Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hernia Inguinalis pada Bayi: Kenali Penyebab, Tanda, Cara Mencegah, dan Mengatasinya

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 14 Sep 2025 19:00 WIB

Hernia Inguinalis pada Bayi: Kenali Penyebab, Tanda, Cara Mencegah, dan Mengatasinya
Ilustrasi Hernia Inguinalis pada Bayi/Foto: Getty Images/GOLFX
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda, pernah tidak melihat benjolan kecil di selangkangan atau sekitar perut Si Kecil? Tanda ini bisa menjadi tanda hernia inguinalis yang perlu Bunda perhatikan.

Benjolan ini bisa muncul secara tiba-tiba pada bayi. Banyak orang tua baru yang merasa cemas ketika melihatnya, meski umumnya kondisi ini bisa ditangani.

Sering kali, benjolan itu muncul saat bayi menangis, lalu menghilang saat bayi merasa rileks. Dengan muncul dan hilangnya benjolan ini bisa menjadi petunjuk Bunda untuk mengenali kondisi tertentu pada bayi.

Dilansir  dari laman healthychildren, sekitar 3 hingga 5 persen bayi sehat yang lahir cukup bulan mengalami hernia inguinal. Pada bayi prematur, angkanya jauh lebih tinggi, bahkan bisa mencapai 30 persen.

Jika hernia inguinal tidak segera ditangani, kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengenali tanda-tandanya dan memahami langkah-langkah yang mungkin diperlukan.

Lalu, sebenarnya apa itu hernia inguinal pada bayi? Apakah kondisi ini berbahaya bagi kesehatan Si Kecil?

Mengenal apa itu penyakit hernia inguinalis pada bayi?

Hernia inguinal pada bayi adalah kondisi ketika terdapat benjolan di selangkangan. "Inguinalis" artinya selangkangan yaitu area antara perut dan paha bayi.

Melansir dari Cleveland Clinic, hernia inguinalis terjadi saat sebagian usus anak menonjol melalui celah di dinding perut lewat kanal inguinal. Bunda bisa melihat bahwa saluran ini membentang dari perut bayi ke alat kelaminnya.

Terkadang, saluran yang disebut dengan processus vaginalis ini tidak menutup sempurna, Bunda. Celah ini bisa membuat usus atau bahkan ovarium bayi perempuan tersangkut di saluran inguinal.

Perbedaan hernia inguinalis dan hernia umbilikalis pada bayi

Setelah mengenal apa itu hernia inguinalis pada Si Kecil, kini saatnya Bunda mengetahui perbedaan antara hernia inguinalis dan hernia umbilikalis. Namun sebelum itu, mari pahami dulu apa itu hernia umbilikalis.

Hernia umbilikalis adalah kondisi ketika jaringan atau organ menonjol melalui cincin umbilikalis yang melemah. Biasanya, benjolan ini terlihat lunak di sekitar pusar dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi.

Berikut perbedaan hernia ingunalis dan hernia umbilikalis, dikutip dari berbagai sumber:

  • Lokasi munculnya benjolan: Hernia umbilikalis muncul di sekitar pusar, sedangkan hernia inguinalis muncul di selangkangan atau skrotum.
  • Tekstur dan rasa sakit: Benjolan pada hernia umbilikalis biasanya lunak dan tidak menimbulkan rasa sakit, sedangkan hernia inguinalis lebih berisiko mengalami komplikasi.
  • Diagnosis: Diagnosis hernia umbilikalis sering cukup dilakukan melalui pemeriksaan fisik saja, sementara hernia inguinalis kadang memerlukan bantuan ultrasonografi untuk memastikan kondisi.
  • Kondisi saat bayi aktif: Hernia inguinalis lebih sering terlihat saat bayi menangis, batuk, atau mengejan dibanding hernia umbilikalis yang cenderung stabil.
  • Risiko komplikasi: Hernia inguinalis memiliki risiko inkarserasi atau tersangkut lebih tinggi dibanding hernia umbilikalis, sehingga membutuhkan perhatian medis lebih cepat.

Penyebab hernia inguinalis

Terdapat beberapa penyebab hernia inguinalis pada bayi yang penting Bunda ketahui untuk lebih waspada terhadap kondisi Si Kecil. Simak penjelasannya seperti dikutip dari Cleveland Clinic dan Pediatric Surgery International:

1. Saluran inguinalis pada bayi

Semua bayi lahir dengan saluran seperti terowongan yang membentang dari perut ke alat kelamin. Saluran ini bisa menjadi jalur bagi organ untuk menonjol jika tidak menutup sempurna.

2. Perkembangan testis pada bayi laki-laki

Saat janin laki-laki berkembang, testis terbentuk di dalam perut lalu turun melalui saluran inguinalis ke skrotum. Proses ini normal, tetapi terkadang saluran ini tidak menutup sepenuhnya, sehingga dapat menimbulkan risiko hernia.

3. Hernia inguinalis pada bayi perempuan

Hernia inguinalis jarang terjadi pada bayi perempuan, tetapi tetap mungkin terjadi. Anak perempuan juga memiliki saluran inguinal dan hernia bisa memuat bagian sistem reproduksi, seperti ovarium, sehingga Bunda harus tetap waspada.

Tanda hernia inguinalis pada bayi

Selain munculnya benjolan yang terlihat membesar saat bayi menangis atau mengejan, Bunda juga bisa memperhatikan beberapa tanda lain, dikutip dari Cleveland Clinic:

  • Bayi tampak tidak nyaman atau rewel, meski kondisinya membaik saat istirahat.
  • Terasa ada tekanan atau berat di area selangkangan.
  • Skrotum terlihat bengkak atau membesar.
  • Area benjolan terasa hangat atau panas.
  • Bayi menjadi lebih rewel dan sulit menyusu seperti biasanya.

Jika hernia terjebak atau tercekik, ini termasuk kondisi yang darurat. Segera cari bantuan jika Si Kecil menunjukkan gejala berikut ini:

  • Nyeri hebat atau rasa lembut saat disentuh di sekitar benjolan.
  • Kemerahan atau memar muncul di area benjolan.
  • Bayi kehilangan nafsu makan.
  • Demam yang muncul bersamaan dengan gejala lain.
  • Mual atau muntah yang tidak biasa.
  • Tinja mengandung darah atau berubah warna drastis.

Risiko hernia inguinalis

Risiko utama hernia inguinalis pada anak adalah komplikasi serius seperti terjepit (incarceration) atau tercekik (strangulasi). Kondisi ini bisa menghambat aliran darah ke sebagian usus yang dapat menyebabkan rasa sakit dan menurunnya nafsu makan pada bayi.

Hernia yang muncul di satu sisi selangkangan juga bisa meningkatkan kemungkinan terbentuknya hernia di sisi sebaliknya. Setelah operasi, sebagian besar anak biasanya sembuh dengan baik, tetapi Bunda perlu tetap waspada, karena benjolan bisa saja muncul kembali.

Cara mencegah hernia inguinalis pada bayi

Biasanya hernia pada anak muncul karena faktor keturunan atau bawaan genetik. Oleh karena itu, langkah pencegahan sejak dini penting dilakukan agar Si Kecil terhindar dari risiko penyakit ini. Berikut cara mencegah hernia inguinalis pada bayi seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Pilih makanan bergizi dan serat tinggi

Berikan Si Kecil menu harian yang sehat, kaya nutrisi, dan tinggi serat agar pencernaannya tetap lancar. Pola makan ini juga mencegah sembelit yang bisa memicu hernia.

Buah-buahan segar seperti pisang, apel, dan jeruk, serta sayur dan kacang-kacangan, sangat dianjurkan. Bunda bisa memadukan bahan-bahan ini menjadi camilan untuk Si Kecil.

2. Jaga berat badan ideal Si kecil

Bayi yang terlihat gemuk perlu juga diperhatikan berat badannya, Bunda. Karena dengan memastikan Si Kecil tetap berada di berat badan yang ideal bisa menurunkan risiko munculnya hernia.

Selain itu, juga bermanfaat bagi kesehatan jangka panjangnya. Bunda bisa memantau pola makannya supaya berat badan tetap seimbang dan sehat.

Jaga kesehatan Bunda agar tidak menderita penyakit hernia

Bunda, menjaga kesehatan diri sendiri juga penting karena faktor genetik dapat memengaruhi Si Kecil. Jika orang tua pernah menderita hernia, bayi memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami hal yang serupa.

Hindari mengangkat beban terlalu berat, lakukan olahraga ringan secara rutin, dan jauhi dari paparan asap rokok. Dengan cara ini, Bunda dapat menurunkan risiko penyakit hernia pada Si Kecil.

Cara mengatasi hernia inguinalis pada bayi

Hernia inguinal pada bayi biasanya harus diatasi dengan operasi, Bunda. Prosedurnya singkat, kurang dari satu jam, dan pemantauan setelahnya bisa dilakukan dengan rawat jalan. Berikut pengobatan yang biasa dilakukan seperti dikutip dari Cleveland Clinic:

1. Persiapan sebelum operasi

Si Kecil akan diberi anestesi supaya tertidur dan tidak merasakan sakit saat tindakan dilakukan. Hal ini membantu operasi berjalan lancar tanpa membuat bayi cemas atau kesakitan.

2. Proses operasi

Melalui sayatan kecil di selangkangan, isi hernia akan dikembalikan ke dalam perut dan saluran inguinalis ditutup kembali. Sayatan ini biasanya ditutup dengan pita medis kecil yang lembut di kulit Si Kecil.

3. Pemulihan setelah operasi

Sebagian besar bayi bisa pulang dalam beberapa jam setelah operasi, tapi untuk bayi prematur perlu menginap guna pemantauan lebih lanjut. Perawatan lanjutan di rumah tetap penting untuk memastikan penyembuhan optimal. 

4. Kontrol pasca operasi

Dokter biasanya menjadwalkan pemeriksaan 7-10 hari setelah operasi untuk mengecek luka dan memastikan Si Kecil pulih sepenuhnya. Hal ini untuk mendeteksi masalah lebih awal bila ada komplikasi.

5. Perawatan di rumah

Rasa nyeri ringan pascaoperasi normal dan biasanya berkurang dalam 1-2 minggu. Bayi bisa mandi dengan menggunakan spons setelah operasi, tetapi Bunda perlu hindari mandi di bak selama 2-3 hari.

6. Penanganan pita penutup luka

Pita penutup luka akan rontok dengan sendirinya, jadi jangan dicabut sendiri ya Bunda, karena bisa mengganggu penyembuhan Si Kecil. Bila pita tidak lepas, dokter akan menanganinya saat kontrol berikutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda