Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Silinder Mata pada Anak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobatinya

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Aug 2025 23:00 WIB

Mata Minus dan Silender Anak
Ilustrasi periksa kesehatan mata anak/Foto: Getty Images/DragonImages
Daftar Isi
Jakarta -

Anak terlihat asyik bermain atau menonton televisi, tapi ternyata penglihatan mereka bisa saja tidak setajam yang kita kira? Terkadang, mata anak mengalami kondisi yang membuat dunia mereka terlihat sedikit buram.

Meskipun terlihat ceria, Bunda mungkin tidak menyadari ada hal yang mengganggu penglihatan mereka. Penglihatan yang kurang jelas ini bisa memengaruhi belajar, bermain, dan aktivitas sehari-harinya.

Bunda juga perlu jeli memperhatikan tanda-tanda yang mungkin muncul, walau anak jarang mengeluh. Anak kadang bisa menyipitkan matanya atau duduk lebih dekat dengan layar agar bisa melihat jelas.

Mengetahui kondisi mata sejak dini tentu sangat penting untuk memastikan Si Kecil tetap nyaman dan tumbuh optimal. Dengan perhatian dan pemeriksaan yang tepat, Bunda bisa membantu anak memiliki penglihatan yang lebih jelas dan sehat.

Kenali kondisi silinder mata pada anak

Dikutip dari laman National Health Service, silinder adalah kondisi mata yang umum terjadi dan menyebabkan penglihatan buram atau terdistorsi. Bunda perlu memperhatikan jika anak sering mengeluh sulit melihat, ya.

Silinder terjadi ketika permukaan depan mata (kornea) atau lensa di dalam mata memiliki kelengkungan yang tidak sama. Bunda bisa memperhatikan jika mata anak tampak seperti tidak fokus atau penglihatan terasa kabur pada semua jarak.

Silinder dalam jumlah kecil biasanya tidak memengaruhi penglihatan dan tidak memerlukan perawatan. Namun, Bunda perlu mewaspadai jika tingkatnya lebih besar, karena penglihatan Si Kecil bisa menjadi buram dan memerlukan kacamata.

Silinder juga sering terjadi bersamaan dengan kondisi penglihatan lainnya seperti rabun jauh (myopia) dan rabun dekat (hypermetropia). Bunda perlu memperhatikan kondisi ini karena memengaruhi cara mata membiaskan cahaya dan penglihatan anak.

Apa penyebab silinder mata pada anak?

Penyebab silinder belum sepenuhnya jelas. Kondisi ini kerap diwariskan dari orang tua dan umumnya sudah terlihat sejak lahir, tetapi seiring pertumbuhan anak, kondisinya bisa membaik atau justru memburuk, Bunda.

Dikutip dari Mayo Clinic, mata memiliki dua struktur melengkung yang membelokkan cahaya agar membentuk gambar di retina, yaitu:

1. Silinder kornea

Silinder kornea terjadi ketika kornea, permukaan depan mata yang bening, memiliki lengkungan yang tidak sama. Bunda perlu memperhatikan ini karena bentuk kornea yang tidak merata membuat cahaya tidak dibiaskan dengan sempurna ke retina.

Akibatnya, terbentuk dua titik gambar yang saling tumpang tindih. Hal ini menyebabkan penglihatan Si Kecil menjadi buram pada semua jarak, baik dekat maupun jauh.

2. Silinder lensa

Silinder lensa muncul ketika lensa di dalam mata memiliki lengkungan yang tidak sama. Lensa yang tidak simetris ini membuat fokus mata menjadi tidak tepat dan penglihatan menjadi kabur.

Kondisi ini juga dapat menimbulkan penglihatan buram yang lebih terasa pada satu arah, misalnya horizontal, vertikal, atau diagonal. Bunda sebaiknya waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan melihat dengan jelas.

3. Faktor lahir atau cedera

Silinder bisa muncul sejak lahir atau berkembang setelah cedera, penyakit, atau operasi mata. Bunda perlu tahu, ini bukan akibat kesalahan atau kebiasaan anak.

Kondisi ini memengaruhi cara anak melihat benda dengan jelas. Rutin memeriksakan mata anak dapat membantu mendeteksi perubahan lebih awal.

Ciri-ciri silinder pada mata anak

Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Resmi Dimulai 4 AgustusIlustrasi/Foto: Getty Images/Komthong Wongsangiam

Bunda perlu jeli memperhatikan penglihatan Si Kecil sejak dini. Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa tanda ini mungkin muncul, meski anak tampak sehat dan aktif setiap hari:

1. Penglihatan buram

Anak sering tidak menyadari penglihatannya buram karena mereka pandai beradaptasi. Bunda perlu memperhatikan jika anak tampak kesulitan melihat jauh atau dekat, meski terlihat normal.

Penglihatan yang buram atau terdistorsi bisa membuat anak lebih dekat dengan televisi atau layar gadget. Hal ini juga bisa memengaruhi kemampuan mereka membaca atau bermain.

2. Mata tegang atau tidak nyaman

Mata anak bisa terasa tegang atau tidak nyaman saat melihat sesuatu dalam waktu lama. Bunda sebaiknya jeli jika anak sering mengucek mata atau mengeluh pegal di mata.

Kondisi ini biasanya muncul tanpa disadari anak, tapi bisa mengganggu aktivitas belajar dan bermain. Memperhatikan tanda ini lebih awal membantu pencegahan masalah mata lebih lanjut.

3. Sakit kepala

Anak yang mengalami silinder sering mengeluh sakit kepala setelah aktivitas yang memerlukan fokus visual. Perhatikan jika keluhan ini muncul berulang kali.

Sakit kepala biasanya disebabkan mata bekerja lebih keras untuk melihat dengan jelas. Penanganan dini dapat membantu meringankan ketegangan dan mencegah gejala bertambah parah.

4. Kesulitan melihat di malam hari dan menyipitkan mata

Anak mungkin kesulitan melihat saat malam atau di tempat yang minim cahaya. Bunda perlu waspada jika anak sering menyipitkan matanya untuk mencoba melihat lebih jelas.

Menyipitkan mata terkadang dilakukan anak untuk melihat lebih jelas. Namun, jika sering terjadi, hal ini bisa menjadi tanda silinder, Bunda.

Cara mengobati silinder pada mata anak

Ssilinder ringan pada anak mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, optometris akan memberi tahu Bunda jika kondisi ini bisa dibiarkan tanpa intervensi.

Untuk silinder yang lebih serius, kacamata, lensa kontak, atau operasi refraktif dapat membantu memperjelas penglihatan. Pada anak-anak, kacamata tetap menjadi pilihan paling efektif dan aman.

Lensa yang digunakan untuk mengoreksi silinder disebut "cyls" atau "cylinders" dan tercantum pada bagian CYL di resep kacamata. Kacamata sebaiknya dipakai sepanjang waktu, kecuali ada instruksi berbeda dari optometris atau ortoptis.

Proses adaptasi terhadap kacamata bisa memakan waktu hingga 18 minggu. Selama periode ini, penglihatan anak akan membaik secara bertahap seiring terbiasanya mata pada lensa baru.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda