Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kasus Penyakit Ginjal di Singapura Meningkat Tajam, Faktor Ini Jadi Sorotan

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 31 Dec 2025 21:30 WIB

closeup asian female doctor explains urinary system problems using 3d human model - patient may suffer from incontinence and kidney weakness
Ilustrasi Kasus Penyakit Ginjal di Singapura Meningkat Tajam, Faktor Ini Jadi Sorotan/Foto: Getty Images/PonyWang
Jakarta -

Dengan penyakit gagal ginjal yang semakin umum terjadi, Singapura sekarang menempati peringkat keempat di dunia untuk prevalensi, atau jumlah kasus yang ada.

Sebuah laporan juga menunjukkan, satu dari empat warga Singapura mungkin akan hidup dengan penyakit ginjal kronis di tahun 2025. Peningkatan ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan kondisi kronis utama lainnya.

National Population Health Survey (NPHS) 2024 oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Promosi Kesehatan melaporkan bahwa meskipun prevalensi diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi di sini tetap stabil atau bahkan menurun, prevalensi penyakit ginjal kronis melonjak dari 8,7 persen pada 2019-2020 menjadi 14,9 persen pada tahun 2023-2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Faktor kasus penyakit ginjal di Singapura meningkat

Dilansir dari laman Channel News Asia, peningkatan tajam ini kemungkinan disebabkan oleh semakin banyaknya tes darah dan urine yang dilanjutkan setelah pandemi COVID-19, serta dorongan dari lembaga kesehatan masyarakat untuk melakukan skrining dini penyakit ginjal kronis pada pasien berisiko tinggi.

Selain itu, meningkatkan prevalensi penyakit ginjal di sini merupakan akibat dari keterkaitan intrinsik penyakit ini dengan kondisi kronis paling umum di Singapura seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.

Singapura menempati peringkat ketiga secara global untuk gagal ginjal akibat diabetes, dan sekitar dua pertiga pasien NKF mengalami gagal ginjal karena diabetes.

Populasi yang menua dengan semakin banyak individu yang menderita penyakit kardiovaskular telah semakin memperluas kelompok individu yang rentan terhadap penyakit ginjal kronis.

Namun, satu pertanda yang menggembirakan adalah gagal ginjal terkait diabetes di antara pasien dialisis baru telah menurun dari sekitar 68 persen pada 2019 menjadi 63 persen tahun lalu.

Peningkatan ini, meskipun kecil, menunjukkan bahwa upaya nasional seperti kampanye Beat Diabetes mungkin mulai memberikan dampak, kata kepala eksekutif NKF, Yen Tan.

Gaya hidup tidak sehat meningkatkan kasus penyakit ginjal

Tan mengatakan di luar faktor medis tersebut, gaya hidup warga Singapura juga turut memicu peningkatan ini, Bunda.

Banyak warga Singapura mengonsumsi makanan tinggi sodium dari garam tambahan, saus, atau makanan olahan, dan banyak juga yang sering makan di luar, di mana garam dan gula tersembunyi serta porsi yang lebih besar adalah hal yang umum.

Pola makan seperti itu meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal, sementara kalori berlebih berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes dan hipertensi.

Risiko tersebut semakin meningkat ketika pola makan yang buruk ini ditambah dengan gaya hidup yang kurang aktif.

Para ahli mengatakan yang lebih buruk lagi adalah kurangnya kesadaran tentang penyakit ginjal yang menyebabkan deteksi terlambat. Sebab, penyakit ginjal kronis stadium awal sebagian besar bersifat silent killer, atau hanya memiliki sedikit gejala yang jelas, banyak orang baru menyadarinya ketika ginjal sudah mengalami kerusakan.

Kesenjangan dalam kesadaran dan deteksi yang terlambat sayangnya paling berdampak pada keluarga berpenghasilan rendah karena mereka harus berjuang melawan penyakit ginjal lebih awal dalam hidup dan pada stadium yang lebih lanjut.

“Kualitas makanan merupakan faktor utama, di mana pilihan makanan yang terjangkau seringkali sangat diproses, tinggi sodium, dan merusak kesehatan ginjal. Literasi kesehatan yang terbatas mengenai pembatasan setelah diagnosis menyebabkan masalah lebih lanjut terkait kepatuhan pengobatan,” ungkap Dr. Abdul Qader Al-aidaroos.

Untuk meringankan beban penyakit ginjal yang terus meningkat, para ahli mengatakan kombinasi antara penjangkauan yang ditargetkan kepada individu berisiko tinggi untuk menjalani skrining, intervensi dini, dan perbaikan di tingkat sistem sangat penting.

Nah, itulah penjelasan terkait faktor peningkatan kasus penyakit ginjal di Singapura. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda