Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Musik Klasik Bikin Anak Jadi Pintar? Ini Kata Studi

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 12 Aug 2025 09:10 WIB

Bayi mendengarkan musik klasik
Bayi mendengarkan musik klasik/ Foto: Getty Images/Jasonfang

Mungkin Bunda pernah mendengar tentang teori musik dan perkembangan otak. Sejak dalam kandungan, beberapa ibu hamil memilih untuk memperdengarkan bayinya musik klasik. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah benar mendengar musik klasik membuat anak jadi pintar?

Ternyata, faktanya hal ini masih menjadi perdebatan. Sebab, tidak ada bukti mengenai hal tersebut, Bunda. Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik menurunkan detak jantung dan pernapasan bayi baru lahir, serta meredakan stres mereka. Mendengarkan waltz atau konser dapat membantu meningkatkan perkembangan otak, terutama pada bayi prematur.

Namun, bisakah memperdengarkan musik klasik untuk bayi membuat mereka lebih pintar? Hal itu cukup dipertanyakan.

Dikutip dari Baby Center, gagasan bahwa mendengarkan musik klasik membuat bayi lebih pintar disebut "efek Mozart".  Hal ini berasal dari sebuah studi tahun 1993 oleh psikolog Francis Rauscher, yang menemukan bahwa mahasiswa mendapatkan skor lebih tinggi untuk sementara waktu dalam tes penalaran spasial setelah mendengarkan sonata Mozart.

Efek Mozart adalah gagasan bahwa orang mengalami peningkatan kecerdasan sementara setelah mendengarkan sonata piano yang ditulis oleh komposer terkenal tersebut. Hal ini didasarkan pada hasil studi yang dilakukan pada mahasiswa, bukan bayi.

Hal ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1993 oleh para ilmuwan di University of California di Irvine, dan direplikasi oleh kelompok yang sama pada tahun 1995. Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang mendengarkan sonata Mozart selama beberapa menit sebelum mengikuti tes yang mengukur keterampilan hubungan spasial menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mahasiswa yang mengikuti tes setelah mendengarkan musisi lain atau tanpa musik sama sekali, Bunda.

Efek pada mahasiswa bersifat sementara (hanya berlangsung 15 menit) dan selalu menjadi kontroversi. Meskipun demikian, media dan politisi ikut-ikutan mendukung efek Mozart, mengklaim bahwa mendengarkan musik tersebut menawarkan banyak manfaat dan dapat meringankan masalah kesehatan fisik dan mental.

Berlawanan dengan hal tersebut, bukti bahwa mendengarkan musik klasik membuat seseorang lebih pintar ternyata sangatlah lemah, Bunda.

Peneliti utama dalam studi U.C. Studi Irvine sendiri yang dibahas di laman Forbes mengatakan bahwa gagasan musik klasik dapat menyembuhkan masalah kesehatan dan membuat bayi lebih pintar "tidak ada hubungannya dengan kenyataan," meskipun ia percaya bahwa mendengarkan sonata Mozart dapat mempersiapkan otak untuk mengerjakan soal-soal matematika.

Media memberitakannya secara luas, tetapi mereka salah menafsirkan studi tersebut dengan mengatakan bahwa musik klasik membuat anak-anak lebih cerdas secara keseluruhan, padahal bukan itu yang ditemukan. Para siswa hanya mengalami peningkatan dalam kemampuan spasial, dan efeknya hanya berlangsung singkat.

Namun, musik bukannya tanpa manfaat. Musik dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan pikiran.

Musik membantu anak bersosialisasi?

Dikutip dari laman Unicef, mendengarkan musik atau memainkannya bersama orang lain memiliki daya tarik tersendiri, membuat kita merasa terhubung dengan orang-orang di sekitar.

Dosen di Universitas Amerika Lebanon yang menjabat sebagai kepala program musik di Universitas Internasional Lebanon, Dr. Ibrahim H. Baltagi, mengatakan musik di usia dini membantu anak-anak mengekspresikan diri dan berbagi perasaan. Bahkan di usia dini, mereka dapat bergoyang, memantul, dan menggerakkan tangan mereka sebagai respons terhadap musik yang mereka dengar.

"Mereka bahkan dapat menciptakan lagu mereka sendiri. Mereka belajar tertawa, mengulang kata-kata, dan musik mendorong mereka untuk menggunakan kata-kata tersebut dan menghafalnya," tulisnya.

Kita telah mempelajari beberapa mekanisme bagaimana musik memengaruhi kemampuan kita untuk terhubung satu sama lain dengan memengaruhi sirkuit otak yang terlibat dalam empati, kepercayaan, dan kerja sama, yang mungkin menjelaskan bagaimana musik dapat bertahan di setiap budaya di dunia.

Musik hadir dalam kehidupan, dalam banyak aspek. Di rumah, musik dapat menjadi bagian dari pengalaman kita sehari-hari.

Sejak lahir, orang tua menggunakan musik untuk menenangkan dan menenteramkan anak-anak, untuk mengekspresikan cinta, kegembiraan, serta untuk terlibat dan berinteraksi.

Orang tua dapat membangun naluri alami ini dengan mempelajari bagaimana musik dapat memengaruhi perkembangan anak, meningkatkan keterampilan sosial, dan bermanfaat bagi anak-anak dari segala usia.

Jenis musik yang terbaik untuk bayi

Musik tidak harus Mozart, atau bahkan klasik, untuk memperkaya pengalaman. Mendengarkan musik apa pun, baik pop, folk, jazz, atau hip-hop, baik untuk anak-anak, Bunda.

Berpartisipasi aktif dalam bermusik bahkan lebih baik. Bersama bayi dan balita Anda, nyanyikan lagu anak-anak dan lagu-lagu yang disertai gerakan, seperti Twinkle, Twinkle, Little Star, The Wheels on the Bus, dan Itsy-Bitsy Spider. Memadukan lagu dengan gerakan membantu mendukung perkembangan bahasa anak.

Ajak si kecil untuk menabuh drum mainan atau menekan tuts piano mengikuti alunan musik apa pun yang kita sukai. Setelah anak cukup besar, daftarkan mereka di kelas musik. Ada beberapa bukti bahwa belajar dan bermain musik lebih memperkaya pengalaman daripada hanya mendengarkannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda