Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bayi Sering Kaget & Kejang saat Tidur, Tanda Bahayakah? Ketahui Penyebab & Cara Mengatasinya

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Aug 2025 15:00 WIB

Bayi sering kaget saat tidur
Bayi sering kaget saat tidur/ Foto: Getty Images/tatyana_tomsickova
Daftar Isi

Bayi sering kaget saat tidur merupakan salah satu kebiasaan yang kerap membuat orang tua cemas. Saat terlelap, Si Kecil bisa tampak seperti terkejut bahkan mengalami kejang ringan secara tiba-tiba. Gerakan mendadak ini sering kali menimbulkan kekhawatiran, apalagi jika terjadi berulang dalam satu malam.

Meskipun demikian, tak semua gerakan tersebut menandakan kondisi medis yang berbahaya. Kejang atau kaget pada bayi saat tidur bisa saja merupakan bagian dari proses perkembangan saraf yang masih belum matang.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal sebagai benign neonatal sleep myoclonus, yaitu gerakan menyerupai kejang yang biasanya terjadi saat bayi tertidur dan umumnya akan mereda seiring bertambahnya usia. Meski tergolong tidak berbahaya, Ayah dan Bunda perlu memahami perbedaan antara gerakan refleks normal dan tanda kondisi yang mungkin perlu diwaspadai.

Nah, supaya tidak salah langkah, yuk simak penjelasan lengkap seputar bayi sering kaget dan kejang saat tidur, penyebab, serta cara mengatasinya berikut ini!

Mengenal benign neonatal sleep myoclonus

Benign neonatal sleep myoclonus (BNSM) merupakan salah satu gangguan gerakan yang kerap dialami bayi baru lahir hingga usia beberapa bulan. Kondisi ini ditandai dengan sentakan otot atau gerakan menyentak cepat (myoclonic jerks) yang terjadi saat bayi sedang tertidur.

Gerakan tersebut melibatkan otot-otot besar, seperti pada lengan, kaki, atau tubuh bagian atas, dan bersifat berulang tetapi tidak terarah. Tidak seperti gangguan tidur lain yang melibatkan aktivitas motorik kompleks seperti sleepwalking, BNSM hanya menunjukkan gerakan sederhana yang terjadi di luar kendali sadar bayi.

Menurut European Journal of Paediatric Neurology, BNSM secara khusus terjadi hanya saat bayi tidur dan akan berhenti seketika saat bayi dibangunkan. Kondisi ini termasuk jinak dan tidak memengaruhi fungsi otak atau perkembangan bayi secara umum. Bahkan, BNSM sering kali dianggap sebagai bagian dari pematangan sistem saraf yang belum sempurna pada usia dini.

Walaupun begitu, perlu kehati-hatian dalam membedakan BNSM dengan kondisi yang lebih serius seperti epilepsi, ya, Bunda. Keduanya bisa menampilkan gejala serupa, terutama dalam bentuk kejang saat tidur.

Oleh karena itu, bila gerakan menyentak terjadi secara intens atau disertai gejala lain seperti perubahan kesadaran atau pernapasan tidak normal, pemeriksaan lebih lanjut seperti elektroensefalogram (EEG) perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis.

Penyebab bayi sering kaget atau kejang saat tidur

Kalau Si Kecil sering tiba-tiba kaget atau terlihat seperti kejang saat tidur, ada beberapa kemungkinan penyebab yang bisa memicunya. Mengutip laman Sleep Foundation, simak penjelasannya berikut ini, Bunda!

1. Perkembangan sistem saraf yang belum sempurna

Salah satu dugaan utama penyebab bayi sering kaget atau tampak seperti kejang saat tidur adalah karena sistem sarafnya yang belum sepenuhnya matang. Para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan belum sempurnanya perkembangan lapisan pelindung (myelin) yang membungkus sumsum tulang belakang.

Myelin berfungsi sebagai isolator impuls saraf agar tidak menyebar secara acak. Ketika lapisan ini belum terbentuk dengan baik, impuls listrik dalam sistem saraf bisa mengalir tanpa kendali dan memicu kontraksi otot secara tiba-tiba, seperti gerakan tersentak, kejang ringan, atau kaget mendadak saat anak tertidur.

2. Faktor genetik

Dalam sejumlah kasus, benign neonatal sleep myoclonus diketahui memiliki keterkaitan dengan faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa saat masih bayi, kemungkinan Si Kecil mewarisi kecenderungan tersebut bisa saja terjadi, Bunda.

3. Rangsangan eksternal

Gerakan kejang saat bayi tidur juga bisa dipicu oleh rangsangan dari luar, seperti suara berulang, sentuhan, atau gerakan berayun. Pada bayi dengan kondisi ini, otak dapat merespons stimulasi tersebut dengan gerakan refleks berupa kejang ringan atau mioklonus, meski bayi sedang terlelap.

Reaksi tersebut bersifat otomatis dan tidak berbahaya. Namun, gerakan Si Kecil bisa tampak mengkhawatirkan bagi Ayah dan Bunda yang belum familiar dengan kondisi ini.

4. Riwayat konsumsi narkotika oleh ibu yang mengandung

Meski sebagian besar bayi dengan BNSM lahir dari ibu yang tidak menggunakan narkotika, kondisi ini juga cukup sering ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu dengan riwayat kecanduan opioid.

Sebuah studi yang dimuat dalam National Library of Medicine mengaitkan kemunculan BNSM pada kelompok ini. Namun, para ahli belum dapat memastikan apakah kasus tersebut sepenuhnya termasuk BNSM murni atau justru merupakan bagian dari neonatal opioid withdrawal syndrome (NOWS) atau kondisi medis serius akibat gejala putus zat pada bayi baru lahir.

Bayi yang masuk dalam kategori NOWS umumnya membutuhkan pemantauan dan perawatan medis yang lebih intensif dibandingkan bayi dengan BNSM tanpa kaitan dengan opioid.

5. Kejang demam

Selain BNSM, bayi yang mengalami demam tinggi juga bisa menunjukkan gerakan mengejutkan yang menyerupai kejang saat tidur, Bunda. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejang demam adalah kejang yang terjadi saat suhu tubuh anak mencapai 38 derajat Celcius atau lebih, dan disebabkan oleh proses di luar otak, bukan karena gangguan langsung pada otak.

Sebagian besar kejang demam dialami oleh anak usia enam bulan hingga lima tahun. Ciri khasnya adalah kejang terjadi saat anak masih demam, di mana demam muncul terlebih dahulu, lalu disusul kejang. Setelah kejang berakhir, anak biasanya langsung sadar kembali.

Ciri bayi tiba-tiba kaget saat tidur mengalami benign neonatal sleep myoclonus

Gerakan kaget pada bayi saat tidur umumnya bersifat ritmis dan berulang. Kondisi ini ditandai oleh kedutan halus yang cepat di area tubuh seperti lengan, tungkai, punggung, perut, atau wajah.

Ciri lain yang menonjol dari kondisi ini adalah gerakannya yang simetris, yakni otot di sisi kiri dan kanan tubuh bergerak secara bersamaan. Pada sebagian bayi, kedutan ini bisa meluas hingga mencakup hampir seluruh tubuh, sehingga sekilas tampak seperti kejang. Meski begitu, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa aktivitas otak tetap normal, sehingga tidak termasuk dalam kategori kejang epilepsi.

Tanda lain yang bisa Bunda kenali untuk membedakan BNSM dengan kejang berbahaya antara lain:

  • Gerakan kaget dan kejang akan langsung berhenti saat bayi terbangun
  • Bayi tetap sadar dan tidak menunjukkan kebingungan atau kehilangan kesadaran
  • Tidak disertai demam atau gejala infeksi lain

Berapa lama bayi tiba-tiba kaget atau kaget saat tidur dikatakan normal?

Kebiasaan bayi yang sering tampak kaget saat tidur sebenarnya masih tergolong normal, ya, Bunda. Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Semin Fetal Neonatal Med menyebutkan bahwa kondisi ini tidak berkaitan dengan gangguan saraf, terutama jika terjadi pada bayi yang tumbuh dan berkembang dengan baik.

Beberapa penelitian memang menemukan adanya kepekaan saraf berlebihan (hipereksitabilitas) atau nada otot yang tidak biasa. Namun, para ahli menyimpulkan bahwa hal tersebut tidak menimbulkan efek jangka panjang. Anak yang mengalaminya pun tidak memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang di masa depan.

Dari segi pola gerakan, kedutan atau kejang yang terjadi berlangsung sangat singkat, yaitu kurang dari satu detik dengan frekuensi sekitar empat hingga lima kali per detik. Biasanya, satu episode berlangsung antara 1-15 menit. Meski jarang, ada pula kasus dengan durasi lebih dari satu jam, yang kerap membuat orang tua keliru mengira bayi mengalami kejang epilepsi.

Diagnosis benign neonatal sleep myoclonus

Bayi bisa didiagnosis mengalami benign neonatal sleep myoclonus jika memenuhi beberapa tanda berikut, Bunda.

  1. Bayi mengalami gerakan otot tiba-tiba yang berulang, seperti kejang ringan atau kedutan, pada area tubuh seperti lengan, kaki, atau badan
  2. Gerakan ini muncul saat bayi masih sangat kecil, biasanya antara usia lahir sampai enam bulan
  3. Hanya terjadi saat bayi tertidur dan akan segera berhenti saat bayi terbangun
  4. Gerakan ini tidak disebabkan oleh hal lain, seperti efek obat, gangguan saraf, atau masalah tidur lainnya

Kalau keempat tanda ini terlihat, dokter biasanya akan memastikan bahwa kondisi tersebut memang BNSM, bukan kejang epilepsi atau gangguan serius lain, ya, Bunda.

Cara mengatasi bayi sering kaget saat tidur

Saat bayi terlihat kaget atau mengalami gerakan seperti kejang saat tidur, Bunda perlu memastikan area tidurnya cukup aman, ya. Jauhkan benda tajam atau barang lain di sekitarnya yang berisiko membahayakan Si Kecil saat ia bergerak tanpa sadar.

Jika gerakan ini terjadi cukup sering, Bunda bisa mempertimbangkan untuk memasang pagar pelindung di sekeliling kasur. Langkah ini penting untuk mencegah bayi terbentur atau terjatuh akibat gerakan refleks yang tiba-tiba saat tidur.

Meskipun umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia, Bunda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Terutama jika gerakannya tampak tidak biasa atau menimbulkan kekhawatiran.

Sebagai langkah awal, Bunda bisa merekam video saat bayi mengalami gerakan tersebut. Rekaman ini akan membantu dokter mengenali pola gerakan dan membedakannya dari kondisi lain yang lebih serius. Jika diperlukan, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan tambahan seperti EEG untuk melihat aktivitas listrik otak, atau CT scan dan MRI untuk mendeteksi kemungkinan kelainan pada struktur otak.

Itulah penjelasan seputar kondisi bayi yang tampak seperti kejang saat terlelap. Jika Bunda merasa khawatir karena bayi sering kaget saat tidur, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda