Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Kepemilikan Barang yang Jadi Tanda Kamu Lebih Kaya dari 90 Persen Orang di Dunia

Natasha Ardiah   |   HaiBunda

Rabu, 17 Dec 2025 17:30 WIB

Confidence of asian business woman getting out of the car her use mobile phone calling in the modern city. people lifestyle.
Ilustrasi kepemilikan barang yang jadi tanda kamu lebih kaya dari 90 persen orang di dunia/ Foto: Getty Images/champpixs
Daftar Isi

Banyak orang mengira kekayaan selalu identik dengan aset mewah dan gaya hidup glamor, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Ada barang-barang dasar yang sering dianggap biasa, tetapi secara global justru hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang terkaya.

Sering kali kita merasa hidup pas-pasan, namun tanpa disadari rumah kita dipenuhi barang yang tidak mampu dimiliki oleh sebagian besar manusia di dunia. Perasaan “kurang” itu muncul karena standar hidup kita bergeser, sementara secara global kepemilikan tersebut sudah menempatkan seseorang lebih dekat ke kelompok orang terkaya.

Barang-barang sederhana  yang mungkin terlihat biasa saja ternyata dapat membuka mata bahwa barang tersebut bisa merupakan kemewahan bagi banyak orang. Bunda mungkin tidak merasa hidup berlebih, tetapi kenyataannya banyak barang sehari-hari yang kini dianggap normal justru menjadi simbol kesejahteraan yang hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang terkaya di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


7 Daftar kepemilikan barang yang menjadi tanda kamu termasuk orang terkaya di dunia

Dilansir dari laman VegOut Magazine, Bubun akan membahas tujuh kepemilikan barang yang jika ada di rumah Bunda dan bisa menandakan kondisi hidup yang lebih baik dari 90 persen penduduk dunia. Bukan untuk membanggakan diri, melainkan untuk membantu Bunda melihat realitas global dan memahami bahwa keluarga bisa jadi termasuk dalam kategori orang terkaya tanpa harus hidup mewah.

1. Laptop atau komputer pribadi

Memiliki laptop atau komputer pribadi sering dianggap hal biasa, padahal bagi banyak orang di dunia hal ini merupakan kemewahan. Perangkat yang mungkin Bunda gunakan setiap hari ini bahkan bernilai lebih mahal daripada penghasilan bulanan hingga tahunan sebagian besar penduduk di dunia, sehingga pemiliknya bisa dikategorikan lebih dekat dengan kelompok orang terkaya.

Menurut Data Bank Dunia tahun 2024, hampir setengah populasi dunia hidup dengan pendapatan kurang dari Rp110.000 per hari. Sementara itu, laptop yang layak harganya berkisar antara Rp8 juta hingga Rp24 juta. Bagi miliaran orang, membeli komputer pribadi berarti harus menabung sangat lama sambil tetap berjuang memenuhi kebutuhan pokok, kondisi yang jauh dari realitas orang terkaya.

Kemampuan memiliki laptop atau komputer sendiri memberi keuntungan ekonomi jangka panjang yang besar. Akses ke pendidikan daring, pekerjaan jarak jauh, dan pengembangan keterampilan digital menjadi peluang nyata yang hanya dinikmati oleh mereka yang memiliki modal awal, sebuah ciri yang kerap melekat pada orang terkaya di dunia.

2. Furnitur dan perlengkapan rumah yang dipilih

Memiliki furnitur dan perlengkapan rumah yang dipilih secara sadar sering kali dipandang sebagai hal wajar, padahal bagi banyak orang di dunia hal tersebut merupakan kemewahan. Ketika seseorang membeli furnitur bukan sekadar untuk fungsi dasar, melainkan demi kenyamanan dan estetika, kondisi ini sudah mencerminkan pola hidup yang lebih dekat dengan kelompok orang terkaya.

Berbagai furnitur tambahan seperti rak pajangan, meja kerja khusus, sofa yang nyaman, hingga pot tanaman hias sebenarnya bukan kebutuhan utama untuk bertahan hidup. Namun, kemampuan menyediakan ruang yang tertata, nyaman, dan menunjang produktivitas menunjukkan adanya sumber daya lebih, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sebagian besar orang dan kerap diasosiasikan dengan orang terkaya.

Di banyak wilayah dunia, furnitur hanya bersifat minimal dan murni fungsional karena keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu, kebebasan memilih perabot berdasarkan selera dan kenyamanan pribadi merupakan bentuk pengeluaran diskresioner yang menandakan tingkat kesejahteraan lebih tinggi, ciri yang melekat pada orang terkaya di dunia.

3. Kendaraan yang bisa digunakan

Memiliki kendaraan yang bisa digunakan sering kali terasa sebagai hal biasa dalam keseharian Bunda. Padahal, baik mobil, sepeda motor, maupun sepeda yang layak pakai merupakan bentuk kekayaan yang secara global hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang, bahkan mendekati kelompok orang terkaya.

Kebebasan untuk bepergian kapan saja tanpa bergantung pada transportasi umum yang terbatas merupakan sebuah keistimewaan besar. Penelitian Transportation Access as a Barrier to Work dari Federal Reserve Bank of Richmond menunjukkan bahwa keterbatasan akses transportasi menjadi salah satu hambatan utama bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan pekerjaan, kondisi yang sangat berbeda dengan realitas orang terkaya.

Di banyak negara, kepemilikan kendaraan pribadi masih terkonsentrasi di wilayah dan kelompok ekonomi atas. Jika Bunda memiliki kendaraan yang dapat diandalkan untuk beraktivitas sehari-hari tanpa harus menghadapi biaya perbaikan besar secara terus-menerus, hal tersebut menandakan kepemilikan aset penting yang tidak dimiliki oleh sebagian besar orang di dunia, sebuah ciri khas orang terkaya.

4. Smartphone yang digunakan kurang dari tiga tahun

Memiliki smartphone yang berusia kurang dari tiga tahun termasuk bentuk kemewahan. Jika Bunda menggunakan ponsel yang relatif baru, bukan perangkat lama yang sudah bertahan bertahun-tahun, kondisi ini menunjukkan tingkat kesejahteraan yang mendekati kelompok orang terkaya.

Harga ponsel pintar saat ini tidaklah murah. Sementara itu, banyak orang di dunia masih berjuang untuk memiliki ponsel pertamanya, sehingga kemampuan mengganti perangkat secara berkala menjadi realitas yang hanya dimiliki sebagian kecil orang terkaya.

Budaya mengganti ponsel setiap beberapa tahun telah membentuk standar baru yang terasa normal di lingkungan tertentu. Namun secara global, kebiasaan ini merupakan tanda kekayaan yang nyata karena hanya mereka yang memiliki kelebihan finansial. Hal ini menjadi ciri khas orang terkaya yang mampu melakukannya tanpa mengorbankan kebutuhan hidup lainnya.

5. Buku, layanan streaming, atau langganan hiburan

Bunda, mungkin memiliki buku di rumah atau berlangganan layanan hiburan terasa sebagai hal yang biasa saja. Padahal, kemampuan menikmati hiburan secara rutin menandakan bahwa kebutuhan dasar keluarga sudah terpenuhi, kondisi yang secara global hanya dialami oleh sebagian orang terkaya.

Saat Bunda bisa membeli buku, menonton film, atau mendengarkan musik bukan karena kebutuhan, melainkan untuk kesenangan dan waktu luang, itu menunjukkan adanya ruang finansial yang cukup. Tidak semua keluarga di dunia memiliki kemewahan tersebut, sehingga kebiasaan ini menjadi salah satu ciri kehidupan orang terkaya.

Kepemilikan buku sendiri sejak dulu identik dengan pendidikan dan kesejahteraan. Jika Bunda dapat mengoleksi buku dan berlangganan layanan hiburan tanpa harus berpikir panjang, hal itu mencerminkan posisi keluarga yang relatif lebih mapan dan termasuk dalam kelompok orang terkaya di dunia.

6. Pakaian di luar kebutuhan mendesak

Memiliki pakaian di luar kebutuhan mendesak sering kali juga mencerminkan tingkat kesejahteraan tertentu bagi banyak orang. Lemari yang berisi pakaian untuk berbagai kesempatan, bahkan dibeli hanya karena disukai, merupakan pola konsumsi yang umumnya dimiliki oleh kelompok orang terkaya.

Saat Bunda menemukan pakaian yang jarang dipakai, disimpan bertahun-tahun, atau hanya digunakan sekali lalu terlupakan, itu sebenarnya adalah bentuk kemewahan. Di banyak belahan dunia, orang hanya memiliki beberapa potong pakaian yang dipakai berulang kali, sehingga membeli baju demi gaya, bukan fungsinya, menjadi ciri kehidupan orang terkaya.

Industri mode global berkembang pesat karena kebiasaan konsumsi berlebih seperti ini, terutama di negara-negara maju. Fakta bahwa pakaian dibuang bukan karena rusak, melainkan karena selera berubah, menunjukkan bahwa Bunda hidup dengan kelonggaran finansial yang sering kali hanya dimiliki oleh orang terkaya di dunia.

7. Peralatan dapur di luar kebutuhan dasar

Saat Bunda membuka dapur dan melihat microwave, blender, mesin kopi, atau pemanggang roti, semuanya terasa sangat biasa. Namun bagi banyak orang di dunia, memiliki peralatan dapur di luar kebutuhan dasar justru merupakan kemewahan yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang terkaya.

Di berbagai negara, memasak masih dilakukan dengan alat sederhana dan satu peralatan untuk berbagai keperluan. Ketika Bunda bisa memilih alat khusus demi kenyamanan dan kepraktisan, hal itu menjadi tanda adanya kelimpahan yang secara global menempatkan pemiliknya lebih dekat dengan kelompok orang terkaya.

Peralatan dapur tersebut bukanlah kebutuhan utama, melainkan kemudahan yang dapat dibeli karena adanya pendapatan lebih. Kemampuan Bunda menghadirkan dapur yang mempermudah aktivitas memasak sehari-hari mencerminkan kondisi ekonomi yang stabil, sebuah ciri yang kerap melekat pada orang terkaya di dunia.

Melalui tujuh kepemilikan barang ini, Bunda dapat melihat bahwa kekayaan tidak selalu ditandai dengan kemewahan, melainkan dengan akses dan kemudahan yang sering kita anggap biasa. Tanpa disadari, kondisi tersebut bisa menempatkan keluarga Bunda lebih dekat dengan kelompok orang terkaya di dunia, sekaligus menjadi pengingat untuk lebih bersyukur dan bijak dalam memaknai kecukupan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda