang hidupnya. 

3. Mendorong rasa percaya diri pada anak

Kepercayaan diri tumbuh ketika anak dicintai apa adanya dan diberi kesempatan untuk mencoba, bahkan saat ia gagal. Memberikan mereka kesempatan seperti menuang susu sendiri atau ikut tim olahraga, Bunda bisa berkata, "Aku percaya padamu, aku yakin kamu bisa melakukannya".

Dorongan seperti, "Aku suka bagaimana kamu terus mencoba" membuat anak merasa mampu dan percaya diri tanpa harus sempurna, Bunda.

4. Mengajarkan cara memperbaiki kesalahan setelah konflik

Setiap hubungan pasti ada konflik, tapi yang penting adalah saat anak belajar memperbaiki keadaannya. Dalam kondisi ini, Bunda bisa berkata, "Kamu menyakiti perasaan saudaramu. Mari pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya".

Anak yang belajar memperbaiki hubungan sejak dini akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu menjaga ikatan baik dengan orang lain. Mereka belajar bahwa kesalahan bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat kedekatan.

5. Mengecek dan mengakui perasaan anak

Saat anak berkata, "Temanku tidak mau bermain denganku" beberapa orang tua mungkin saja mengabaikannya. Namun, jika Bunda berkata, "Kedengarannya sulit. Mau ceritakan lebih banyak?", anak akan belajar bahwa perasaannya didengar dan benar-benar dihargai.

6. Membantu anak mengenali isyarat sosialnya

Anak-anak tidak selalu langsung menangkap situasi sosial di sekitarnya. Bunda bisa dengan lembut menunjuk, "Kamu perhatikan suaranya jadi pelan? Mungkin dia sedang merasa malu" supaya anak bisa belajar memahami tanda-tanda perasaan orang lain.

7. Tidak terburu-buru menyelesaikan konflik untuk anak

Ketika anak bertengkar, orang tua sering kali langsung ikut campur dalam permasalahan anak. Namun, anak justru belajar lebih banyak jika Bunda memberi mereka ruang, misalnya, Bunda bisa berkata, "Aku ada kalau kalian butuh bantuan, tapi aku yakin kalian bisa menyelesaikannya sendiri".

Melalui cara ini, anak akan berlatih memecahkan masalahnya sendiri. Mereka mulai percaya pada kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan konfliknya.

8. Melihat kesalahan sebagai kesempatan belajar

Ketika anak membuat kesalahan, respons Bunda bisa menjadi pelajaran yang berharga. Misalnya, Bunda bisa mengatakan, "Kamu menumpahkan jus. Mari ambil lap dan bersihkan".

Dengan kalimat ini, anak akan belajar melihat kesalahannya sebagai peluang untuk tumbuh. Hal ini membuat mereka lebih adaptif, tangguh, dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain.

9. Lebih banyak mendengar daripada menggurui

Anak-anak perlu melihat bagaimana cara mendengarkan dengan baik. Saat Bunda berhenti sejenak, menatap mata anak, dan memberi perhatian penuh, Bunda bisa berkata, "Ceritakan lebih banyak tentang itu". Dengan cara ini, anak belajar untuk bersabar dan menghargai perasaan orang lain.

Seiring berjalannya waktu, anak akan membawa kebiasaan ini ke pertemanan mereka. Mereka menjadi orang yang aman dan nyaman untuk diajak berbagi perasaan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda