Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Psikolog Ungkap 3 Kalimat yang Harus Diucapkan Orang Tua saat Anak Marah & Kecewa

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Senin, 29 Sep 2025 09:00 WIB

Psikolog Ungkap 3 Kalimat yang Harus Diucapkan Orang Tua saat Anak Marah & Kecewa
Ilustrasi Kalimat yang Harus Diucapkan Orang Tua saat Anak Marah & Kecewa/Foto: Getty Images/iStockphoto/PRImageFactory
Daftar Isi
Jakarta -

Marah sering kali dianggap sebagai emosi negatif, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Bagi anak, rasa marah bisa menjadi cara untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah dan butuh diperhatikan.

Dikutip dari laman CNBC Make It, seorang psikolog anak sekaligus pendiri MamaPsychologists, Caitlin Slavens, mengatakan emosi hanyalah pesan yang dikirimkan dari tubuh.

Menurutnya, kemarahan justru bisa menjadi sinyal bahwa anak bisa merasa tersakiti atau tidak diperlakukan dengan adil. Meski dilihatnya melelahkan, reaksi tersebut memang masuk akal jika Bunda melihat dari sudut pandang mereka.

Di sisi lain, anak sering kali belum memiliki cara yang tepat untuk mengungkapkan emosinya. Inilah mengapa dukungan dari Bunda sangat dibutuhkan agar mereka bisa belajar menyalurkan rasa marahnya dengan baik.

Dengan bimbingan yang tepat, rasa marah pun bisa berubah menjadi momen belajar tumbuh kembang emosional mereka.

Kalimat yang bisa orang tua ucapkan saat anak marah dan kecewa

Berikut ini ada tiga kalimat sederhana menurut psikolog Caitlin Slavens yang sebaiknya diucapkan orang tua:

1. "Aku melihat kamu sedang marah tentang hal ini sekarang, dan aku bisa mengerti alasannya"

Sebagai orang dewasa, Bunda bisa memahami bahwa kemarahan terkadang hanyalah masalah kecil yang sepele. Namun bagi anak, hal itu dapat terasa sangat besar, melelahkan, bahkan tampak begitu tidak adil.

Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk merasakan perasaan anak dengan mendengarnya dengan sungguh-sungguh. Bunda perlu menunjukkan bahwa emosi mereka diakui, bukan sekadar dianggap remeh.

Ketika anak merasa dimengerti sepenuhnya dan tahu bahwa orang tuanya ada di pihak mereka, proses mengatur emosinya akan menjadi lebih mudah. Mereka pun lebih tenang untuk belajar mengendalikan perasaan marahnya.

2. "Aku peduli dengan perasaanmu dan aku akan membantumu melewati ini. Apa yang bisa kita lakukan sekarang?"

Anak butuh diyakinkan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi emosinya, Bunda. Dengan begitu, mereka merasa bahwa orang tua adalah rekan satu tim yang siap membantu di saat-saat sulit.

Kalimat ini juga membuat anak melihat bahwa Bunda adalah pemimpin yang tenang sekaligus pendukung yang selalu ada. Sikap ini memberi rasa aman bagi anak saat menghadapi luapan emosi yang membingungkan.

Selain itu, orang tua bisa menawarkan cara konkret agar anak menyalurkan rasa marahnya. Ada yang merasa lebih baik saat melakukan berbagai kegiatan, seperti menggambar, atau sekadar mendapat pelukan penuh kasih sayang.

3. "Seberapa besar rasa marahmu sekarang?"

Pendekatan ini membantu anak untuk melihat emosinya dari luar diri mereka. Cara tersebut sangat membantu, terutama bagi anak yang sering kesulitan saat mengakui perasaan negatifnya.

Dengan belajar mengamati emosinya sendiri, anak bisa keluar sejenak dari perasaan yang sedang dialami. Hal ini akan memberi mereka kekuatan untuk mengendalikan intensitas marahnya.

Bunda juga perlu ingat, bahwa anak tidak akan bisa belajar mengelola emosinya jika tidak ada teladan dari orang tuanya. Saat orang tua mampu tetap tenang dalam kekacauan anak, itu menjadi pola berharga yang bisa mereka tiru hingga dewasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda