Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Unik! SMP Ini Minta Siswa Belajar Sambil Menari untuk Tingkatkan Kecerdasan Otak

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Sabtu, 05 Jul 2025 23:00 WIB

anak sekolah
Ilustrasi/Foto: Getty Images/hxdbzxy
Daftar Isi
Jakarta -

Belajar sambil duduk diam di meja mungkin sudah jadi hal biasa. Namun, ada hal berbeda yang dilakukan sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tiongkok, Bunda.

SMP di Tiongkok justru menerapkan metode tak biasa, yaitu siswa diminta untuk belajar sambil menari. Metode ini viral karena dinilai membantu siswa untuk lebih fokus.

Dalam video yang ramai dibagikan di media sosial, tampak para remaja bergoyang aktif sambil membaca buku pelajaran. Uniknya lagi, tidak semua sekolah menerapkan gerakan bebas.

Ada pula yang meminta siswanya tetap berdiri tegak, tetapi membaca teks dengan lantang selama sesi belajar pagi. Wah, semangat belajarnya luar biasa ya, Bunda.

Baca buku sambil goyang badan sekaligus tingkatkan mood

Sekolah-sekolah yang menerapkan metode ini percaya bahwa menggerakkan tubuh saat membaca bisa membantu meningkatkan fokus. Aktivitas ini juga dinilai mampu menumbuhkan semangat belajar siswa.

"Aktivitas ini efektif dalam membangkitkan semangat dan mengaktifkan energi muda mereka," ujar perwakilan sekolah di Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya, mengutip dari South China Morning Post, Jumat (04/07/2025).

Di Provinsi Shandong, siswa diminta membaca Bahasa Inggris dan Mandarin dengan semangat. Metode ini dipercaya bisa meningkatkan rasa percaya diri dan pemahaman mereka.

Pihak sekolah menganggap metode ini lebih dari sekadar gaya belajar. Kegiatan ini merupakan strategi untuk menumbuhkan semangat belajar di tengah tekanan berat.

Siswa diajak lebih aktif dalam proses belajar. Harapannya, metode ini bisa membantu mereka tetap fokus tanpa merasa tertekan.

Terlebih lagi, pendekatan seperti ini dinilai lebih dekat dengan karakter generasi muda yang dinamis. Siswa tidak hanya belajar secara kognitif, tetapi juga secara fisik dan emosional.

Awalnya hanya tren, siswa kelas akhir kini jadi gerakan nasional

Kini, sudah banyak sekolah yang menerapkan metode ini dalam kegiatan belajar. Padahal, ide ini awalnya justru datang dari inisiatif para siswa sendiri.

Menurut laporan Provinsi Shaanxi dikutip dari South China Morning Post, tren ini muncul pertama kali pada 2021. Saat itu, siswa kelas akhir mulai membaca sambil bergerak untuk mengatasi bosan dan stres.

Seiring berjalannya waktu, metode ini makin populer dan diadopsi banyak sekolah. Tekanan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi atau gaokao jadi alasan utamanya.

Bayangkan saja, lebih dari 13 juta siswa mengikuti ujian ini setiap tahun dan persaingannya sangat ketat, lho. Maka, wajar saja jika metode belajar unik pun bermunculan.

Banyak siswa rela belajar hingga belasan jam sehari demi bisa lolos ujian masuk perguruan tinggi. Tekanan inilah yang membuat sekolah-sekolah mencari cara agar proses belajar tetap semangat dan tidak monoton.

Beberapa sekolah pun mulai bereksperimen dengan pendekatan yang lebih interaktif. Salah satunya lewat belajar sambil bergerak seperti yang sedang tren ini.

Gerakan tubuh dinilai bisa membantu aliran darah ke otak, sehingga siswa lebih mudah fokus. Selain itu, suasana belajar pun jadi lebih hidup dan tidak membosankan. 

Para guru berharap cara ini bisa menyeimbangkan antara disiplin dan kenyamanan. Dengan begitu, siswa tetap termotivasi meski berada dalam tekanan akademik tinggi.

Di balik semangat mereka, ada juga kritikan dari warganet

Meski terlihat menyenangkan, tidak semua orang setuju dengan metode ini. Seorang warganet menulis, "Menggerakkan tubuh sambil membaca sebenarnya cukup membantu menghafal teks sulit".

Namun yang lain mempertanyakan efektivitasnya, bahwa "Apa mereka bisa benar-benar membaca sambil bergerak sebebas itu?".

Bahkan, seorang lulusan yang pernah mengikuti metode ini mengaku tidak nyaman. "Guru menyuruh kami membaca keras-keras sampai suara saya rusak," ungkapnya.

Ada juga yang menyayangkan terkait padatnya jadwal belajar di SMA Hengshui. Siswa di sana hanya mendapat 15 menit waktu makan siang dan mandi dua kali seminggu.

Gaya belajar ala militer ini dianggap terlalu ketat dan kurang memperhatikan kesejahteraan siswa. Meski hasil akademiknya tinggi, tak sedikit yang mempertanyakan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental.

Beberapa siswa mengaku merasa kelelahan dan kehilangan waktu istirahat yang cukup. Tekanan terus-menerus ini dikhawatirkan bisa memicu stres berkepanjangan.

Apalagi di usia remaja, keseimbangan antara belajar dan waktu relaksasi sangat dibutuhkan. Tanpa itu, potensi burnout bisa mengganggu proses belajar.

Metode belajar tak biasa yang menjadi sorotan dunia

Meski menuai kontroversi, metode "membaca pagi penuh semangat" mencerminkan upaya sistem pendidikan Tiongkok beradaptasi. Ini jadi cara menghadapi tekanan akademik yang luar biasa.

Metode ini juga menunjukkan, bahwa sekolah mulai mencari pendekatan yang lebih segar dan melibatkan emosi siswa. Di tengah persaingan ketat, kreativitas dalam belajar menjadi hal yang semakin dibutuhkan.

Meski terlihat unik, aktivitas ini menyiratkan bahwa belajar bisa lebih aktif dan menyenangkan, Bunda. Asal dilakukan dengan tepat tanpa paksaan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda