Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 14 Aug 2025 22:40 WIB

20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilustrasi Bunda dan Anak/Foto: Getty Images/Korrawin
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap hari, seseorang berjumpa dengan banyak orang dalam berbagai suasana. Dari pagi hingga malam, berbagai momen itu membentuk pengalaman yang berbeda-beda.

Setiap sapaan, senyuman, atau sekadar tatapan menjadi bagian penting dalam hubungan antarmanusia. Bunda tentu pernah melihat bagaimana anak mulai belajar mengenal orang lain dari hal-hal sederhana tersebut.

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, M.Hum., interaksi adalah hubungan antara dua individu atau lebih untuk mencapai tujuan. Proses ini melibatkan saling memengaruhi dan memberikan respons satu sama lain.

Dengan memahami interaksi sosial, anak akan lebih mudah beradaptasi dalam berbagai situasi. Hal ini juga membantu membangun keterampilan yang bermanfaat sepanjang hidup.

Apa itu interaksi sosial?

Menurut seorang sosiolog dengan spesialisasi sosiologi terapan di Amerika, Gillin dan Gillin dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial menjelaskan interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, mencakup hubungan antarorang, antarkelompok, maupun antarindividu dengan kelompok manusia. Dalam proses ini, setiap tindakan akan menimbulkan reaksi dari pihak lain, sehingga tercipta hubungan timbal balik.

Interaksi tidak selalu berbentuk kerja sama, Bunda. Pertengkaran atau perbedaan pendapat pun termasuk interaksi sosial karena adanya aksi dan reaksi di antara pihak-pihak yang terlibat, seperti yang dijelaskan oleh profesor di Departemen Hubungan Internasional di Universitas Indonesia., Astrid S. Susanto, dalam buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyatmoko.

Ciri-ciri interaksi sosial

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, M.Hum., tidak semua tindakan dapat digolongkan sebagai interaksi sosial. Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial jika memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Melibatkan lebih dari satu orang pelaku

Interaksi sosial tidak dapat terjadi jika hanya ada satu orang yang melakukan tindakan. Diperlukan kehadiran pihak lain untuk membentuk hubungan timbal balik.

Bunda bisa melihat hal ini saat anak berbicara dengan teman atau bermain bersama. Tanpa adanya pihak kedua, proses saling memberi respons tidak akan tercipta.

2. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol

Komunikasi menjadi kunci agar pesan dapat dipahami oleh pihak yang terlibat. Simbol di sini bisa berupa bahasa lisan, gerakan tubuh, maupun ekspresi wajah.

Melalui simbol tersebut, Bunda akan melihat bagaimana anak mengungkapkan ide atau perasaannya. Misalnya, memberikan senyuman ramah atau anggukan kepala bisa menjadi tanda persetujuan.

3. Adanya dimensi waktu yang menentukan sifat aksi

Interaksi tidak hanya terjadi sesaat, tetapi juga memiliki durasi tertentu yang memengaruhi hasilnya. Waktu yang singkat atau lama akan membentuk sifat hubungan yang berbeda.

Bunda tentu menyadari bahwa hubungan yang terjalin dalam waktu lama biasanya lebih kuat. Sebaliknya, interaksi singkat mungkin hanya meninggalkan kesan sementara.

4. Adanya tujuan-tujuan tertentu

Setiap interaksi sosial umumnya memiliki maksud yang ingin dicapai. Tujuan ini bisa berupa kerja sama, saling membantu, atau sekadar bertukar informasi.

Bunda dapat melihat contohnya ketika anak meminta bantuan mengerjakan tugas sekolahnya. Tindakan tersebut menunjukkan adanya tujuan yang jelas dari interaksi yang dilakukan.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

Menurut Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Soerjono Soekanto, dalam buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyatmoko, interaksi sosial dapat berlangsung apabila terdapat dua unsur penting. Berikut ini syarat-syarat terjadinya interaksi sosial:

1. Kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan awal yang terjadi ketika dua pihak saling berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuknya bisa melalui tatapan, senyuman, sentuhan, atau penggunaan media komunikasi.

Bunda tentu menyadari, bahwa kontak ini tidak selalu membutuhkan sentuhan fisik. Mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon pun sudah menjadi bentuk kontak sosial yang bisa membangun hubungan.

Kontak sosial dapat bersifat positif jika mengarah pada kerja sama, dan negatif jika menimbulkan pertentangan. Kedua jenis kontak ini sama-sama menjadi pintu awal terbentuknya interaksi sosial, Bunda.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain, baik secara lisan, tulisan, maupun bahasa tubuh. Melalui komunikasi, maksud dan perasaan dapat dipahami oleh orang yang diajak berinteraksi.

Bunda mungkin pernah melihat anak tersenyum kepada temannya, lalu temannya membalas dengan tawa hangat. Hal sederhana ini menunjukkan adanya pemahaman pesan yang membentuk hubungan lebih dekat.

Komunikasi tidak selalu menghasilkan kerja sama ya, Bunda. Namun, tanpa komunikasi yang efektif, interaksi sosial tidak akan berkembang secara optimal.

Faktor-faktor pendorong terjadinya interaksi sosial

Mengenal MPLS di Dunia Sekolah, Apa Tujuannya dan Bedanya dengan MOSIlustrasi/Foto: Getty Images/faidzzainal

Dikutip dari buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyatmokoe, berlangsungnya suatu proses interaksi yang didasarkan pada berbagai faktor. Simak deretannnya berikut ini:

1. Imitasi

Imitasi adalah perilaku meniru tindakan, nilai, norma, atau pengetahuan yang dimiliki orang atau kelompok lain. Dalam interaksi sosial, imitasi sering menjadi jembatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, Bunda.

Anak mungkin pernah mengikuti gaya bicara temannya atau cara berpakaian idolanya. Meniru hal yang baik bisa memberikan manfaat, tetapi meniru hal buruk justru bisa merugikan diri sendiri.

2. Identifikasi

Identifikasi adalah keinginan untuk menjadi seperti orang yang disukai atau dikagumi. Seseorang bisa melakukannya tanpa sadar atau dengan sengaja.

Bunda tentu tahu, anak tak jarang meniru tokoh favoritnya, baik itu guru, atlet, atau figur publik. Identifikasi ini bisa menjadi positif bila tokoh panutannya memberikan teladan yang baik.

3. Sugesti

Sugesti terjadi saat seseorang menerima pendapat atau ajakan orang lain tanpa banyak berpikir. Biasanya, ini terjadi karena percaya atau menghormati orang yang memberi saran.

Dalam hal ini, Bunda bisa melihat contoh saat anak mudah terpengaruh teman yang dianggap lebih pintar atau berani. Jika arahnya baik, sugesti dapat memotivasi, tetapi jika buruk, bisa mengarah pada perilaku yang salah, Bunda.

4. Simpati

Simpati adalah rasa tertarik pada orang lain yang lahir dari perasaan tulus. Dalam proses ini, emosi menjadi penggerak utama terbentuknya hubungan yang lebih dekat.

Lewat hal ini, anak akan lebih semangat beraktivitas jika merasa simpati pada orang yang mengajaknya. Perasaan ini sering kali menjadi awal terbentuknya kerja sama yang hangat.

Bentuk-bentuk interaksi sosial

Hubungan antarmanusia bisa terjadi dengan berbagai cara dan tujuan. Dalam buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyatmokoe, hubungan ini dibagi menjadi beberapa bentuk yang memiliki ciri dan pengaruh berbeda:

1. Interaksi sosial antarindividu

Interaksi ini terjadi ketika dua orang saling terhubung dalam suatu hubungan langsung. Biasanya berlangsung singkat, tetapi bisa memberi pengaruh yang cukup besar pada masing-masing pihak.

Bunda mungkin akan menemukan anak yang mulai meniru sikap orang yang sering ditemuinya. Tindakan seperti ini secara perlahan dapat membentuk pola perilaku dan cara anak berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Interaksi sosial antar individu dengan kelompok

Jenis interaksi ini melibatkan satu orang yang berhadapan dengan sekelompok orang sekaligus. Hubungan ini menuntut seseorang untuk menyesuaikan diri dengan banyak pihak dalam satu waktu.

Dalam kondisi seperti ini, anak bisa belajar memahami aturan, berbagi peran, dan menghargai pendapat dari beberapa orang sekaligus. Proses ini membantu anak dalam mengasah keterampilan sosialnya.

3. Interaksi sosial antar kelompok

Bentuk interaksi ini melibatkan hubungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan tersebut bisa terjadi karena adanya tujuan, kepentingan, atau situasi tertentu yang membuat kedua pihak saling berhubungan.

Ketika dua kelompok bekerja bersama atau saling berunding, perbedaan latar belakang justru dapat melahirkan solusi yang bermanfaat. Pengalaman ini mengajarkan anak, bahwa keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan.

Tujuan interaksi sosial

Setiap orang berhubungan dengan orang lain biasanya punya alasan tersendiri. Ada yang ingin berbagi cerita atau meminta bantuan tertentu.

Dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, M.Hum., interaksi sosial berarti kegiatan saat individu atau kelompok saling berhubungan untuk menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginannya. Melalui proses ini, orang bisa bekerja sama, saling mengerti, dan menjaga hubungan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh-contoh interaksi sosial

Dikutip dari buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat karya Janu Murdiyatmokoe, interaksi sosial hadir di hampir setiap kegiatan manusia. Beragam contohnya dapat ditemukan dalam aktivitas berikut ini:

  1. Memberikan senyum sopan kepada tetangga.
  2. Percakapan santai antara dua siswa di kantin sekolah.
  3. Pesan teks singkat antara sahabat untuk saling menyapa.
  4. Berjabatan tangan saat pertama kali bertemu.
  5. Saling melambaikan tangan ketika berpapasan di jalan.
  6. Wawancara kerja antara pelamar dan pewawancara.
  7. Tertawa bersama saat membicarakan hal lucu.
  8. Guru menjelaskan pelajaran di depan murid-muridnya.
  9. Seorang siswa mempresentasikan tugas di kelas.
  10. Dokter memberikan penyuluhan kesehatan kepada warga desa.
  11. Pembicara menyampaikan materi di seminar umum.
  12. Penjual menawarkan dagangan kepada banyak pembeli di pasar.
  13. Pemain musik tampil di hadapan penonton.
  14. Pemimpin rapat memberi arahan kepada anggota timnya.
  15. Dua regu pendukung saling bersorak di pertandingan sepak bola.
  16. Dua perusahaan mengadakan kerja sama bisnis (join venture).
  17. Organisasi pemuda dan kelompok masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan.
  18. Tim relawan dari beberapa komunitas membantu korban bencana.
  19. Kelompok mahasiswa dan aparat desa berdiskusi mengenai program desa.
  20. Dua negara mengadakan perundingan damai untuk mengakhiri konflik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda