Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Suka Pilih-pilih Makanan, Picky Eater atau Selective Eater?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 25 Jul 2025 23:30 WIB

Picky eater
Picky eater/ Foto: Getty Images/Liudmila Chernetska
Daftar Isi

Mengenalkan makanan pada anak adalah tahap yang mungkin cukup membuat setiap orang tua merasa tertantang. Mungkin sebagian percaya pada anak bahwa mereka akan menyukai kegiatan makan. Namun, ada juga yang khawatir bagaimana kalau anak tidak menyukai kegiatan makan atau pilih-pilih makanan?

Pada umumnya, hal tersebut adalah hal yang normal dan wajar dialami setiap orang tua. Namanya juga masa pengenalan makanan pada anak, pasti akan ada trial and error bagi orang tua.

Namun, Bunda juga perlu mengetahui apakah anak pilih-pilih makanan karena asing dengan makanan baru (picky eating) atau justru sama sekali menolak makanan untuk dimakan kecuali jenis tertentu (selective eating).

Bagaimana cara membedakan anak yang ternyata picky eater atau selective eater? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini, Bunda.

Penyebab anak pilih-pilih makanan 

Mengutip Solid Starts, berdasarkan penelitian, terdapat empat penyebab utama anak pilih-pili makanan:

  1. Karakteristik anak tertentu, termasuk masalah medis, perbedaan atau disabilitas perkembangan saraf, dan temperamen menempatkan anak pada risiko yang lebih tinggi.
  2. Praktik dan gaya pengasuhan yang cemas, mengontrol, dan/atau permisif.
  3. Pengalaman makan yang negatif.
  4. Kurangnya paparan terhadap tekstur, rasa, dan praktik mengunyah pada usia-usia penting.

Dari keempat penyebab utama ini, tiga di antaranya dapat diatasi untuk mencegah atau memperbaiki pilih-pilih makanan. Beberapa anak akan tetap menjadi picky eater, tetapi banyak yang tidak akan demikian jika kita mengambil langkah-langkah bijaksana saat memulai pemberian makanan padat dan pemberian makan pada masa balita.

Picky eater vs selective eater, apa perbedaannya?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak disebut picky eater berarti anak mau mengonsumsi berbagai jenis makanan baik yang sudah maupun yang belum dikenalnya tapi menolak mengonsumsi dalam jumlah yang cukup. Selain jumlah yang tidak cukup, mereka juga memilih-milih makanan ketika berhubungan dengan rasa dan tekstur makanan.

Meskipun pilih-pilih makanan, anak yang picky eater masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap kelompok karbohidrat, protein, sayur/buah dan susu. Misalnya, anak tidak mau makan nasi, tapi ia masih mau makan roti atau mi, Bunda.

Sebaliknya, mengutip dari laman West Virginia University, selective eater memiliki keengganan terhadap lebih banyak makanan, atau memiliki keengganan yang tidak biasa. Misalnya, selective eater mungkin menghindari semua sereal, semua daging, semua makanan dingin, semua makanan berwarna merah, semua makanan renyah, semua buah dan sayur, dll.

Seorang anak yang makan tidak lebih dari 5 makanan juga dianggap sebagai selective eater. Pola makan selektif makanan yang umum mungkin hanya mencakup piza, nugget ayam, susu, dan tidak ada yang lain. Yang menjadi peringatan bagi orang tua adalah selective eater dapat mengakibatkan anak berisiko mengalami defisiensi makro atau mikronutrien tertentu.

Tips mengatasi anak picky eater dan selective eater

Ada beberapa tips mengatasi anak picky eater dan selective eater. Mengutip laman Children's Hospital of Philadelphia (CHOP), berikut tipsnya:

Ingatlah bahwa pilih-pilih makanan seringkali normal dalam perkembangan

Anak-anak di seluruh dunia mengalami fase pilih-pilih makanan dari usia sekitar 2-4 tahun. Menurut direktur klinis Klinik Perilaku Kecemasan dan Klinik Pemakan Pilih-pilih di Departemen Psikiatri Anak dan Remaja serta Ilmu Perilaku CHOP, Katherine Dahlsgaard, PhD, ABPP, memilih makanan adalah sebagian berawal dari dorongan protektif bawaan pada seorang anak.

"Ketika seorang balita bisa berkeliaran tanpa pengawasan pengasuh dan berpotensi mengambil sesuatu dari tanah untuk dimasukkan ke mulutnya, alam telah menanamkan dalam dirinya rasa waspada yang mengatakan, 'Ini 'makanan' baru, dan aku tidak akan menyukainya,'" ujarnya.

Jangan salahkan diri sendiri

Kebanyakan pilih-pilih makanan tidak dapat dijelaskan oleh pola asuh yang buruk. Buktinya adalah banyak anak yang pilih-pilih makanan memiliki saudara kandung yang makan dengan baik.

"Jadi saya memberi tahu orang tua bahwa anak mereka mungkin lahir dengan otak yang lebih kaku dalam mencoba makanan baru. Saya meminta orang tua dari anak-anak yang pilih-pilih makanan untuk sedikit bersimpati pada diri mereka sendiri tentang betapa frustrasinya hal itu," kata Dahlsgaard.

Jangan menyerah pada makanan baru

Cobalah berulang kali. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 8 hingga 15 kali untuk memperkenalkan makanan baru sebelum anak Anda menerimanya. Namun, orang tua biasanya menawarkan makanan tiga hingga lima kali sebelum memutuskan bahwa anak mereka tidak akan pernah menyukainya.

Pastikan anak datang ke meja makan dalam keadaan lapar

Seringkali, orang tua bahkan tidak menyadari seberapa sering anak mereka makan dan minum. Untuk mengatasi anak yang berada di fase ini, mintalah anak menunggu dua jam antara waktu camilan dan waktu makan, dan satu jam antara waktu minum dan waktu makan.

Tetapkan batasan seputar makanan dan bicaralah dengan nada yang tenang

Bunda tidak perlu berteriak atau menunjukkan emosi dulu. Jika anak tidak memakannya, jangan bereaksi, tetapi berikan konsekuensi. Jika tidak makan besar, maka tidak ada hidangan penutup seperti es krim.

Jangan takut untuk meminta bantuan

Anak-anak yang sangat pemilih dalam hal makanan mungkin memerlukan bantuan tambahan dari seorang profesional untuk mengatasi keterbatasan pilihan makan mereka. Sebelum usia 15 tahun, anak-anak seringkali tidak termotivasi untuk berubah.

Cara mencegah anak picky eater dan selective eater

Ada beberapa cara yang baik untuk mencegah anak menjadi picky eater dan selective eater. Berikut caranya, seperti dikutip dari Better Health!

  • Jadilah panutan atau role model yang baik. Makanlah beragam makanan sendiri dan makanlah bersama anak.
  • Mintalah anak untuk membantu menyiapkan makanan. Mereka cenderung akan makan makanan yang telah mereka bantu siapkan.
  • Buatlah kebiasaan makan yang teratur, seperti selalu mendudukkan anak di kursi makan atau makan di meja yang sama.
  • Tawarkan beragam makanan berwarna-warni di piring dan biarkan anak memilih apa yang akan mereka makan. Sajikan makanan dengan menarik.
  • Dorong anak untuk makan sendiri dan mengeksplorasi makanan menggunakan tangan mereka sejak usia dini. Jangan khawatir tentang makanan yang berantakan. Anak-anak belajar tentang makanan melalui sentuhan dan juga rasa.
  • Tawarkan makanan alternatif dari setiap kelompok makanan. Misalnya, jika anak tidak suka keju, mereka dapat makan yogurt.
  • Di akhir makan (tidak lebih dari 20–30 menit), ambil piring anak Jika mereka belum makan banyak, tawarkan mereka camilan sehat sedikit lebih lambat, atau tunggu sampai waktu makan berikutnya.
  • Dorong anak untuk makan sendiri. Pastikan Bunda menyediakan camilan sehat. Selalu awasi mereka saat makan untuk menghindari risiko tersedak. Dorong mereka untuk makan sambil duduk, jangan berlarian.

Demikian ulasan mengenai perbedaan anak selective eater atau picky eater. Pastikan bunda sudah menjadi role model yang mau makan apa saja dan tidak menjadi pemilih makanan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda