
parenting
7 Tanda Anak Terlalu Banyak Konsumsi Garam & Cara Mengatasinya
HaiBunda
Rabu, 30 Oct 2024 04:00 WIB

Daftar Isi
Garam memang bisa menambah cita rasa makanan, tapi tak baik juga dikonsumsi berlebihan. Apa saja tanda-tanda anak terlalu banyak konsumsi garam?
Hal ini penting untuk diketahui orang tua, sebab mengonsumsi garam secara berlebihan dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Orang dewasa kerap mengingatkan diri sendiri untuk mengurangi asupan garam, tetapi hal ini justru tidak diberlakukan pada anak-anak.Â
Padahal anak terlalu banyak konsumsi garam juga dapat mengganggu kesehatannya. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk memperhatikan tanda anak terlalu banyak konsumsi garam dan melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
![]() |
Tanda-tanda anak terlalu banyak konsumsi garam
Lalu apa saja tanda Si Kecil sudah terlalu banyak mengonsumsi garam? Simak dalam ulasan berikut ini, Bunda:
1. Sering haus
Dikutip dari Times of India, natrium menahan air karena tubuh perlu menjaga keseimbangan sempurna antara kadar natrium dalam tubuh dan kandungan air agar dapat berfungsi secara efisien.
Inilah sebabnya mengapa terlalu banyak asupan garam berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan air. Anak pun biasanya akan jadi lebih sering haus dan ingin minum terus-menerus.Â
Sering kali, gejala ini terlewatkan pada anak-anak karena rasa haus memiliki beberapa alasan lain seperti cuaca panas.
2. Urine berwarna kuning gelap
Jika anak terus-menerus haus dan jadi sering ke kamar mandi, periksalah warna urinenya. Terlalu banyak mengonsumsi garam sering kali dapat menyebabkan urine berwarna kuning tua dengan bau yang menyengat.
Apabila Bunda merasa ragu, Bunda dapat melakukan konsultasi dengan dokter dan jika perlu tes urine untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.Â
3. Bengkak di tangan dan kaki
Jika anak mengonsumsi terlalu banyak garam, tubuhnya cenderung menahan natrium ekstra yang meningkatkan jumlah cairan dalam tubuh, di luar sel. Kondisi ini dapat mengakibatkan pembengkakan, terutama di tempat-tempat seperti tangan dan kaki.
4. Risiko tekanan darah tinggi
Pola makan yang terlalu tinggi garam juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Family Physician, 7 persen anak-anak berusia 3-18 tahun memiliki pra-hipertensi atau hipertensi, seperti dikutip dari Parents.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah lebih tinggi dari biasanya. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa penyakit kardiovaskular termasuk serangan jantung dan stroke.
5. Berat badan naik cepat
Saat tubuh menahan air, berat badan pun mungkin akan lebih cepat naik. Jadi apabila berat badan anak naik dengan cepat selama seminggu atau bahkan beberapa hari, itu bisa jadi karena ia mengonsumsi terlalu banyak garam.
Coba pikirkan kembali daftar makanan atau camilan yang dikonsumsi anak selama beberapa hari terakhir. Lalu lakukan perubahan untuk mengurangi konsumsi garam. Demikian dikutip dari Web MD.
6. Sulit tidur nyenyak
Mengonsumsi terlalu banyak garam sebelum tidur diketahui dapat menyebabkan gangguan dan rasa tidak nyaman saat tidur. Tanda-tandanya dapat berkisar dari tidur yang gelisah, sering terbangun di malam hari, hingga tidak merasa segar saat bangun di pagi hari.
7. Perut tidak nyaman
Jika terlalu banyak garam dalam makanan membuat anak dehidrasi, sistem pencernaan juga akan mengalami dampaknya. Anak mungkin jadi akan mengeluh mual, atau mungkin mengalami diare.
Apa yang harus dilakukan jika anak mengonsumsi terlalu banyak garam?
![]() |
Dikutip dari Mayo Clinic, pengurangan natrium adalah suatu keharusan. Kebiasaan makan anak-anak dan remaja sering kali menyerupai kebiasaan di rumah dan lingkungan mereka.Â
Dengan kata lain, preferensi rasa yang terbentuk selama masa kanak-kanak sering kali terbawa hingga dewasa.
Karena sebagian besar asupan natrium berasal dari makanan olahan dan makanan restoran, menurunkan kandungan natrium dari pola makan akan berkontribusi pada berkurangnya asupan natrium secara signifikan di kalangan anak-anak. Berikut ulasannya:
1. Memasak di rumah
Memasak makanan di rumah dapat secara signifikan mengurangi asupan natrium, khususnya dengan penggunaan rempah-rempah dan bumbu alami untuk menggantikan garam sebagai penambah rasa.
2. Membaca fakta nutrisi di label kemasan
Membaca fakta nutrisi dari label makanan yang dikemas dalam kotak, kantong, dan kalengan adalah hal yang penting.Â
Carilah produk yang mengandung kurang dari 140–200 miligram sodium/natrium per sajian. Pada setiap kali makan, usahakan untuk hanya mengonsumsi satu produk yang berasal dari kantong, kotak, atau kaleng.
3. Jadilah panutan
Saat belanja kebutuhan pokok, memasak, dan makan bersama, anak-anak menjadikan orang tua sebagai contoh pilihan makanan sehat untuk menciptakan kebiasaan seumur hidup.
4. Atur pola makan sehat
Batasi asupan sodium anak dan rancang ulang rencana diet mereka. Berikan mereka makanan dan buah-buahan sehat yang secara alami dapat menyeimbangkan sodium dalam tubuh.
5. Minum banyak air putih
Minta anak minum banyak air putih untuk membuang kelebihan sodium dan menormalkan kadar sodium dalam darah.
6. Camilan yang menyehatkan
Kalium adalah mineral efektif yang membantu mengelola sodium dalam tubuh. Berikan anak camilan sehat seperti pisang, karena pisang mengandung kalium yang tinggi.Â
Sumber makanan kaya kalium lainnya termasuk sayuran berdaun hijau, brokoli, yogurt, kiwi, dll.
7. Olahraga
Pastikan juga anak tetap aktif sepanjang hari. Jangan biarkan mereka menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak demi menjaga kesehatannya.
Berapa batas asupan garam untuk anak?
Dikutip dari Giat SD Kemdikbud RI, kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak, terlebih di masa dewasanya kelak.Â
Mengonsumsi makanan yang tinggi garam secara berlebihan dan berkepanjangan akan berdampak negatif bagi kesehatan anak baik sekarang atau saat anak dewasa.Â
Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan gagal ginjal. Lalu, berapa konsumsi garam harian yang dianjurkan?
Kementerian Kesehatan melalui Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 menganjurkan konsumsi natrium/sodium tidak melebihi 2.000 mg per orang per hari. Ini berarti sekitar 5.000 mg garam dapur.Â
Dari angka tersebut, ternyata anak-anak membutuhkan garam yang lebih sedikit. Menurut NASEM (National Academy of Sciences, Engineering and Medicine), kebutuhan sodium anak umur 4-8 tahun adalah 1.000 mg atau setara dengan 2.500 mg garam dapur. Â
Sedangkan, anak berusia 9-13 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi sodium tidak lebih dari 1.200 mg per hari atau sekitar 3.000 mg garam dapur sehari.
Mengingat konsumsi garam yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak, maka penting bagi guru dan orang tua untuk mendampingi dan mengedukasi anak saat memilih makanan yang hendak mereka konsumsi.Â
Ingat Bunda, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi pada anak akan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal. Selalu konsultasikan kesehatan anak kepada dokter ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Benarkah MPASI Bayi Pakai Bahan Organik Jadi Lebih Bergizi?

Parenting
10 Singkatan & Istilah MPASI yang Perlu Diketahui

Parenting
Catat Bunda, Ini Pedoman Pemberian MPASI dari IDAI

Parenting
5 Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah

Parenting
Ini Alasan ASI Bisa Bantu Jaga Daya Tahan Tubuh Si Kecil


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda