Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Terbukti pada 200 Anak, 6 Kalimat Sederhana agar Si Kecil Mau Mendengarkan Tanpa Dimarahi

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 04 Sep 2025 09:10 WIB

Terbukti pada 200 Anak, 6 Kalimat Sederhana agar Si Kecil Mau Mendengarkan Tanpa Dimarahi
Ilustrasi Bunda dan Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Stock photo and footage
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda pasti sering merasa frustrasi ketika Si Kecil tidak mendengarkan meski sudah diberi perintah berkali-kali. Situasi seperti ini kerap menimbulkan pertengkaran yang sebenarnya bisa dihindari.

Dilansir dari CNBC Make It, penelitian terhadap lebih dari 200 hubungan orang tua dan anak menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah mendengarkan ketika mereka merasa terhubung secara emosionalnya. Rasa aman ini muncul ketika mereka dihormati dan bebas mengekspresikan perasaannya.

Anak akan berkembang lebih baik jika mendapat hubungan yang hangat dan penuh kasih. Hal ini karena perhatian dari Bunda dapat membuat mereka lebih mudah untuk belajar bekerja sama.

Selain itu, dikutip dari laman What to Expect, anak-anak yang merasa didengar akan lebih cepat belajar menanggapi instruksi dengan cara yang sehat. Pendekatan ini tentu membuat komunikasi menjadi lebih lancar dan terasa menyenangkan.

Kalimat sederhana agar anak mau mendengarkan tanpa dimarahi

Bunda bisa mencoba strategi komunikasi yang lembut agar anak lebih mudah mendengarkan. Berikut kalimat yang bisa Bunda terapkan seperti dikutip dari CNBC Make It:

1. "Aku percaya padamu"

Saat anak merasa diragukan "Apakah kamu sengaja melakukan itu?", mereka akan membangun pertahanan dirinya. Perasaan ini membuat mereka beralih dari rasa terhubung menjadi mode proteksi.

Saat Si Kecil merasa dipercaya, rasa malunya berkurang dan ia merasa lebih aman. Kondisi ini membuatnya lebih mudah mendengarkan Bunda.

Contoh:

Si Kecil: "Aku tidak sengaja menumpahkan jus!"

Bunda: "Aku percaya padamu. Yuk kita bersihkan bersama."

2. "Kamu boleh merasakannya. Aku ada di sini"

Saat Si Kecil kewalahan, logika sulit diterima karena mereka berada dalam mode bertahan. Sistem sarafnya berada dalam kondisi fight-or-flight, dan mereka butuh bantuan untuk menenangkan diri.

Ungkapan ini memvalidasi perasaan Si Kecil dan memberi rasa aman. Dengan begitu, mereka bisa lebih mudah menenangkan diri dan kembali tenang.

Contoh:

Balita marah saat menara baloknya roboh. Alih-alih berkata, "Berhenti menangis, kamu berlebihan," Bunda bisa mengatakan: "Kamu boleh merasakannya. Aku ada di sini".

4. "Aku mendengarkan. Ceritakan apa yang terjadi"

Sebelum Si Kecil mau mendengar Bunda, mereka perlu merasa diperhatikan dengan penuh kesabaran. Memberikan perhatian terlebih dahulu sebelum menuntut kepatuhan membantu mengurangi rasa perlawanan.

Dengan merasa diperhatikan, Si Kecil akan lebih terbuka untuk memahami arahan dari Bunda. Hal ini membuat komunikasi menjadi lebih lancar dan suasana hati mereka lebih tenang.

Contoh:

Si Kecil: "Aku tidak akan bermain dengan kakakku lagi!"

Bunda: "Aku mendengarkan. Ceritakan apa yang terjadi."

Dengan cara ini, Bunda bisa memahami masalah yang lebih dalam di balik kemarahan dan membantu memperbaiki hubungan serta perilakunya.

5. "Aku mendengar kamu. Aku ada di pihakmu"

Ledakan emosi sering terjadi karena Si Kecil merasa tidak dimengerti atau berselisih dengan orang yang mereka butuhkan. Dengan kalimat ini, Si Kecil bisa mengubah Bunda dari sosok lawan menjadi teman.

Tak hanya itu, anak juga lebih mudah menerima arahan dan bekerja sama dengan Bunda. Cara ini tentu membuka jalan untuk menemukan solusi bersama tanpa pertengkaran.

Contoh:

Si Kecil: "PR ini menyebalkan! Aku tidak mau mengerjakannya."

Bunda: "Aku mendengar kamu. Aku ada di pihakmu. Mari kita cari cara agar ini lebih mudah."

6. "Aku mendukungmu, apapun yang terjadi"

Kesalahan bisa membuat Si Kecil merasa malu, Bunda. Dengan mendengar kalimat sederhana seperti ini, mereka mulai memahami, bahwa cinta dari Bunda tidak tergantung pada prestasi atau kesempurnaan.

Hal ini membantu anak lebih tenang dan percaya diri saat melakukan kesalahan. Mereka pun belajar menghadapi konsekuensi tanpa adanya rasa takut atau cemas.

Contoh:

Si Kecil mencoba memecahkan proyek teman sekelasnya dan menangis sambil memanggil Bunda.

Alih-alih menegur, Bunda bisa mengatakan: "Aku mendukungmu, apapun yang terjadi. Kita akan memperbaikinya bersama".

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda