Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

8 Perilaku Ini Jadi Bukti Kamu Lebih Pintar dari Orang Lain Menurut Psikolog

Natasha Ardiah   |   HaiBunda

Kamis, 18 Dec 2025 17:30 WIB

Young asian girl wearing eyeglasses.
Ilustrasi pintar / Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
Daftar Isi

Banyak orang mengira kecerdasan hanya bisa diukur dari nilai akademik atau prestasi yang terlihat, padahal psikolog menilai ada indikator lain yang lebih halus. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku pintar justru sering muncul lewat kebiasaan sederhana yang kerap tidak disadari.

Sebagai orang tua, memahami tanda-tanda kecerdasan anak tidak selalu harus melalui hasil tes atau ranking di sekolah. Psikolog menyebutkan bahwa perilaku pintar dapat tercermin dari cara berpikir, bersikap, dan merespons situasi di lingkungan sekitarnya.

Menariknya, perilaku pintar ini tidak selalu identik dengan anak yang pendiam atau selalu unggul di kelas. Bubun akan mengulas delapan perilaku yang menurut psikolog menjadi bukti bahwa seseorang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


8 Perilaku jadi bukti lebih pintar dari orang lain menurut psikolog

Bunda, kecerdasan seseorang dapat dikenali lebih awal apabila Bunda memahami tanda-tandanya dengan baik. Melalui artikel ini, Bubun akan membantu para Bunda di rumah mengenali perilaku pintar menurut psikolog yang dilansir dari situs VegOut. Ini bisa menjadi bukti bahwa seseorang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sehingga tidak hanya terpaku pada nilai akademik semata. 

1. Menyesuaikan gaya komunikasi dengan orang yang berbeda

Perilaku pertama yang menunjukkan perilaku pintar adalah kemampuan menyesuaikan gaya komunikasi dengan orang yang berbeda. Misalnya, Bunda atau anak dapat menyederhanakan penjelasan saat berbicara dengan orang tua, namun menggunakan istilah khusus ketika berdiskusi dengan rekan yang memahami topik tersebut.

Kecerdasan sosial ini merupakan bagian dari fleksibilitas kognitif yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada teori kecerdasan majemuk dari Howard Gardner, seorang psikolog pengembangan, menyesuaikan gaya komunikasi membutuhkan pemrosesan mental yang kompleks, mulai dari membaca isyarat sosial hingga memprediksi bagaimana pesan akan diterima lawan bicara.

Contoh perilaku pintar ini terlihat ketika seseorang dengan alami dapat berpindah cara berbicara sesuai situasi tanpa berpura-pura. Hal tersebut mencerminkan kesadaran sosial yang matang dan kemampuan berpikir adaptif, yang menjadi salah satu tanda kecerdasan di atas rata-rata menurut psikolog.

2. Bisa menertawakan diri sendiri

Mampu menertawakan diri sendiri saat melakukan kesalahan sering dianggap sepele, padahal menurut psikolog ini termasuk perilaku pintar. Ketika kamu bisa mengubah kesalahan kecil menjadi lelucon, hal tersebut menunjukkan kemampuan memproses emosi dengan cara yang sehat dan cerdas.

Penelitian dari Universitas New Mexico tentang Humor ability reveals intelligence, predicts mating success, and is higher in males menemukan adanya korelasi kuat antara apresiasi humor, kemampuan menciptakan humor, dan tingkat kecerdasan seseorang. Dalam konteks ini, perilaku pintar terlihat dari kemampuan berpikir abstrak, pengaturan waktu, serta sudut pandang yang fleksibel saat menghadapi situasi.

Humor yang merendahkan diri sendiri bahkan mencerminkan kecerdasan emosional yang lebih dalam. Perilaku pintar ini menunjukkan bahwa kamu mampu mengenali kekurangan tanpa merasa terpuruk, sekaligus mengubah momen canggung menjadi sarana membangun kedekatan dengan orang lain.

3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai topik

Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap berbagai topik merupakan salah satu perilaku pintar yang sering tidak disadari. Bisa jadi, tanpa sengaja Anda menghabiskan waktu menjelajah internet untuk mempelajari hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan rutinitas sehari-hari, seperti membaca tentang sejarah mesin tik.

Menurut penelitian psikolog Sophie von Stumm, rasa ingin tahu intelektual memiliki peran yang sama pentingnya dengan kecerdasan dalam menunjang prestasi akademik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku pintar tercermin dari otak yang selalu haus akan informasi baru dan mampu menghubungkan berbagai topik secara tak terduga.

Fakta-fakta yang terlihat tidak berguna sebenarnya menjadi modal berharga bagi kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Setiap ketertarikan acak yang dimiliki akan memperkaya basis pengetahuan, sehingga perilaku pintar ini membantu seseorang menemukan solusi dan wawasan yang lebih unik.

4. Mempertanyakan segala hal (termasuk diri sendiri)

Mempertanyakan segala hal, termasuk diri sendiri, sering kali dianggap sebagai tanda ragu atau kurang percaya diri. Padahal menurut psikolog, kebiasaan ini justru merupakan perilaku pintar yang berkaitan dengan metakognisi, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir sendiri.

Orang dengan kecerdasan lebih tinggi cenderung tidak langsung menerima informasi begitu saja, melainkan menelaah berbagai sudut pandang sebelum membentuk opini. Kebiasaan ini membantu mereka memahami pola pikir, mengenali kesalahan, dan mengambil keputusan dengan lebih bijaksana, sehingga perilaku pintar ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian tentang Efek Dunning-Kruger juga mendukung hal tersebut, di mana orang yang kurang kompeten sering kali melebih-lebihkan kemampuannya, sementara orang yang lebih cerdas justru kerap meragukan diri sendiri. Jadi, ketika Bunda atau anak sering mempertanyakan pikiran dan keputusan sendiri, bisa jadi itu merupakan perilaku pintar yang menandakan kesadaran akan keterbatasan dan keinginan untuk terus belajar.

5. Menikmati menghabiskan waktu sendirian

Menikmati waktu sendirian dapat menjadi salah satu perilaku pintar yang kerap tidak disadari banyak orang. Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology menemukan bahwa individu dengan tingkat kecerdasan tinggi cenderung memperoleh kepuasan lebih rendah dari aktivitas bersosialisasi dan justru merasa lebih bahagia dengan interaksi sosial yang tidak terlalu sering.

Perilaku ini bukan berarti antisosial atau enggan berhubungan dengan orang lain. Sebaliknya, perilaku pintar ini menunjukkan adanya kebutuhan ruang pribadi untuk memproses pikiran, mendalami minat, serta melakukan refleksi secara mendalam.

Waktu menyendiri sering dimanfaatkan untuk berpikir, menulis, atau merenung tanpa gangguan. Bagi orang dengan perilaku pintar, momen tersebut bukanlah waktu yang terbuang, melainkan saat terjadinya kerja mental yang penting dan bermakna.

6. Memperhatikan pola yang luput dari perhatian orang lain

Bunda, salah satu perilaku pintar yang kerap tidak disadari adalah kemampuan memperhatikan pola yang luput dari perhatian orang lain. Misalnya, Anda bisa menebak apa yang akan dikatakan teman, melihat tren di tempat kerja lebih cepat, atau menyadari kebiasaan kecil orang sekitar yang berkaitan dengan kondisi emosinya.

Pengenalan pola merupakan dasar penting dari kecerdasan karena otak terus memproses informasi dan menghubungkan berbagai pengalaman. Hal-hal yang tampak seperti pengamatan acak bagi orang lain sebenarnya merupakan proses otomatis pikiran dalam menyimpan dan mengaitkan data.

Lebih dari sekadar peka, perilaku pintar ini membantu seseorang belajar lebih cepat, memecahkan masalah secara kreatif, serta mengantisipasi berbagai kemungkinan. Jadi, tebakan yang terlihat beruntung sejatinya bukan kebetulan, melainkan hasil dari kemampuan mengenali pola dengan baik.

7. Merasa nyaman dengan ketidakpastian

Tidak semua orang merasa nyaman berada dalam situasi yang serba tidak pasti, tetapi psikolog justru menilai hal ini sebagai tanda kecerdasan. Jika Anda sering memilih mengatakan “saya butuh informasi lebih lanjut” atau “itu tergantung konteksnya”, sikap tersebut bisa menjadi perilaku pintar yang menunjukkan cara berpikir lebih matang.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality, toleransi terhadap ambiguitas berkaitan dengan tingkat IQ yang lebih tinggi. Orang dengan perilaku pintar cenderung mampu mempertimbangkan berbagai kemungkinan tanpa terburu-buru menarik kesimpulan meski informasi yang dimiliki belum lengkap.

Banyak orang mengira menjadi pintar berarti selalu punya jawaban, padahal kecerdasan sejati justru terlihat dari kenyamanan menghadapi ketidaktahuan. Merasa tenang berada di area abu-abu dan siap mengubah pandangan saat ada bukti baru merupakan perilaku pintar yang penting untuk perkembangan berpikir jangka panjang.

8. Mengenali pola emosional pada diri sendiri dan orang lain

Kemampuan mengenali pola emosional pada diri sendiri dan orang lain termasuk perilaku pintar yang sering luput disadari. Jika Anda dapat menangkap tanda seseorang sedang kesal meski ia berkata baik-baik saja, itu menunjukkan kepekaan emosional yang tinggi.

Kecerdasan emosional sangat berkaitan dengan kecerdasan kognitif, bukan berdiri sendiri. Membaca, memahami, hingga mengelola emosi membutuhkan proses berpikir yang kompleks, sehingga kemampuan ini menjadi salah satu bentuk perilaku pintar.

Banyak orang awalnya merasa logika dan emosi adalah dua hal yang terpisah, padahal keduanya bisa saling menguatkan. Saat seseorang mampu mengenali pola emosinya sendiri dan mengarahkannya dengan analisis yang tepat, di situlah perilaku pintar bekerja secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.

Bunda, memahami delapan perilaku pintar ini dapat membantu Bunda melihat kecerdasan dari sudut pandang yang lebih luas, tidak hanya dari prestasi akademik. Dengan mengenali dan mendukung perilaku-perilaku tersebut, Bunda dapat membantu anak maupun diri sendiri mengembangkan potensi kecerdasan secara lebih optimal dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda