
parenting
Jenis MPASI Ini Ternyata Bantu Perkembangan Otak & Cegah ADHD Anak, Ini Penjelasannya
HaiBunda
Rabu, 16 Jul 2025 09:10 WIB

Daftar Isi
Makanan pendamping ASI atau MPASI tertentu disebut-sebut memiliki manfaat besar terhadap perkembangan otak anak. Bahkan dapat membantu meminimalkan potensi ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Sebuah studi analisis data dari Taiwan Birth Cohort Study baru-baru ini menemukan bahwa pemberian jenis MPASI berbahan dasar beras jawabannya, Bunda.Â
Berdasarkan hasil studi tersebut, pemberian jenis MPASI ini mengurangi risiko gangguan ADHD hingga sebesar 27 persen. Penelitian ini sudah diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry.
Apa itu ADHD?
Dikutip dari Psy Post, ADHD adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi fokus, kontrol impuls, dan tingkat aktivitas. Umumnya didiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa.
ADHD seringkali menjadi jelas ketika anak mulai masuk sekolah dasar, karena perilaku yang menjadi gejala ADHD sering kali bertentangan dengan aturan di sekolah. Anak dengan diagnosis ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam memperhatikan, seperti sulit berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas.
Sebagian juga mengalami hiperaktivitas, seperti gerakan atau bicara berlebihan. Ada juga impulsivitas, seperti sering menyela pembicaraan atau mengambil keputusan terburu-buru.
Terapi perilaku, penyesuaian gaya hidup, dan konsumsi obat-obatan mungkin diperlukan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Faktor penyebab ADHD
Peneliti sekaligus penulis studi ini, Chiu-Ying Chen dan rekan-rekannya, mengeksplorasi hubungan antara praktik pemberian makan pada bayi dan potensi timbulnya ADHD di kemudian hari.
Namun perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa sampai saat ini, penyebab ADHD belum sepenuhnya diketahui. Para ilmuwan masih meyakini bahwa ADHD kemungkinan berkembang melalui interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Nutrisi dan zat gizi tertentu juga mungkin berperan.
Studi analisis tentang MPASI beras dan ADHD
Peserta dalam studi ini adalah 24.200 bayi baru lahir, dari para Bunda yang lahir di Taiwan pada tahun 2005. Mereka kemudian diminta melakukan pengumpulan data sebanyak enam kali, termasuk saat anak berusia 6 bulan, 18 bulan, 3 tahun dan 5 tahun.Â
Data yang dianalisis dalam studi ini mencakup diagnosis ADHD, informasi tentang pemberian ASI, dan pemberian MPASI. Dikumpulkan juga data tentang faktor risiko ADHD lain, seperti urutan kelahiran, berat badan lahir, prematuritas, penyakit, kondisi Bunda selama kehamilan, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol Bunda, dan lainnya.
Sekitar 64 persen ibu memberikan MPASI berbahan dasar beras, tetapi bukan bubur nasi tradisional. Kemudian 44 persen Bunda memberikan bubur nasi tradisional.
Anak-anak yang menerima makanan padat berbahan dasar beras sebagai makanan pendamping memiliki risiko 27 persen lebih rendah untuk ADHD.Â
"Pemberian makanan pendamping dalam 6 bulan pertama penting untuk melindungi bayi dari perkembangan ADHD. Namun karena keterbatasan jumlah kasus ADHD yang kecil, studi lanjutan sebaiknya menggunakan periode observasi yang lebih panjang," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.
Kapan bayi boleh makan olahan beras?
Olahan beras, termasuk bubur nasi, dapat diperkenalkan segera setelah bayi siap untuk makan makanan padat. Dikutip dari Solid Starts, umumnya di sekitar usia 6 bulan.
Meskipun beras merah dan beras putih merupakan bahan yang umum digunakan di berbagai budaya, ada lebih banyak jenis yang bisa diolah dalam MPASI. Masing-masing dengan cita rasa yang unik, Bunda.
Bagaimana cara menyajikan olahan beras untuk MPASI?
Setiap tahap MPASI bisa disesuaikan dengan kemampuan bayi, terutama dalam pemilihan tekstur dan tambahan rasa. Berikut beberapa cara penyajian olahan beras untuk bayi sesuai usia:
6 bulan ke atas
Beras dapat dimasak bersama kaldu hingga bertekstur cair atau agak kental. Setelah itu, secara bertahap nasi juga bisa dibuat lebih lembek agar bayi dapat belajar menyendok sendiri.Â
Jika bayi sudah mampu belajar mengunyah dan Bunda ingin menambah tekstur makanan, nasi dapat dibuat menjadi bola-bola besar dan lembut agar bisa dipegang dan digigit oleh bayi.
9 bulan ke atas
Berikan nasi matang sesuai keinginan bayi. Bunda bisa menyajikan langsung, bisa juga dibentuk bola agar mudah dipegang.Â
Saat menyajikan nasi secara terpisah, tekan butiran nasi dengan bagian belakang garpu untuk membantu nasi menempel satu sama lain dan memudahkan bayi makan sendiri.Â
18 bulan ke atas
Sajikan nasi sesuai keinginan, baik sendiri maupun sebagai bagian dari makanan bersama. Bunda bisa menyediakan alat bantu makan seperti sendok, tapi jangan dipaksakan jika anak masih senang makan menggunakan tangan.Â
Bagi anak-anak, sering kali nasi memang lebih sulit diambil dengan alat makan. Oleh sebab itu, pertimbangkan untuk membuat nasi lebih lengket agar anak lebih mudah belajar menggunakan alat makannya.
Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang sangat baik untuk memberikan energi pada tubuh anak. Secara umum, beras merah dan jenis beras utuh lainnya mengandung lebih banyak protein, vitamin, dan mineral dibandingkan beras putih.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Menu Makanan Usia 6-12 Bulan dari Buku Resep MPASI Kemenkes, Ada Takaran Kalorinya

Parenting
7 Kalimat yang Bisa Diucapkan untuk Bujuk Bayi Mau Makan

Parenting
Resep Gadon Sapi untuk MPASI Anak Usia 1 Tahun, dan Menu Tinggi Kalori Lainnya

Parenting
10 Menu Finger Food MPASI, Bantu Optimalkan Perkembangan Motorik Si Kecil

Parenting
7 Kondisi Ini Tunjukkan Bayi belum Siap Melahap Makanan Padat


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda