Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kasus Pertama Bayi Meninggal karena Batuk Rejan, Turunnya Angka Vaksinasi Jadi Sorotan

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Senin, 01 Sep 2025 21:30 WIB

Kasus Pertama Bayi Meninggal karena Batuk Rejan
Ilustrasi Bayi/Foto: Getty Images/chaunpis
Daftar Isi
Jakarta -

Kabar duka mengguncang Inggris setelah seorang bayi dilaporkan meninggal akibat penyakit menular. Kejadian ini langsung jadi sorotan besar karena tercatat sebagai kasus kematian bayi pertama di tahun ini.

Tragedi tersebut memunculkan rasa cemas di kalangan masyarakat, Bunda. Terlebih lagi, angka vaksinasi pada anak-anak dan ibu hamil di Inggris terus mengalami penurunan drastis. 

Fakta terbaru menunjukkan cakupan vaksinasi kini menyentuh titik terendah dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Situasi ini membuat pakar kesehatan semakin khawatir akan meningkatnya ancaman penyebaran penyakit serius.

Dikutip dari The Guardian, peristiwa ini menjadi pengingat keras akan pentingnya imunisasi. Laporan tersebut menyebutkan bahwa menurunnya tingkat vaksinasi diyakini menjadi penyebab utama meningkatnya kerentanan masyarakat.

Kasus kematian bayi di Inggris picu sorotan serius

Batuk rejan dikenal sebagai penyakit yang bisa sangat berbahaya bagi bayi. Risiko terparahnya adalah sakit serius hingga menyebabkan kematian pada usia yang masih begitu muda, Bunda. 

Seorang bayi di Inggris yang diyakini belum genap berusia satu tahun menjadi korban terbaru. Bayi tersebut jatuh sakit dan meninggal antara Maret hingga Juni tahun ini, menurut laporan resmi dari UK Health Security Agency (UKHSA).

Tragedi ini bukanlah kasus tunggal yang berdiri sendiri. Sebelumnya, seorang anak juga dilaporkan meninggal akibat campak di rumah sakit anak Alder Hey, Liverpool, hanya sebulan lalu.

Lebih jauh lagi, Inggris sempat diguncang dengan kehilangan 11 anak akibat wabah batuk rejan tahun lalu. Peristiwa itu semakin menegaskan ancaman nyata penyakit menular yang kerap dianggap sepele.

"Dengan sangat sedih, dengan adanya kematian bayi lain pada kuartal kedua 2025, kita kembali diingatkan betapa seriusnya batuk rejan bagi bayi yang sangat muda. Doa dan belasungkawa kami bersama keluarga yang begitu tragis kehilangan bayinya," ujar wakil direktur UK Health Security Agency (UKHSA), dr. Gayatri Amirthalingam, dikutip dari The Guardian.

Pihak UKHSA juga menegaskan kembali pentingnya vaksinasi sebagai tameng utama melawan penyakit berbahaya ini. Mereka juga memperingatkan bahwa menurunnya tingkat imunisasi bisa membuka celah besar bagi munculnya tragedi baru di masa depan.

Cakupan vaksin anak di Inggris ternyata masih rendah

Data terbaru menunjukkan hanya 83,7 persen anak usia lima tahun yang telah mendapatkan dua dosis vaksin MMR. Angka ini masih jauh dari target yang diharapkan demi perlindungan optimal, Bunda.

Selain itu, vaksin empat-dalam-satu atau vaksin kombinasi (polio, batuk rejan, tetanus, difteri) ini baru mencapai 81,4 persen. Capaian ini menandakan masih ada celah perlindungan kesehatan anak di Inggris.

Minimnya cakupan vaksin bisa meningkatkan risiko merebaknya kembali penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, Bunda. Kondisi ini pun menjadi perhatian serius bagi lembaga kesehatan setempat.

Kabar baiknya, mulai tahun depan, National Health Service (NHS) akan memperkenalkan vaksin baru bernama MMRV. Vaksin ini merupakan gabungan dari MMR dengan vaksin cacar air.

Kombinasi vaksin tersebut dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih luas sejak bayi. Dengan begitu, anak tidak perlu menerima terlalu banyak suntikan terpisah.

Pentingnya vaksinasi ibu hamil untuk melindungi bayi

Tingkat vaksinasi pada ibu hamil sempat menunjukkan capaian membanggakan di tahun 2016. Saat itu, angkanya mencapai 76 persen dan menjadi titik tertinggi dalam satu dekade terakhir, Bunda.

Namun, situasi berubah pada Maret tahun lalu ketika angka tersebut anjlok menjadi hanya 59 persen. Penurunan ini memunculkan kekhawatiran besar di kalangan ahli kesehatan.

Setelah kasus kematian bayi akibat batuk rejan, kesadaran mulai meningkat kembali. Angka vaksinasi naik menjadi 73 persen, meski masih jauh dari capaian terbaik sebelumnya.

"Memastikan perempuan divaksinasi saat hamil belum pernah sepenting ini," ujar dr. Gayatri.

Ia menegaskan bahwa vaksinasi adalah cara terbaik untuk memberikan perlindungan dini pada bayi.

"Vaksinasi adalah perlindungan terbaik terhadap batuk rejan, dan sangat penting agar ibu hamil dan bayi mendapatkan vaksin di waktu yang tepat, idealnya antara 20 hingga 32 minggu. Ini akan menyalurkan perlindungan ke bayi dalam kandungan sehingga mereka terlindungi sejak lahir," ucapnya.

"Kami ingin memastikan setiap ibu hamil mendapat vaksin di waktu yang optimal dan memahami bahwa vaksin ini adalah cara terbaik melindungi bayi pada minggu-minggu pertama yang sangat krusial setelah kelahiran," sambung dr. Gayatri Amirthalingam.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda