
parenting
21 Hukum Bacaan Tajwid Beserta Contoh dan Penjelasan Berserta Cara Mengajarkan ke Anak
HaiBunda
Kamis, 21 Aug 2025 19:10 WIB

Daftar Isi
- Pengertian Ilmu Tajwid
- Tujuan memelajari ilmu tajwid
- Hukum memelajari ilmu tajwid
- Tingkatan membaca Al-Quran
-
Hukum bacaan tajwid dan contoh bacaan
- 1. Idzhar Halqi
- Contoh bacaan Idzhar Halqi:
- 2. Idghom Bighunnah
- Contoh bacaan Idghom Bighunnah:
- 3. Idghom Bilaghunnah
- Contoh bacaan Idghom Bilaghunnah:
- 4. Iqlaab
- Contoh bacaan Iqlaab:
- 5. Ikhfaa
- Contoh bacaan Ikhfaa:
- 6. Idzhar Syaafawi
- Contoh bacaan Idzhar Syaafawi:
- 7. Ikhfa' Syaafawi
- Contoh bacaan Ikhfa' Syaafawi:
- 8. Idghom Mimi
- Contoh bacaan Idghom Mimi:
- 9. Idghom Mutamaatsilain
- Contoh bacaan Idghom Mutamaatsilain:
- 10. Idghom Mutaqooribain
- Contoh bacaan Idghom Mutaqooribain:
- 11. Idzhar Qomariyah
- Contoh bacaan Idzhar Qomariyah:
- 12. Idghom Syamsiyah
- Contoh bacaan Idghom Syamsiyah:
- 13. Qolqolah Sughro
- Contoh bacaan Qolqolah Sughro:
- 14. Qolqolah Kubro
- Contoh bacaan Qolqolah Kubro:
- 15. Mad Thobi'ii
- Contoh bacaan Mad Thobi'ii:
- 16. Mad Wajib Muttashil
- Contoh bacaan Mad Wajib Muttashil:
- 17. Mad Jaiz Munfashil
- Contoh bacaan Mad Jaiz Munfashil:
- 18. Mad Layyin
- Contoh bacaan Mad Layyin:
- 19. Mad 'Iwadh
- Contoh bacaan Mad 'Iwadh:
- 20. Mad Tamkin
- Contoh bacaan Mad Tamkin:
- 21. Mad 'Aridh Lissukun
- Contoh bacaan Mad 'Aridh Lissukun:
- Cara mengajarkan tajwid Al-Qur'an pada anak
Mengenalkan ilmu tajwid sejak dini kepada Si Kecil adalah langkah penting agar mereka mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai kaidahnya. Tajwid tidak hanya sekadar aturan membaca, tetapi juga cara menjaga kemurnian lafaz dan makna ayat.
Selain bermanfaat untuk meningkatkan kualitas bacaan, mempelajari tajwid juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Mengajarkan tajwid kepada anak juga akan memudahkan mereka memahami panjang-pendek bacaan, dengung, dan sifat huruf, sehingga terhindar dari kesalahan yang bisa mengubah arti ayat.
Nah, di artikel ini Bunda akan menemukan penjelasan lengkap tentang 21 hukum bacaan tajwid beserta contoh, sekaligus tips dan metode mengajarkannya kepada anak agar mereka belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan. Yuk, simak pembahasannya di bawah ini.
Pengertian Ilmu Tajwid
Mengutip dari buku Ilmu Tajwid Lengkap karya Samsul Amin, secara bahasa tajwid berarti memperbaiki atau memperindah bacaan.
Secara istilah, tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan hak dan sifat yang semestinya.
Hak huruf adalah sifat asli yang selalu menyertai huruf tersebut, seperti jahr, isti’la, atau istifal. Sedangkan mustahaq huruf adalah sifat yang muncul dalam kondisi tertentu, misalnya tafkhiim, tarqiq, atau ikhfa’.
Tujuan memelajari ilmu tajwid
Dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag., dan Sun Choirul Ummah, S.Ag., M.Si., dijelaskan bahwa tujuan memelajari tajwid adalah agar mampu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Penerapan ilmu tajwid saat membaca Al-Qur’an berfungsi menjaga bacaan dari kesalahan maupun perubahan makna. Setelah memahami tajwid, diharapkan umat Islam dapat melafalkan firman Allah secara tepat demi meraih keridaan-Nya. Ilmu tajwid memiliki peran penting bagi setiap pembaca Al-Qur’an.
Hukum memelajari ilmu tajwid
Belajar ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang berlaku untuk seluruh umat Islam, namun jika sudah ada sebagian yang mempelajarinya maka gugurlah kewajiban tersebut bagi yang lain.
Sementara itu, menerapkan aturan tajwid saat membaca Al-Qur’an hukumnya fardhu ‘ain, artinya wajib dilakukan oleh setiap Muslim secara pribadi.
Membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah tajwid merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Muzzammil ayat 4: "Bacalah Al-Qur’an dengan tartil, yaitu dengan menggunakan tajwidnya".
Tingkatan membaca Al-Quran
Kembali mengutip dari buku Ilmu Tajwid Lengkap karya Samsul Amin, para ulama membagi cara membaca Al-Qur’an menjadi tiga tingkatan, yaitu tahqiq (pelan), tadwir (pertengahan), dan hadr (cepat).
Tahqiq (Pelan)
Tahqiq adalah metode membaca Al-Qur’an dengan perlahan, tenang, serta memberikan hak setiap huruf secara sempurna tanpa penambahan atau pengurangan.
Cara ini dilakukan dengan memperpanjang mad, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara jelas, serta memperhatikan panjang-pendek bacaan sesuai kaidah tajwid.
Pembaca juga memperhatikan waqaf dan ibtida’ tanpa terburu-buru. Metode tahqiq sering digunakan dalam proses belajar mengajar, karena tujuannya menekankan kejelasan pengucapan huruf.
Tadwir (Pertengahan)
Tadwir adalah cara membaca Al-Qur’an dengan kecepatan sedang, berada di antara tahqiq dan hadr. Panjang madd tetap diperhatikan, tetapi tidak sepanjang pada metode tahqiq.
Tadwir banyak digunakan dalam salat karena tempo bacaannya seimbang antara kejelasan dan kelancaran.
Hadr (Cepat)
Hadr merupakan metode membaca Al-Qur’an dengan cepat, ringan, dan ringkas, namun tetap menjaga kaidah tajwid. Pembaca harus berhati-hati agar tidak memotong huruf panjang (mad), menghilangkan ghunnah, atau mengabaikan sebagian harakat.
Hukum bacaan tajwid dan contoh bacaan
Berikut hukum bacaan tajwid lengkap dengan contoh bacaannya yang dikutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag., dan Sun Choirul Ummah, S.Ag., M.Si.
1. Idzhar Halqi
Secara bahasa idzhar berarti jelas (bayan). Secara istilah, idzhar adalah cara membaca nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـــٍــ, ـــٌــ) dengan suara yang terang, tanpa dengung, dan tidak disamarkan.
Idzhar halqi berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi, yaitu: hamzah (ء), ha (هـ), haa (ح), kho (خ), ‘ain (ع), dan ghain (غ). Huruf-huruf ini disebut halqi karena keluarnya suara berasal dari tenggorokan.
Contoh bacaan Idzhar Halqi:
مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ
2. Idghom Bighunnah
Idgham Bighunnah adalah salah satu hukum tajwid yang terjadi apabila nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan salah satu dari empat huruf: ya’ (ي), nun (ن), mim (م), dan wau (و).
Kata idgham berarti “menggabungkan” atau “memasukkan,” sedangkan bighunnah berarti “dengan dengungan.” Pada bacaannya, nun sukun atau tanwin dilebur ke huruf setelahnya dan diucapkan dengan suara dengung (ghunnah).
Contoh bacaan Idghom Bighunnah:
مَن يَقُولُ
3. Idghom Bilaghunnah
Idgham Bilaghunnah adalah hukum bacaan ketika nun mati (نْ) atau tanwin bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra (ر). Pada kondisi ini, cara membacanya adalah dilebur (idgham) tanpa menimbulkan suara dengung (ghunnah) di hidung.
Contoh bacaan Idghom Bilaghunnah:
مِنْ لَدُنْهُ
4. Iqlaab
Iqlaab adalah salah satu hukum bacaan tajwid yang berlaku ketika nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) berhadapan dengan huruf ba (ب). Pada kondisi ini, bunyi nun diubah menjadi bunyi mim dengan diiringi dengung (ghunnah) sepanjang dua harakat. Kata iqlaab sendiri berarti “mengganti” atau “menukar”.
Contoh bacaan Iqlaab:
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ
5. Ikhfaa
Ikhfaa’ berasal dari kata yang berarti “menyamarkan” atau “menyembunyikan.” Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan Ikhfaa’ berlaku jika nun sukun (نْ) atau tanwin ( ـًـ , ـٌـ , ـٍـ ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah tertentu.
Huruf yang menyebabkan bacaan Ikhfaa’ ada 15, yaitu:
ت (ta’), ث (tsa’), ج (jim), ح (ha’), خ (kho’), د (dal), ذ (dzal), ر (ra’), ز (za’), س (sin), ش (syin), ص (shod), ض (dhod), ط (tho’), ظ (dzho’), ع (ain), غ (ghain), ف (fa’), ق (qof), dan ك (kaf).
Contoh bacaan Ikhfaa:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ
6. Idzhar Syaafawi
Izhar Syafawi adalah hukum tajwid yang terjadi apabila huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf hijaiyah selain mim (م) dan ba (ب).
Pada kondisi ini, mim sukun dibaca dengan jelas tanpa disertai dengung (ghunnah).
Contoh bacaan Idzhar Syaafawi:
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
7. Ikhfa' Syaafawi
Ikhfa’ Syafawi adalah salah satu hukum bacaan tajwid yang terjadi apabila huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba’ (ب).
Cara membacanya saat mim sukun bertemu dengan ba’, suara mim diucapkan secara samar di bibir, disertai dengung ringan sebelum melafalkan ba’.
Contoh bacaan Ikhfa' Syaafawi:
تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ
8. Idghom Mimi
Idgham Mimi adalah hukum tajwid yang berlaku ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf mim (م) yang memiliki harakat.
Dalam keadaan ini, kedua huruf mim dibaca menyatu (melebur) dengan disertai dengungan (ghunnah), dan huruf mim pertama dimasukkan ke dalam huruf mim kedua (dengungan lebih panjang dan jelas).
Contoh bacaan Idghom Mimi:
فَإِذَاهُمْ مُظْلِمُونَ
9. Idghom Mutamaatsilain
Idgham Mutamaatsilain adalah hukum bacaan yang terjadi apabila dua huruf yang sama jenisnya, yakni memiliki sifat dan tempat keluar (makhraj) yang sama bertemu.
Pada kondisi ini, huruf pertama berharakat sukun (mati) dan huruf kedua berharakat hidup.
Cara membacanya huruf pertama yang mati digabungkan atau dilebur ke huruf kedua yang berharakat. Suaranya ditekan dan ditahan, namun tidak lebih dari satu harakat.
Contoh bacaan Idghom Mutamaatsilain:
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
10. Idghom Mutaqooribain
Idgham mutaqaribain adalah hukum tajwid yang terjadi ketika dua huruf memiliki tempat keluarnya suara (makhraj) dan sifat yang hampir sama atau berdekatan.
Huruf-huruf yang termasuk dalam kategori ini adalah lam (ل) dan ra (ر), serta kaf (ك) dan qaf (ق).
Contoh bacaan Idghom Mutaqooribain:
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ
11. Idzhar Qomariyah
Idzhar Qomariyah adalah hukum bacaan ketika huruf alif (ا) dan lam (ل) bertemu dengan salah satu dari 14 huruf qomariyah: ا, ب, غ, ح, ج, ك, و, خ, ف, ع, ق, ي, م, هـ.
Cara membacanya adalah dengan mengucapkan lam secara jelas tanpa pengaburan suara, seperti terang dan jelasnya cahaya bulan (qomar).
Contoh bacaan Idzhar Qomariyah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
12. Idghom Syamsiyah
Idghom Syamsiyah adalah aturan tajwid yang berlaku saat huruf alif (ا) dan lam (ل) bertemu salah satu dari 14 huruf syamsiyah: ت, ث, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ل, dan ن.
Cara membacanya, huruf lam tidak dibunyikan, lalu huruf setelahnya dibaca dengan penekanan (tasydid).
Hal ini membuat bunyinya terdengar jelas dan tegas, layaknya sinar matahari yang terang.
Contoh bacaan Idghom Syamsiyah:
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ
13. Qolqolah Sughro
Qalqalah sughra adalah aturan bacaan yang terjadi jika salah satu huruf qalqalah berada dalam kondisi sukun (mati).
Huruf-huruf ini disebut huruf pantul karena saat dibaca akan menimbulkan efek getaran atau pantulan pada bunyinya, meskipun pantulannya berukuran kecil (sughra).
Hukum ini berlaku ketika huruf-huruf qalqalah, yaitu ba (ب), jim (ج), dal (د), tha (ط), dan qaf (ق), muncul di tengah ayat dengan pantulan suara yang tidak terlalu kuat.
Contoh bacaan Qolqolah Sughro:
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
14. Qolqolah Kubro
Qalqalah kubra terjadi ketika dalam satu kata terdapat huruf qalqalah yang berharakat hidup atau bertanda tasydid, kemudian berhenti (waqaf) di akhir kalimat.
Pengucapan huruf harus terdengar memantul atau bergetar dengan suara pantulan yang kecil namun jelas, biasanya terjadi ketika huruf qalqalah berstatus sukun.
Contoh bacaan Qolqolah Kubro:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
15. Mad Thobi'ii
Mad Thobi’i adalah salah satu hukum bacaan dalam tajwid yang terjadi ketika sebuah huruf dibaca panjang selama satu alif atau setara dua harakat.
Ketentuan Mad Thobi’i berlaku ketika huruf berharakat dhammah ( ُ ) diikuti oleh wau sukun (و), huruf berharakat kasrah ( ِ ) diikuti oleh yaa sukun (ي), atau huruf berharakat fathah ( َ ) diikuti oleh alif (ا).
Contoh bacaan Mad Thobi'ii:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْ
16. Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib Muttashil merupakan salah satu jenis bacaan mad dalam ilmu tajwid Al-Qur’an. Hukum ini berlaku apabila huruf mad (ا, و, ي) bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam satu kata yang sama. Panjang bacaannya adalah sekitar 4–5 harakat.
Hukum ini mengharuskan pembaca memanjangkan suara ketika mad thabi’i bertemu dengan hamzah (ء) yang memiliki harakat hidup dalam satu kata.
Contoh bacaan Mad Wajib Muttashil:
رِحْلَةَ الشِّتَاءِ
17. Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfashil adalah mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah, namun keduanya berada pada kata yang berbeda.
Mad thabi’i terjadi jika huruf alif muncul setelah harakat fathah, huruf ya sukun berada setelah kasrah, atau huruf wawu sukun muncul setelah harakat dhammah.
Cara membacanya dipanjangkan seperti Mad Wajib Muttashil, tetapi boleh dipanjangkan sesuai dengan Mad Thobi'ii.
Contoh bacaan Mad Jaiz Munfashil:
لَّذِي أَطْعَمَهُمْ
18. Mad Layyin
mad layyin terjadi jika huruf mad baik berupa alif (أ), wawu (و), maupun yaa (ي) khususnya wawu sukun atau yaa sukun, berada setelah huruf yang berharakat fathah. Saat membacanya, suara dikeluarkan dengan lembut dan tidak kaku.
Cara membacanya panjangkan bunyi huruf tersebut dengan nada yang lembut, lemas, dan ringan tanpa tekanan suara berlebih.
Contoh bacaan Mad Layyin:
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ
19. Mad 'Iwadh
Mad iwadh adalah hukum bacaan yang muncul ketika tanda fathatain berada di akhir kalimat dan dibaca waqaf. Saat itu, fathatain diganti menjadi fathah biasa.
Panjang bacaannya adalah satu alif atau setara dua harakat, mirip dengan mad thabi’i, karena ada penggantian fathatain atau tanwin fathah menjadi alif akibat waqaf.
Dengan kata lain, mad iwadh terjadi ketika pembacaan berhenti pada tanwin fathah di akhir kalimat, dan dibaca panjang satu alif atau dua harakat.
Contoh bacaan Mad 'Iwadh:
فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ
20. Mad Tamkin
Mad tamkin merupakan salah satu aturan tajwid yang terjadi ketika dalam satu kata terdapat dua huruf ya (ي) berurutan. Huruf ya pertama memiliki harakat kasrah dan diberi tasydid (يِّ), sedangkan huruf ya kedua berharakat sukun (يْ).
Cara membacanya dilakukan dengan memanjangkan huruf ya kedua (yang bersukun) selama dua harakat atau setara satu alif.
Contoh bacaan Mad Tamkin:
وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ
21. Mad 'Aridh Lissukun
Hukum mad ‘arid lissukun terjadi karena huruf yang awalnya hidup berubah menjadi mati akibat berhenti di akhir bacaan. Jika bacaan tidak diwaqafkan, maka hukum yang digunakan kembali ke mad thabi’i atau mad asli.
Cara membaca mad ‘arid lissukun ada tiga pilihan:
- Tul (panjang) → sepanjang 3 alif atau 6 harakat.
- Tawassut (sedang) → sepanjang 2 alif atau 4 harakat.
- Qasar (pendek) → sepanjang 1 alif atau 2 harakat.
Contoh bacaan Mad 'Aridh Lissukun:
فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Cara mengajarkan tajwid Al-Qur'an pada anak
Dikutip dari jurnal Dosen FKIP Universitas Kutai Kartanegara Wiwik Anggranti berjudul, Penerapan Metode Pembelajaran Baca-Tulis Al-Qur'an, terdapat beberapa cara untuk mengajarkan tajwid Al-Qur'an pada anak:
1. Metode Iqro
Metode Iqro adalah salah satu metode belajar membaca Al-Qur’an yang populer di Indonesia. Panduannya berupa buku yang terdiri dari enam jilid, dilengkapi dengan buku tajwid praktis.
Keunggulannya, metode ini bisa dikuasai dalam waktu relatif singkat dan tidak membutuhkan banyak alat bantu. Fokus utamanya adalah melatih pelafalan huruf Al-Qur’an (makhraj) secara fasih dan benar.
Kelebihan metode Iqro:
- Materi mudah diterima karena tersusun dalam jilid.
- Melatih siswa membaca huruf Al-Qur’an dengan lancar sesuai makhraj.
- Membantu membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai kaidah tajwid.
2. Metode Ummi
Metode Ummi mengajarkan membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai kaidah tajwid sejak awal. Terdapat perbedaan jilid untuk anak-anak (enam jilid) dan orang dewasa (tiga jilid, lalu dilanjutkan langsung ke mushaf).
Pengajaran dilakukan dengan metode Klasikal Baca Simak, di mana guru membimbing siswa secara bersama-sama, lalu memeriksa bacaan satu per satu. Metode ini meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil, memahami panjang-pendek bacaan, membedakan tafkhim dan tarqiq, mengoreksi kesalahan sendiri, bahkan menghafal juz 30, juz 29, dan lebih.
3. Metode Qiroati
Metode Qiroati menggunakan pendekatan Tallaqi dan Musyafahah belajar langsung tatap muka antara guru dan murid. Dikembangkan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi pada 1986, metode ini fokus pada praktik membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai kaidah tajwid. Guru Qiroati wajib melalui pelatihan sebelum mengajar.
Kelebihan metode Qiroati adalah pembelajaran fokus pada siswa, yang langsung mempraktikkan materi melalui setoran bacaan individu.
4. Metode Tartil
Metode Tartil menggunakan buku pedoman yang disusun oleh H. Gazali, SMIQ, M.A. Cara membacanya pelan, jelas, dan tepat pada setiap makhraj huruf, sehingga tajwidnya terdengar jelas.
Metode ini juga mengajarkan harmonisasi nada bacaan untuk memperindah suara tanpa mengubah makna. Tartil membuat proses belajar lebih praktis, efektif, dan efisien, sehingga siswa cepat memahami bacaan Al-Qur’an.
5. Metode Yanbu’a
Metode Yanbu’a adalah panduan membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an dengan cepat dan benar, untuk anak maupun dewasa. Disusun berdasarkan Rasm Utsmani dan tanda waqaf resmi, seperti yang digunakan di negara-negara Arab.
Keunggulan metode ini ada pada sanad pengajarannya yang bersambung ke para ahli dan huffazh, khususnya kepada Kiai Arwani Kudus.
6. Metode An-Nahdliyah
Metode ini menekankan keteraturan bacaan dengan panduan ketukan atau titian murattal. Materinya disusun berjenjang dalam enam jilid, dimulai dengan pengenalan huruf beserta latihan makhraj dan sifat huruf, lalu dilanjutkan dengan penerapan tajwid secara praktis.
7. Metode Al-Barqy
Metode Al-Barqy ditemukan oleh K.H. Muhadjir Sulthon pada 1965 dan dikenal sebagai metode cepat membaca Al-Qur’an. Dijuluki “Anti Lupa” karena strukturnya memudahkan siswa mengingat kembali huruf atau suku kata yang pernah dipelajari, meskipun tanpa bantuan guru.
Departemen Agama RI meneliti dan membuktikan bahwa metode ini cocok untuk semua usia. Waktu belajar menjadi lebih singkat.
Kelebihan metode Al-Barqy:
- Sistem “8 Jam” (dalam waktu 8 jam siswa bisa membaca dan menulis huruf Al-Qur’an).
- Cocok untuk semua umur.
- Menggunakan metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) yang memudahkan belajar.
- Memperhatikan pendekatan, sistematika, dan teknik mengajar.
- Mempercepat kemampuan membaca huruf sambung.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai 21 hukum bacaan tajwid beserta contoh dan penjelasannya lengkap dengan cara mengajarkannya ke Si Kecil. Semoga bermanfaat!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Mad Arid Lissukun: Pengertian, Hukum, Cara Membaca & Contohnya untuk Diajarkan ke Anak

Parenting
11 Contoh Mad Iwad dalam Al-Qur'an, Ciri, Ketentuan, dan Cara Bacanya

Parenting
Cara Membaca Mad Thobi'i dalam Al-Quran & Contoh Bacaannya

Parenting
Cara Ajarkan Anak Pengertian & Contoh Membaca Ikhfa di Al-Quran

Parenting
Hukum Bacaan Tajwid, Bunda Bisa Ajarkan pada Si Kecil


5 Foto
Parenting
Deretan Artis yang Masih Sembunyikan Wajah Anak, Ternyata Ada Alasannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda