moms-life
10 Jurusan Kuliah yang Nilainya Sudah Menurun di Pasar Kerja Menurut Harvard
HaiBunda
Rabu, 31 Dec 2025 20:40 WIB
Daftar Isi
Tahukah Bunda kalau ada sederet jurusan kuliah yang dulunya sangat dibanggakan namun kini sudah merosot? Harvard merilis daftar jurusan kuliah yang nilainya menurun di dunia kerja.
Memilih jurusan kuliah sejak dulu dikenal sebagai keputusan besar yang dapat menentukan arah karier seseorang. Namun di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), otomatisasi, dan perubahan struktur ekonomi global, gelar akademik tidak lagi menjadi jaminan utama kesuksesan di dunia kerja.
Sejumlah jurusan yang dahulu dianggap 'aman' bahkan menjanjikan, kini mulai kehilangan daya tawar di pasar tenaga kerja. Fenomena ini menjadi sorotan para peneliti Harvard yang menilai bahwa perubahan kebutuhan industri berlangsung jauh lebih cepat dibandingkan kemampuan kurikulum pendidikan untuk beradaptasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di era ketika teknologi dapat menggantikan banyak fungsi manusia, perusahaan tidak lagi sekadar mencari lulusan bergelar sarjana. Perusahaan mencari seseorang dengan keterampilan spesifik, fleksibel, dan terus update.
Ekonom ketenagakerjaan Harvard, David J. Deming, bersama Kadeem Noray, dalam risetnya menegaskan bahwa keunggulan pendapatan lulusan dari jurusan-jurusan terapan seperti teknologi, bisnis, dan teknik cenderung menurun seiring bergulirnya waktu.
“Premi pendapatan lulusan dari bidang yang sangat intensif teknologi menurun relatif cepat karena tuntutan pekerjaan berubah sangat dinamis,” papar Deming, mengutip Times of India.
Temuan itu menjadi peringatan bahwa popularitas jurusan tertentu tidak selalu sejalan dengan nilai jangka panjang di pasar kerja.
Jurusan kuliah yang nilainya sudah menurun di pasar kerja
Berdasarkan riset Harvard dan tren ketenagakerjaan global, berikut jurusan kuliah yang dinilai mengalami penurunan value di pasar kerja.
1. Administrasi bisnis (Termasuk MBA)
Administrasi bisnis selama bertahun-tahun dianggap sebagai jalur cepat menuju posisi manajerial dan eksekutif. Namun saat ini pasar kerja dipenuhi lulusan dengan latar belakang serupa sehingga persaingan semakin ketat.
Banyak perusahaan juga mulai menggeser fokus dari gelar MBA ke keterampilan praktis, seperti analisis data, kepemimpinan berbasis teknologi, dan pemahaman digital. Laporan pusat karier Harvard Business School pada awal 2025 menunjukkan bahwa lulusan MBA semakin sulit menembus posisi elite.
2. Ilmu komputer
Ilmu komputer masih menawarkan gaji awal yang tinggi, tapi keunggulan tersebut dinilai cepat terkikis. Perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat keterampilan teknis mudah usang, sementara perusahaan teknologi besar justru melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di era AI generatif, banyak tugas pemrograman dasar dapat diotomatisasi. Lulusan ilmu komputer dituntut untuk terus memperbarui keahlian dan menguasai bidang yang lebih spesifik, seperti AI atau keamanan siber agar tetap relevan.
3. Teknik mesin
Teknik mesin merupakan tulang punggung industri manufaktur tradisional. Namun otomatisasi pabrik, robotika, dan relokasi produksi ke negara berbiaya rendah telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia di bidang ini.
Meski tetap dibutuhkan di sektor tertentu, lulusan teknik mesin menghadapi tantangan dalam mempertahankan nilai jangka panjang jika tidak mengombinasikan keahliannya dengan teknologi digital, desain berbasis perangkat lunak, atau manajemen sistem cerdas.
4. Akuntansi
Profesi akuntan kini berada di bawah tekanan besar akibat otomatisasi dan penggunaan perangkat lunak berbasis AI. Banyak tugas pencatatan dan pelaporan keuangan yang dahulu dilakukan manusia kini dapat diselesaikan secara instan oleh sistem digital.
Akibatnya, permintaan terhadap akuntan umum menurun. Pasar lebih membutuhkan spesialis dengan keahlian analitik, audit forensik, atau pemahaman sistem keuangan digital yang kompleks.
5. Biokimia
Biokimia dikenal sebagai jurusan sains dengan tingkat kesulitan tinggi. Namun fokus yang terlalu sempit membuat lulusan biokimia sering kali membutuhkan pendidikan lanjutan untuk dapat bersaing di pasar kerja.
Tanpa spesialisasi tambahan atau gelar pascasarjana, peluang kerja lulusan biokimia cenderung terbatas sehingga nilai ekonominya dinilai kurang optimal dalam jangka panjang.
6. Psikologi
Psikologi tingkat sarjana sering diminati karena dianggap relevan dengan banyak bidang. Namun realitas pasar kerja menunjukkan bahwa jalur karier lulusan psikologi cukup terbatas tanpa pendidikan lanjutan.
Sebagian besar profesi psikolog profesional mensyaratkan gelar magister atau doktor sehingga lulusan sarjana psikologi kerap harus beralih ke bidang lain atau melanjutkan studi agar tetap kompetitif.
7. Sastra Inggris dan Humaniora
Bidang humaniora mengalami penurunan minat yang signifikan, sebagaimana dicatat oleh survei The Harvard Crimson. Banyak mahasiswa menghindari jurusan ini karena dianggap tidak memberikan jalur karier yang jelas.
8. Sosiologi dan Ilmu sosial
Ilmu sosial menawarkan pemahaman mendalam tentang masyarakat, namun sering kali tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kebutuhan pekerjaan praktis. Hal ini membuat lulusan sosiologi menghadapi tantangan dalam memasuki pasar kerja yang semakin berorientasi pada keterampilan teknis. Tanpa keahlian tambahan seperti analisis data sosial atau riset kebijakan berbasis teknologi, nilai jual lulusan bidang ini cenderung lebih rendah.
9. Sejarah
Sejarah memberikan wawasan penting tentang peradaban dan pemikiran manusia. Namun dari sisi ekonomi, jurusan ini memiliki premi upah menengah karier yang relatif rendah.
Sebagian besar lulusan sejarah akhirnya bekerja di luar bidang studinya sehingga nilai pasar gelar ini dinilai menurun jika tidak dipadukan dengan kompetensi profesional lain.
10. Filsafat
Filsafat melatih kemampuan berpikir logis dan etis. Akan tetapi keahlian tersebut sering kali sulit dipasarkan secara langsung.
Dunia kerja modern cenderung mencari keterampilan yang dapat diukur dan diaplikasikan secara praktis. Jadi, meskipun filsafat sangat berharga secara intelektual, nilai ekonominya di pasar kerja dinilai terbatas tanpa kombinasi keterampilan lain yang relevan.
Riset Harvard menyarankan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan hibrida yang adaptif. Bidang seperti data science, kesehatan, ilmu lingkungan, kecerdasan buatan, serta pemasaran digital dinilai memiliki permintaan tinggi dan fleksibilitas jangka panjang.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mom's Life
10 Jurusan Kuliah Paling Disesali Lulusannya, Bikin Sulit Dapat Kerja?
Mom's Life
10 Jurusan dengan Prospek Gaji Paling Kecil, Pekerjaan Bunda Salah Satunya?
Mom's Life
5 Tips Agar Tak Didiskriminasi saat Jadi Perempuan Satu-satunya di Tempat Kerja
Mom's Life
Prediksi Zodiak Hari Ini, Wah Ada Tawaran Proyek Menarik Nih Buat Aries
Mom's Life
Catat Bun, Ini 5 Pertanyaan yang Bisa Diajukan ke HRD saat Wawancara Kerja
7 Foto
Mom's Life
7 Potret Mikha Tambayong Lulusan Harvard University, Sekarang Jadi Tenaga Ahli Kemenpora
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Ramalan Shio Naga Tahun 2026: Waspada Kelelahan Emosional
Ramalan Shio Macan Tahun 2026: Karier Melonjak & Keuangan Makin Kuat
Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking