Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Javier Justin Cerita Perkembangan Sang Putri yang Alami Cerebral Palsy

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 25 Jul 2025 20:20 WIB

Potret Shan Anak Javier Justin
Javier Justin dan Putrinya/ Foto: Instagram: @javierjustin
Daftar Isi
Jakarta -

Putri presenter Javier Justin, Shannuel Favory Justin, tahun ini genap berusia sembilan tahun. Shannuel adalah anak istimewa yang didiagnosis cerebral palsy sejak usia setahun, Bunda.

Sampai saat ini, Shannuel masih rutin menjalani terapi di rumahnya. Javier dan sang istri Tiffany Orie juga mendaftarkan Shannuel ke sekolah dan terapi okupasi serta oral motorik.

"Terapis masih datang seminggu empat kali. Kalau di luar itu sekolah okupasi, oral motorik, dan segala macam. Jadi dia full aktivitasnya juga seperti anak-anak lain," kata Tiffany dalam acara Pagi-pagi Ambyar, dikutip dari YouTube TRANS TV Official, belum lama ini.

Shannuel masih sering muntah saat makan

Dalam kesempatan ini, Javier dan Tiffany juga menceritakan perkembangan putrinya yang sudah berusia sembilan tahun. Menurut keduanya, Shannuel saat ini sudah bisa makan tanpa harus dibantu selang dari perut. Namun, sang putri masih sering mengalami tersedak dan muntah karena kondisi cerebral palsy yang dialaminya.

"Jadi sebenarnya anak-anak yang mengidap cerebral palsy itu anak istimewa ya. Kalau kita lihat dia bisa makan saja itu sudah puji Tuhan, itu sudah mukjizat. Karena banyak sekali teman-teman Shan itu yang pasang selang di perut karena enggak bisa mengunyah dan enggak bisa nelan. Jadi setiap kalau kalau menelan itu bisa tersedak dan muntah, dan Shen setiap hari struggle dengan itu," ujar Javier.

"Jadi sampai sekarang setiap kali makan masih bisa tersedak dan muntah. Bayangkan makan sehari tiga kali, setiap kali makan itu dia muntah, berarti tiga kali dalam sehari itu muntah," sambungnya.

Menurut Javier, muntah yang dialami Shannuel saat makan mau tak mau memengaruhi kondisi fisiknya. Tak seperti anak-anak lain, kondisi tubuh Shannuel sering kali tidak fit karena mengalami kesulitan makan akibat tersedak dan muntah.

"Kadang bagi Shan, makan itu bukan sesuatu hal yang menyenangkan. Jadi ya cuma kewajiban saja, mau enggak mau harus makan. Oleh karena itu badannya juga tidak se-fit anak-anak pada umumnya. Tapi puji Tuhan karena kita juga beriman, berdoa terus, dan kita percaya mukjizat terjadi, ya ada improvement," ungkap Javier.

Awal pertama didiagnosis cerebral palsy

Shannuel pertama kali didiagnosis cerebral palsy saat usia setahun. Diagnosis diketahui setelah Javier dan istri memeriksa kondisi anaknya ke dokter.

"Cerebral palsy (tahu) dari usia satu tahunan ketika kami MRI. Jadi, dokter melihat ada sesuatu dengan tumbuh kembang otaknya yang belum berkembang dengan sempurna dan ketika lahir, dia tidak nangis. Jadi tidak cukup oksigen ke otak. Sejak itu didiagnosis cerebral palsy," ujar Javier.

Javier dan Tiffany mengaku sempat syok saat mengetahui putrinya didiagnosis cerebral palsy, Bunda. Pasalnya, Tiffany tidak pernah mengalami masalah apa pun saat hamil Shannuel. Tak hanya itu, dokter juga tidak pernah mendeteksi adanya masalah pada janin Tiffany saat pemeriksaan kehamilan.

"Justru pada saat itu (kehamilan) tidak ada tanda apa pun. Jadi, sepanjang kehamilan itu benar-benar semuanya baik. Perkembangannya baik, ukuran lingkar kepala dan lain itu semua berjalan sangat mulus, sangat baik. Jadi benar-benar a very healthy pregnancy," ujar Tiffany.

"Jadi pokoknya semua yang kita bisa lakukan untuk masa kehamilan, check up, (pemeriksaan 4D), vitamin apa pun itu pokoknya semua sangat baik. Sebenarnya pas melahirkan itu satu pukulan lah buat kita karena kita syok. Tahunya kan semua baik-baik saja."

Javier dan Tiffany sebenarnya sudah merasakan ada yang tidak beres dengan kondisi anaknya setelah lahir. Namun, keduanya selalu bersikeras menyangkal.

Pada suatu ketika, Javier dan Tiffany akhirnya menyerah. Keduanya memutuskan untuk memeriksakan Shannuel ke dokter lantaran sang putri tak kunjung memberikan respons terhadap sekitar.

"Ketika lahir sebenarnya kita sudah merasakan (ada yang berbeda), cuma kita berusaha denial. Tapi setelah kita bawa pulang beberapa bulan gitu, kita mulai lihat bahwa dia tidak merespons suara, tidak ada eye contact. Jadi seperti kayak punya dunianya sendiri," ungkap Tiffany.

"Dia juga tidak seperti tumbuh kembang bayi pada umumnya. Jadi bolak-balik (badan) agak pelan, terus kemudian lehernya belum terlalu kuat," imbuh Javier.

Javier dan istri sudah menerima kondisi sang putri

Dalam wawancara dengan HaiBunda beberapa waktu lalu, Jevier sempat mengungkap bahwa ia dan istri telah menerima kondisi sang putri. Saat ini, keduanya juga tidak lagi mempertanyakan dan berhenti mencari tahu sehingga tetap kompak menjaga dan merawat Shannuel.

"Kalau ditanya, kita sudah setop mencari tahu, sih. Kenapa (terjadi) dan harusnya kenapa. Enggak. Sudah. Itu akan memisahkan aku dan Tiffany. Akan membuat perpecahan itu," kata Javier.

"Mungkin nanti aku bisa nyalahin dia, dia bisa nyalahin aku, mungkin keluarga kamu punya turunan ini atau apa. Jadi sudah. What's done is done, sekarang kita fokus kepada pada masa depan dan sekarang," sambungnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda