
parenting
5 Cara agar Anak Percaya dan Mau Cerita pada Orang Tua Menurut Pakar
HaiBunda
Jumat, 18 Jul 2025 22:30 WIB

Daftar Isi
Setiap orang tua tentu ingin menjadi 'rumah' bagi anak. Dalam kondisi apapun, setiap orang tua berharap anak akan berterus terang dan mau bercerita pada mereka. Orang tua tentu ingin menjadi satu-satunya yang dapat Si Kecil percaya dalam mencurahkan perasaannya.
Realitanya, praktik tak selalu mudah seperti teori. Terkadang ada hal-hal sepele yang pada akhirnya bisa membuat anak tidak percaya dan mau cerita pada orang tua.
Terlebih di usia pra remaja dan remaja. Dikutip dari Parents, efek samping umum dari peralihan fase ini membuat anak enggan berbicara pada orang tua. Berbicara dengan orang tua mungkin menjadi hal terakhir yang dipikirkan anak.
Namun, Bunda tidak perlu khawatir dengan keadaan ini. Ingat, karakter anak terbentuk pertama kali dari rumah, dari orang tuanya, Bunda.
Semuanya dimulai dari orang tua, simak lima cara agar anak percaya dan mau cerita kepada orang tua menurut pakar.
1. Normalisasi bicara tentang perasaan
Spesialis Kehidupan Anak Bersertifikat dan Konselor Profesional Klinis Berlisensi di Chicago, Kelsey Mora, mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk menormalisasi bicara tentang perasaan. Ketika belajar bahwa momen-momen ini lebih mudah ketika anak-anak terpapar komunikasi terbuka setiap hari, bukan hanya ketika hidup terasa sulit.
Ketika anak-anak melihat orang dewasa mengungkapkan dan berbagi perasaan mereka sendiri, mereka belajar bahwa tidak apa-apa untuk melakukan hal yang sama. Menurut Mora, ini tentang menjadi teladan. Ketika kita mengungkapkan emosi dengan lantang, Â baik yang baik maupun yang tidak menyenangkan, kita mengajari anak-anak kita bahwa perasaan bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan.
2. Jangan hindari topik sensitif
Ketika anak-anak melihat orang dewasa menghindari topik tertentu, mereka dengan cepat belajar apa yang "terlarang", dan mungkin akan semakin mengkhawatirkannya jika membicarakannya di depan orang tua.
"Ketika kita menghindari hal-hal yang tidak nyaman atau asing, kita mengajari anak-anak bahwa percakapan semacam itu tidak pantas dilakukan di rumah kita," ungkap Mora, dikutip dari CNBC.
Sebaliknya, ciptakan ruang di mana semua pertanyaan diterima, rasa ingin tahu ditanggapi dengan ketenangan, dan kejujuran menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
3. Jujurlah tentang tantangan diri sendiri
Bagi banyak orang tua, keterbukaan emosional tidak datang secara alami. Mungkin Bunda tidak tumbuh besar di rumah di mana orang-orang menunjukkan atau berbagi perasaan mereka dengan bebas. Hal tersebut tidak apa-apam Bunda.
Akan tetapi, Bunda masih bisa memberi anak suatu yang berbeda. Bunda bahkan bisa mulai dengan menceritakan kesulitan yang dihadapi saat membuka diri: "Bunda tidak tumbuh besar dengan membicarakan perasaan, tapi Bunda ingin melakukannya denganmu, karena Bunda tahu itu penting dan bermanfaat."
Tingkat kejujuran seperti itu membangun koneksi. Ini menunjukkan kepada anak bahwa keterbukaan emosional bukan tentang menjadi sempurna — melainkan tentang hadir dan bersedia.
4. Jangan menginterogasi
Kita semua pernah bertanya, "Bagaimana harimu?" dan hanya mendapat jawaban singkat atau hanya mengangkat bahu. Cobalah membaliknya, Bunda. Alih-alih meminta anak untuk terbuka terlebih dahulu, bagikan sesuatu dari diri sendiri.
Misalnya, "Hari ini rasanya kayak roller coaster. Aku bersemangat tentang sesuatu di pagi hari, tetapi kemudian ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan, dan Bunda merasa frustrasi. Akhirnya Bunda berjalan-jalan dan merasa lebih baik di penghujung hari. Dan sekarang, Bunda senang bertemu denganmu dan mendengar tentang harimu."
Menurut Mora, ini mencontohkan refleksi dan kesadaran emosional, dan mengajarkan anak-anak cara melakukan hal yang sama.
5. Jadikan percakapan sebagai bagian dari rutinitas
Salah satu cara sederhana namun ampuh untuk menjaga komunikasi tetap lancar adalah dengan menjadikannya bagian dari rutinitas keluarga. misalnya saat makan malam bersama. Setiap anggota keluarga berbagi momen terbaik dari hari mereka, momen yang sulit, dan momen positif lainnya.
Demikian ulasan mengenai cara agar anak mau percaya dan terbuka pada orang tua. Posisikan diri sebagai sahabat yang selalu ada untuk anak, tanpa menghakimi mereka terlebih dahulu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Jelang Ujian Semester, Ajari Si Kecil Doa Memohon Ilmu Bermanfaat

Parenting
Anak Sudah Kenal Huruf, Cynthia Lamusu Bahagia tapi Bingung

Parenting
Daur Hidup Lalat dari Telur hingga Pupa, Yuk Ajak Si Kecil Mempelajarinya

Parenting
Perbedaan Usia Anak Terpaut Jauh, Ini Cara Mona Ratuliu Lakukan Bonding Time

Parenting
Berapa Usia Ideal Anak Masuk TK A? Bunda Perlu Tahu Nih


7 Foto
Parenting
7 Potret Natarina Anak Taufik Hidayat yang Kini Beranjak Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda