Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Komplikasi Polip Hidung pada Anak, Gejala, dan Cara Mengobati yang Perlu Diwaspadai

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 07 Aug 2025 19:40 WIB

Portrait of cut Asian girl blowing snot into the napkin with her mother is keeping it near her nose with care. Visuals of people feeling sick and suffering from common ailments such as the flu, headaches.
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb
Daftar Isi
Jakarta -

Polip hidung menjadi salah satu masalah kesehatan anak yang perlu diwaspadai orang tua. Apa saja komplikasi polip hidung pada anak yang bisa terjadi?

Dikutip dari Very Well Health, polip hidung pada anak, atau polip pediatrik, adalah benjolan jaringan (umumnya tidak berbahaya) yang tumbuh di saluran hidung anak. 

Sering kali orang tua mungkin tidak menyadarinya sampai polip tersebut tumbuh cukup besar, atau sampai menimbulkan gejala tertentu.

Meskipun polip ini mungkin tidak terlalu memengaruhi anak, tapi kondisi ini berpotensi mengurangi kemampuan penciuman atau menyulitkan pernapasan anak. 

Penyebab polip hidung pada anak

Sampai saat ini, penyebab pasti polip hidung belum diketahui Tetapi pertumbuhan ini sering dikaitkan dengan peradangan kronis di saluran hidung. 

Ketika polip berkembang pada anak, sering kali disertai pula dengan kondisi medis lain seperti:

1. Asma

Gejala asma sering muncul sejak masa kanak-kanak, terutama berkembang dari peradangan kronis di paru-paru. Anak-anak lebih mungkin mengalami asma jika mereka sering mengalami infeksi saluran pernapasan akibat virus.

2. Fibrosis kistik

Penyakit genetik ini menyebabkan lendir di paru-paru (dan organ lain di tubuh) menjadi sangat kental, sehingga menyebabkan infeksi kronis dan kesulitan bernapas. Sebagian besar kasus fibrosis kistik didiagnosis sebelum anak berusia 2 tahun.

3. Infeksi sinus kronis

Polip hidung menghambat pengeluaran lendir dari sinus anak. Bakteri pun dapat berkembang di lendir tersebut, menyebabkan infeksi kronis.

4. Rinitis alergi 

Jika anak memiliki riwayat alergi musiman, maka mereka lebih rentan untuk mengalamis polip hidung. Hal ini karena alergi menyebabkan peradangan dan pembengkakan kronis di saluran hidung, yang serupa seperti pemicu pertumbuhan polip hidung.

Faktor risiko polip hidung

Dikutip dari Cleveland Clinic, faktor risiko berarti sesuatu yang meningkatkan kemungkinan anak mengalami kondisi tertentu. Beberapa kondisi kesehatan yang diketahui dapat meningkatkan risiko polip hidung pada anak antara lain:

  • Asma
  • Rinitis alergi (hay fever)
  • Infeksi sinus kronis
  • Fibrosis kistik
  • Hipersensitivitas terhadap obat antiinflamasi nonsteroid tertentu

Selain itu, genetika juga dapat berperan dalam proses perkembangan polip hidung. 

Gejala polip hidung pada anak

Meskipun anak mungkin belum bisa mengatakan pada Bunda secara spesifik apa yang dirasakannya, tapi gejala polip hidung bisa Bunda perhatikan dengan cukup jelas.

Terutama jika ukurannya cukup besar atau letaknya di bagian bawah saluran hidung, Bunda mungkin dapat melihat polip tersebut dengan melihat ke dalam hidung anak.

Gejala polip hidung pada anak umumnya meliputi:

  • Hidung tersumbat
  • Hidung berair
  • Penurunan kemampuan penciuman
  • Mendengkur saat tidur 
  • Tenggorokan terasa gatal atau sakit
  • Tekanan di wajah dan/atau dahi

Perlu diketahui bahwa polip bisa tumbuh di salah satu atau kedua lubang hidung. Meskipun polip hidung merupakan penyebab paling umum keluhan sumbatan hidung pada anak-anak, ada juga kemungkinan penyebab lainnya. 

Termasuk seperti deviated septum (dinding pemisah lubang hidung yang tidak sejajar), pembesaran adenoid (kelenjar di belakang hidung, di atas langit-langit mulut), dan tumor (baik tumor jinak maupun ganas).

Diagnosis polip hidung

Langkah pertama untuk mendiagnosis polip hidung adalah pemeriksaan fisik oleh dokter anak menggunakan otoskop.

Perangkat pembesar ini memiliki lampu di ujungnya dan awalnya dirancang untuk memeriksa telinga, tetapi bisa juga digunakan untuk melihat bagian dalam hidung. Termasuk untuk melihat apakah ada polip atau tidak.

Jika dokter anak mencurigai adanya polip, Si Kecil kemungkinan akan dirujuk ke dokter spesialis THT (telinga, hidung dan tenggorokan).

Selain itu, endoskopi hidung juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis polip. Prosedur ini menggunakan endoskop, yaitu tabung fleksibel panjang dengan lampu di ujungnya, yang dimasukkan ke dalam hidung untuk mencari kemungkinan polip.

Dalam kasus yang lebih jarang, pencitraan tambahan mungkin dibutuhkan, seperti CT scan atau MRI.

Komplikasi polip hidung pada anak

7 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak yang Bisa Dilakukan di RumahIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock

Beberapa komplikasi umum dari polip hidung yang tidak ditangani meliputi sleep apnea, peningkatan serangan asma, dan infeksi sinus berulang.

1. Infeksi sinus

Polip hidung dapat menyumbat saluran sinus, sehingga lendir tidak dapat mengalir dengan baik. Hal ini pun dapat menyebabkan peradangan dan infeksi kronis pada sinus, yang dikenal sebagai sinusitis.

2. Memicu serangan asma

Pada anak dengan riwayat asma, polip hidung dapat memperburuk gejala dan memicu frekuensi serangan yang lebih sering.

3. Sleep apnea

Polip yang ukurannya besar dapat menyumbat saluran hidung secara signifikan, sehingga menyulitkan pernapasan anak terutama saat tidur. Hal ini bisa menyebabkan sleep apnea obstruktif, yaitu kondisi di mana pernapasan hilang timbul secara berulang saat tidur.

Selain komplikasi utama, polip hidung juga dapat menyebabkan komplikasi berupa dengkuran dan penurunan kemampuan penciuman.

Cara mengobati polip hidung pada anak

Dikutip dari Mom Junction, pengobatan polip hidung pada anak bergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Beberapa cara mengobati polip hidung pada anak yang dapat dilakukan termasuk seperti:

1. Obat tetes dan semprotan hidung

Obat-obatan ini membantu mengecilkan polip dan mencegah penyumbatan saluran napas. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat untuk mengurangi peradangan.

Penggunaan semprotan hidung untuk anak bisa menjadi langkah awal yang efektif untuk mengatasi gejala. Namun jika obat semprotan dan tetes hidung tidak efektif, dokter mungkin akan meresepkan tablet steroid yang biasanya diberikan selama dua minggu.

Antibiotik dan antihistamin juga dapat diresepkan, terutama jika terdapat infeksi pada hidung atau sinus serta reaksi alergi.

2. Operasi

Jika gejala polip hidung pada anak tidak membaik setelah pengobatan selama setidaknya 10 minggu, dokter spesialis THT mungkin akan menyarankan operasi. Operasi sinus endoskopi ini dilakukan untuk mengangkat polip dari hidung.

Pengangkatan polip dapat membantu melegakan pernapasan, namun sering kali polip bisa tumbuh kembali setelah beberapa tahun. Dokter mungkin akan menyarankan penggunaan semprotan steroid hidung untuk mencegah polip tumbuh kembali dengan cepat.

Jika anak memiliki tumor di hidung atau sinus atau kondisi medis kompleks lainnya seperti fibrosis kistik, pengobatan akan disesuaikan sesuai hasil pemeriksaan dokter. Meski tidak berbahaya, kondisi ini dapat mengganggu pernapasan dan aktivitas harian anak. 

Jangan tunda untuk berdiskusi dengan dokter anak tentang gejala yang mungkin mengarah pada polip hidung jika ada ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda