
parenting
Kebutuhan Zat Besi untuk Bayi dan Cara Memenuhinya, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Kamis, 18 Sep 2025 09:10 WIB

Daftar Isi
- Apa pentingnya zat besi untuk bayi?
- Berapa kebutuhan zat besi untuk bayi?
- Bagaimana cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk bayi?
- Dosis dan aturan pakai zat besi untuk anak bayi hingga dewasa
- Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat besi
- Cara mengonsumsi suplemen zat besi dengan benar
- Rekomendasi suplemen zat besi untuk bayi
- Makanan yang mengandung zat besi untuk bayi
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan bayi untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan otak, serta pembentukan sel darah merah. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk bayi?
Seperti diketahui, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang berdampak pada kurangnya pasokan oksigen ke organ dan otot.Â
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kekurangan zat besi juga berisiko dapat berdampak negatif ke kecerdasan, perilaku, dan kemampuan motorik anak.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memahami berapa kebutuhan zat besi harian anak dan cara memenuhinya, baik melalui makanan pendampingi ASI (MPASI) yang tepat atau suplemen bila perlu.
Apa pentingnya zat besi untuk bayi?
Menurut Canadian Paediatric Society, zat besi adalah mineral yang dibutuhkan bayi dan anak-anak untuk kesehatan dan perkembangan yang baik.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yaitu protein yang membawa oksigen ke seluruh sel di tubuh. Maka dari itu, tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.
Zat besi memberikan warna merah pada sel darah merah. Jika tubuh kekurangan zat besi, sel darah merah menjadi kurang baik. Mereka jadi tidak dapat membawa cukup oksigen ke organ dan otot tubuh, yang disebut sebagai anemia.Â
Dikutip dari laman resminya, Kemenkes RI juga menuturkan bahwa fungsi zat besi sangat penting bagi anak, salah satunya untuk perkembangan sistem saraf. Kekurangan zat besi sangat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan bayi.Â
Berapa kebutuhan zat besi untuk bayi?
Air susu ibu (ASI) hanya mengandung sedikit zat besi, tetapi zat besi yang dikandung dalam ASI mudah diserap oleh saluran cerna bayi. Oleh sebab itu, sebenarnya kebutuhan zat besi bayi dapat tercukupi sampai mereka berusia 4-6 bulan.Â
Kondisi tertentu, seperti bayi lahir prematur, berat lahir rendah, atau kembar, mungkin dapat menyebabkan bayi mengalami risiko kekurangan zat besi. Berikutnya saat bayi usia 6-12 bulan, proses pertumbuhannya semakin cepat, sehingga berisiko kekurangan zat besi.Â
Dengan kata lain, setelah usia 6 bulan maka ASI saja tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan zat besi bayi dan cadangan zat besi juga sudah berkurang. Si Kecil pun memerlukan asupan zat besi tambahan dari MPASI.Â
Berikut angka kebutuhan zat besi untuk bayi:
Bayi 0–6 bulan
Kebutuhannya sekitar 0,27 mg per hari. Ini biasanya sudah cukup didapat dari ASI. Namun untuk bayi yang lahir prematur atau dalam kondisi medis tertentu, mereka mungkin membutuhkan suplemen zat besi sesuai arahan dokter.
Bayi 6-12 bulan
Kebutuhan zat besi bayi usia 6-12 bulan adalah sekitar 11 mg per hari. Lalu berikutnya untuk anak berusia 1-3 tahun membutuhkan zat besi sekitar 7 mg per hari.
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk bayi?
Nah, untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi bayi, berikut beberapa tips yang dapat Bunda coba terapkan:Â
1. Berikan makanan tinggi zat besi minimal 2 kali per hari
Memenuhi kebutuhan zat besi yang paling baik adalah dengan memberikan anak makanan yang mengandung zat besi.
Kemenkes RI menyebut bahwa jenis makanan yang mengandung sumber zat besi paling tinggi adalah daging berwarna merah.Â
2. Berikan makanan tinggi vitamin C
Selain mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, pastikan juga Si Kecil diberikan asupan tinggi vitamin C. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh, Bunda.
Contoh asupan tinggi vitamin C misalnya seperti jeruk, stroberi, brokoli, dan paprika.
3. Hindari mengonsumsi susu atau teh pada saat makan utama
Kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi. Hal ini karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan zat besi.Â
Teh juga mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya susu diminum di luar waktu makan utama, demikian pula dengan teh.
4. MPASI fortifikasi bisa jadi alternatif
Langkah berikutnya untuk memastikan kecukupan zat besi adalah dengan MPASI yang telah difortifikasi.Â
MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi dapat menjadi alternatif asupan yang mengandung tinggi zat besi.
Dosis dan aturan pakai zat besi untuk anak bayi hingga dewasa
Sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP). Hal ini berlaku untuk kebutuhan harian zat besi, baik dari makanan maupun suplemen jika diperlukan:
Bayi 0-6 bulan
Kebutuhan zat besi untuk bayi di usia ini biasanya cukup dari ASI atau susu formula saja. Suplemen hanya diberikan pada bayi prematur atau berdasarkan anjuran dokter.
Bayi 7-12 bulan
Jika bayi memang dinyatakan kurang zat besi, dokter dapat meresepkan suplemen tetes zat besi. Berikan sesuai dosis dokter (umumnya 1–2 mg/kgBB/hari).
Anak-anak
Anak usia 1-3 tahun bisa memenuhi kebutuhan zat besi hariannya dari makanan seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sereal difortifikasi.Â
Suplemen hanya bila ada anemia atau risiko tinggi kekurangan zat besi. Pun demikian untuk anak usia 4 hingga 8 tahun, yang kebutuhan zat besinya sekitar 8 mg.
Anak remaja
Anak remaja laki-laki memiliki kebutuhan zat besi sekitar 11 mg karena sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat.Â
Sementara itu, anak remaja perempuan membutuhkan lebih banyak yaitu sekitar 15 mg, karena adanya masa menstruasi.
DewasaÂ
Dewasa laki-laki membutuhkan 9 mg yang bisa didapat dari makanan bergizi seimbang. Untuk dewasa perempuan, kebutuhannya lebih banyak yakni sekitar 18 mg.Â
Aturan pakai suplemen zat besi yang tepat di antaranya:
- Berikan saat perut kosong untuk penyerapan terbaik (30 menit sebelum makan).
- Hindari diberikan bersama susu, teh, atau kopi karena menghambat penyerapan.
- Kombinasikan dengan vitamin C untuk membantu mengoptimalkan penyerapan.
Ingat, jangan memberi suplemen zat besi tanpa anjuran dokter, terutama pada bayi dan anak. Sebab kelebihan asupan zat besi juga bisa berbahaya bagi kesehatan.Â
Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat besi
Menurut laman Info Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, AKG merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang.Â
Biasanya data dibedakan menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas tubuh, untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, AKG akan memenuhi kebutuhan sekitar 97-98 persen populasi sehat.
Laki-laki dan perempuan mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda, demikian pula bayi, anak-anak, orang dewasa juga mempunyai kebutuhan yang berbeda pula.Â
AKG zat besi berdasarkan kelompok umur (mg/hari):
- Bayi 0–5 bulan: 0,3 mg
- Bayi 6–11 bulan: 11 mg
- Anak 1–9 tahun: 7-10 mg
- Anak laki-laki 10–18 tahun: 8-11 mg
- Anak perempuan 10-18 tahun: 8-15 mg
- Dewasa laki-laki: 9 mg
- Dewasa perempuan: 18 mg
Cara mengonsumsi suplemen zat besi dengan benar
![]() |
Berikut panduan cara mengonsumsi suplemen zat besi yang benar agar penyerapannya optimal dalam tubuh:
1. Minum saat perut kosong
Waktu terbaik untuk mengonsumsi suplemen zat besi adalah 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Hal ini karena proses penyerapannya akan lebih baik jika perut dalam kondisi kosong.
2. Kombinasikan dengan vitamin C
Minum suplemen bersama air putih atau buah-buahan seperti jeruk atau jambu biji. Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi menjadi lebih maksimal.
3. Konsumsi suplemen sesuai dosis dokter
Pastikan anak tidak mengonsumsi suplemen melebihi dosis yang dianjurkan. Patuhi setiap anjuran yang diberikan oleh dokter, baik dosis maupun cara konsumsi suplemen.
Rekomendasi suplemen zat besi untuk bayi
Pada anak berusia kurang dari 2 tahun, anemia defisiensi besi rentan membuat mereka lebih lambat dalam merespons dan sulit mengendalikan diri.Â
Untuk meminimalkan risiko tersebut, berikut beberapa rekomendasi suplemen zat besi untuk bayi dan anak-anak:Â
1. Ferriz Drops
Ferriz Drops tersedia dalam kemasan tetes atau drops, yang bebas pewarna, pengawet, dan pemanis buatan. Merek ini pun termasuk aman untuk dikonsumsi anak-anak sesuai kebutuhan, Bunda.
Suplemen ini membantu memenuhi kebutuhan zat besi (Fe), terutama untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi zat besi.
Harga: sekitar Rp48 ribu/botol 15 ml.
2. Sangobion Baby
Sangobion Baby adalah suplementasi zat besi dan asam folat pada masa pertumbuhan bayi. Produk ini memiliki rasa yang disukai bayi dan minim bau besi (memiliki Iron Polymaltose complex dengan rasa buah-buahan).Â
Suplemen ini diklaim mudah diserap tubuh dengan baik, sehingga tidak menyebabkan gigi kuning dan minim interaksi dengan makanan atau obat lainnya.Â
Harga: sekitar Rp67 ribu/botol 30 ml.
3. Tonikum Bayer
Tonikum Bayer dapat membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, terutama dalam pembentukan sel darah merah. Suplemen ini juga mengandung zat besi, zinc, mangan, kalsium, dan berbagai macam vitamin.
Harga: sekitar Rp38 ribu/botol 330 ml.
4. Maltofer Drops
Maltofer Drops merupakan suplemen dengan kandungan zat besi yang dikemas dalam sediaan drop, diindikasikan untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada anak-anak.
Harga: sekitar Rp80 ribu/botol 30 ml.
5. Ferro-K Drops
Ferro-K Drops dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian anak. Dalam 1 ml Ferro-K Drops, tersedia kandungan zat besi sebanyak 15 mg.Â
Harga: sekitar Rp40 ribu/botol 15 ml.
Makanan yang mengandung zat besi untuk bayi
Dikutip dari Solid Starts, berikan berbagai variasi menu makanan agar anak lebih lahap makan. Biarkan bayi mengeksplorasi dengan tekstur makanan yang kaya zat besi, supaya proses makan pun lebih nyaman dan menyenangkan.Â
Berikut beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi untuk Si Kecil:
1. Daging sapi
Daging merah seperti daging sapi adalah salah satu sumber zat besi heme terbaik untuk anak.
Bergantung dari tekstur makanan yang sudah mampu dikonsumsi oleh bayi, Bunda bisa menyajikan berbagai variasi menu daging sapi. Misalnya dicincang halus, dibuat menjadi sop, atau disuwir.Â
2. Daging ayam
Daging ayam, terutama bagian paha, juga baik dikonsumsi sebagai menu tinggi zat besi. Masak hingga empuk, lalu suwir atau potong kecil agar lebih mudah dimakan bayi.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber nabati yang kaya zat besi dan mudah diolah. Sajikan dengan cara dilumatkan atau sebagai bagian dari sup.Â
Padukan dengan makanan kaya vitamin C (seperti tomat), untuk meningkatkan proses penyerapannya.
4. Telur
Telur juga mengandung banyak zat besi yang baik untuk bayi. Selain mudah didapat, telur juga mudah diolah menjadi berbagai menu masakan dan harganya lebih terjangkau.Â
5. Sereal terfortifikasi
Sereal bayi yang sudah terfortifikasi umumnya diperkaya dengan zat besi, sehingga menjadi pilihan yang cukup baik untuk bantu penuhi kebutuhan hariannya.Â
6. Tahu dan tempe
Tahu dan tempe juga menjadi salah satu sumber zat besi nabati yang sangat baik untuk bayi. Teksturnya lembut dan mudah dikunyah, sehingga banyak disukai oleh bayi dan anak-anak.Â
7. Bayam
Sayuran berdaun hijau seperti bayam kaya akan zat besi non-heme. Untuk tambahan gizi, campurkan bayam ke dalam puree, masukkan ke telur orak-arik, atau campurkan ke adonan muffin ya, Bunda.
8. IkanÂ
Ikan mengandung sedikit zat besi dan nutrisi penting lain seperti asam lemak omega-3 yang baik untuk perkembangan otak. Sajikan dengan cara dilumatkan atau dihaluskan menjadi potongan kecil agar mudah dimakan bayi.
9. Bit
Olah bit dengan cara dikukus, lalu dapat dibuat menjadi puree dan dicampur dengan MPASI. Namun, pengolahan buat bit untuk bayi perlu diperhatikan agar rasanya disukai Si Kecil.
10. Brokoli
Tak hanya zat besi, brokoli juga tinggi akan vitamin C yang dapat membantu mendukung penyerapan zat besi di tubuh bayi.Â
Salah satu cara terbaik untuk mengolah brokoli adalah dikukus. Bunda juga bisa mencampurnya dalam rebusan sayur sop atau menu MPASI lainnya.Â
Itulah ulasan tentang kebutuhan zat besi untuk bayi dan cara memenuhinya. Diskusikan dengan dokter jika Bunda merasa kebutuhan harian zat besi Si Kecil masih belum tercukupi ya, jika perlu dokter akan meresepkan suplemen.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi Menurut Dokter Anak

Parenting
7 Makanan dengan Kandungan Zat Besi Terbaik untuk Si Kecil

Parenting
Jadi Unggulan MPASI Ternyata Bayam Enggak Tinggi Zat Besi, Ada Kesalahan Nih Bun

Parenting
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini

Parenting
Penyebab Bayi Rentan Kekurangan Zat Besi dan Waspadai Gejalanya


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda