Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dua Bayi Meninggal Dunia Diduga Akibat Sabun Cuci Terkontaminasi, Ini Gejalanya

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Jumat, 22 Aug 2025 14:50 WIB

Dua Bayi Meninggal Dunia Diduga Akibat Sabun Cuci Terkontaminasi
Ilustrasi Bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi
Jakarta -

Tragedi memilukan terjadi saat dua bayi prematur meninggal dunia hanya dalam beberapa jam di Rumah Sakit San Maurizio, Bolzano, Italia. Kejadian ini membuat pihak rumah sakit dan keluarga berduka serta menimbulkan pertanyaan besar mengenai penyebab kematian tersebut.

Dilansir dari laman CNN World, kedua bayi ini lahir tiga minggu lalu dengan kondisi prematur, satu pada usia kehamilan 23 minggu dan satunya lagi 27 minggu. Berat badan mereka saat lahir sangat rendah, hanya sekitar 700 gram masing-masing.

Pihak berwenang segera membuka penyelidikan kriminal setelah insiden ini terjadi pada malam antara 12 dan 13 Agustus. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penyebab kematian dan mencegah kasus serupa terjadi kembali.

Rumah sakit juga mengambil tindakan cepat dengan meninjau seluruh prosedur yang digunakan. Upaya ini guna menahan sementara penerimaan bayi prematur berisiko tinggi demi keselamatan pasien lain.

Situasi ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak terkait kesehatan bayi prematur. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung untuk memastikan tidak ada faktor lain yang membahayakan para pasien kecil ini.

Dugaan sabun cuci terkontaminasi jadi pemicu infeksi pada bayi

Bakteri Serratia marcescens diduga menjadi penyebab infeksi pada kedua bayi prematur yang meninggal dunia di Rumah Sakit San Maurizio, Bolzano. Bakteri iini dikaitkan dengan sabun pencuci piring yang digunakan di rumah sakit tersebut.

Menurut Direktur Medis Otoritas Kesehatan di Tyrol Selatan, Josef Widmann, semua sabun pencuci piring industri yang digunakan oleh sistem rumah sakit Bolzano telah ditarik kembali.

"Selain masalah serius akibat prematuritas ekstrem mereka, kedua anak didiagnosis mengalami infeksi oleh Serratia marcescens, bakteri yang tersebar luas di lingkungan, terdapat di air, tanah, tanaman, hewan, dan manusia, antara lain," kata Widmann, dikutip dari CNN World.

Widmann menjelaskan bakteri ini umumnya tidak berbahaya bagi orang sehat. Namun, bagi bayi prematur, infeksi seperti ini bisa sangat berisiko.

"Bakteri ini umumnya tidak berbahaya bagi individu sehat, tetapi bagi bayi yang sangat prematur, infeksi ini berpotensi mematikan," sambungnya.

Direktur Medis Rumah Sakit San Maurizio di Bolzano, Italia, dr. Monika Zaebisch menjelaskan bahwa rumah sakit sementara tidak menerima bayi prematur yang dapat berisiko tinggi. Sepuluh bayi lainnya akhirnya dipindahkan ke bangsal lain supaya tidak terkena bahan yang terkontaminasi.

"Di rumah sakit Bolzano, kami telah menerapkan semua langkah pencegahan untuk mencegah penularan kuman," kata Zaebisch.

"Staf bangsal mematuhi langkah-langkah higienis dengan ketat. Sayangnya, dua kasus ini tidak dapat dicegah. Pada 12 Agustus, kami memutuskan untuk tidak menerima kelahiran berisiko tinggi lagi. Kami telah bersepakat dengan rumah sakit Trento agar mereka menerima bayi prematur sehingga tidak ada anak yang terpapar risiko," sambungnya.

Gejala infeksi pada bayi prematur berujung sepsis

Direktur Rumah Sakit San Maurizio di Bolzano, Italia, Pierpaolo Bertoli mengatakan infeksi terdeteksi pada kedua bayi saat mereka mulai menunjukkan gejala. Deteksi dini ini dilakukan untuk mencoba menyelamatkan kondisi bayi prematur yang sangat rentan.

"Sayangnya, bayi-bayi itu kemudian mengalami sepsis, yang kemudian terbukti fatal," ujar Bertoli.

"Kehadiran bakteri ini bukanlah hal yang unik karena secara konstan menimbulkan risiko di unit perawatan intensif neonatal, bukan semata karena jenis kuman, tetapi karena kerentanan khusus pasien kecil ini akibat sistem kekebalan tubuh mereka yang belum matang," lanjutnya.

Kondisi ini menunjukkan betapa rapuhnya bayi prematur terhadap infeksi, Bunda. Satuan Anti-Korupsi Nasional Carabinieri (NAS) kini sedang menyelidiki masalah ini.

Kejaksaan Publik Bolzano akan menilai apakah autopsi pada bayi-bayi tersebut perlu dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui apakah tuduhan malapraktik atau pembunuhan karena kelalaian layak diajukan.

Penyelidikan hingga kini masih berlanjut untuk memastikan seluruh protokol di rumah sakit terpatuhi. Semua pihak berharap langkah ini dapat mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda