moms-life
8 Tanda Seseorang Tumbuh di Keluarga yang Sering Bertengkar Menurut Psikologi
HaiBunda
Jumat, 12 Dec 2025 17:00 WIB
Daftar Isi
-
8 Tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar menurut psikologi
- 1. Bahasa tubuh yang sangat waspada bahkan di ruangan yang tenang
- 2. Mengecilkan volume, lalu menaikkannya secara drastis
- 3. Secara otomatis berusaha menyenangkan orang lain, lalu tiba-tiba menarik diri
- 4. Kesulitan mengeluarkan emosi
- 5. Terlalu banyak menjelaskan keputusan sederhana
- 6. Mengartikan netralitas sebagai hal negatif
- 7. Merasa bersemangat karena drama
- 8. Lelucon sebagai tameng pencegahan
Bunda, rasanya penting sekali memahami bagaimana lingkungan rumah memengaruhi seseorang sejak dini. Beberapa tanda seseorang tumbuh di keluarga bertengkar sering kali tidak terlihat jelas, namun perlahan membentuk cara anak melihat dirinya dan orang lain saat dewasa.
Banyak orang yang tumbuh dalam suasana rumah penuh konflik belajar menyimpan perasaan mereka sendiri demi menghindari pertengkaran baru. Di sinilah tanda seseorang tumbuh di keluarga bertengkar bisa muncul dalam bentuk sikap terlalu berhati-hati, mudah merasa bersalah, atau selalu ingin menyenangkan orang lain.
Dalam artikel ini, Bunda bisa mengenali ciri-ciri emosional dan kebiasaan yang kerap terbawa hingga usia dewasa akibat lingkungan yang sering berisik oleh pertengkaran.
8 Tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar menurut psikologi
Dilansir dari VegOut, inilah delapan tanda-tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar menurut psikologi. Tanda ini bisa membantu Bunda memahami pola perilaku seseorang dengan lebih jelas. Semoga penjelasan ini membuat Bunda lebih bijak dalam menilai situasi, berikut ini tanda-tandanya.
1. Bahasa tubuh yang sangat waspada bahkan di ruangan yang tenang
Bahasa tubuh yang selalu waspada bahkan di ruangan yang tenang sering menjadi tanda seseorang tumbuh di lingkungan rumah yang penuh pertengkaran. Bunda, ini bisa terlihat dari kebiasaan seseorang yang duduk dekat pintu, bahu mudah menegang, atau terus memperhatikan perubahan nada suara orang di sekitarnya, seolah tubuhnya selalu siap menghadapi ledakan.
Secara psikologis, kondisi ini terjadi karena sistem saraf terbiasa memindai ancaman, layaknya alarm yang sensitif terhadap bahaya sejak kecil. Anak yang sering terpapar konflik orang tua umumnya membawa respons terkejut hingga remaja bahkan dewasa, sehingga tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar ini melekat sebagai refleks tanpa disadari.
Seiring waktu, kewaspadaan berlebihan tersebut bisa menguras energi mental dan membuat seseorang sulit rileks atau fokus pada hal-hal positif. Bunda bisa memahami bahwa meredakan respons ini dimulai dengan mengenali refleks tubuh dan memberi sinyal aman pada diri sendiri melalui napas dalam, agar tubuh perlahan belajar bahwa situasi saat ini tidak lagi berbahaya.
2. Mengecilkan volume, lalu menaikkannya secara drastis
Bunda, penting untuk menyadari bahwa tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar bisa terlihat dari cara mereka mengatur volume suara dan emosi. Banyak orang yang terbiasa hidup dalam konflik cenderung merendahkan suara hingga hampir tidak terdengar, lalu tiba-tiba menaikkannya secara drastis saat perasaan sudah tidak tertahankan.
Pola ini terbentuk karena lingkungan rumah yang penuh ketegangan mengajarkan anak untuk menghilang dengan berbisik, tetapi juga memaksa untuk berteriak agar didengar di tengah kebisingan. Dalam kehidupan dewasa, tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar ini tampak dari sikap diam terlalu lama sampai frustrasi memuncak, lalu meluapkan emosi secara tiba-tiba.
Bunda juga bisa melihat bahwa kebiasaan ini sebenarnya dapat diperbaiki dengan melatih suara batin yang lebih moderat dan stabil. Dengan membiasakan diri menilai intensitas emosi sebelum berbicara, tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar dapat dikelola agar hubungan terasa lebih hangat, aman, dan penuh kepercayaan.
3. Secara otomatis berusaha menyenangkan orang lain, lalu tiba-tiba menarik diri
Bunda, salah satu tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar adalah kecenderungan untuk selalu berusaha menyenangkan orang lain secara berlebihan. Mereka terbiasa meminta maaf, meredakan situasi, dan mengalah demi menjaga suasana tetap tenang, meski harus mengorbankan perasaan sendiri.
Namun, setelah terlalu lama menekan emosi, muncul respons yang berlawanan, yaitu tiba-tiba menarik diri dan menghilang dari situasi. Pola ini bukan sikap plin-plan, melainkan mekanisme perlindungan diri yang mengajarkan mereka untuk menjaga perdamaian atau menjauh sebelum konflik meledak.
Melansir dari laman Psychology Today, pola ini sebagai keterikatan penghindaran konflik yang terbentuk sejak kecil akibat lingkungan yang penuh pertengkaran. Dengan mengenali tanda seseorang tumbuh di keluarga bertengkar ini, Bunda bisa mulai membantu membentuk respons yang lebih sehat, yaitu menetapkan batas yang jelas tanpa harus menghindari masalah.
4. Kesulitan mengeluarkan emosi
Pada rumah tangga yang sering diwarnai pertengkaran, emosi biasanya hadir dengan cara yang keras dan meledak-ledak, sehingga perasaan yang lebih halus jarang diberi ruang. Hal inilah yang membuat tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar terlihat dari ketidakmampuan menyebutkan emosi secara rinci.
Sangat penting untuk Bunda pahami bahwa orang dewasa yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini sering hanya mengenal perasaan secara umum, seperti marah, baik-baik saja, atau lelah. Dalam beberapa penelitian yang diambil dari laman Frontiers, kondisi ini dikenal sebagai aleksitimia, yaitu kesulitan untuk mengenali dan menggambarkan keadaan batin secara lebih spesifik.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konflik keluarga yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kosakata emosi menjadi lebih terbatas saat seseorang dewasa. Namun, Bunda bisa membantu melatih kepekaan emosi dengan cara berhenti sejenak, memperhatikan reaksi tubuh, lalu memilih kata perasaan yang lebih tepat daripada sekadar mengatakan tidak apa-apa.
5. Terlalu banyak menjelaskan keputusan sederhana
Bunda, salah satu tanda seseorang tumbuh di keluarga adalah kebiasaan terlalu panjang lebar saat menjelaskan pilihan yang sebenarnya sederhana. Saat kecil, setiap keputusan bisa memicu perdebatan, sehingga seseorang terbiasa membela diri bahkan untuk hal sepele.
Ketika dewasa, pola ini terlihat dari kebiasaan memberi alasan yang sangat detail, misalnya saat memilih makanan atau pakaian. Tujuan tidak sadar dari perilaku ini adalah untuk mencegah kritik dan menghindari konflik yang mungkin muncul.
Padahal, pembenaran yang terus-menerus justru dapat menguras energi dan mengikis rasa percaya diri, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Membiasakan diri dengan pernyataan singkat lalu diam sejenak dapat membantu menyadarkan bahwa kita tidak selalu perlu izin untuk membuat pilihan sendiri.
6. Mengartikan netralitas sebagai hal negatif
Pada rumah tangga yang sering diwarnai pertengkaran, suasana hening justru terasa seperti tanda datangnya masalah baru. Inilah salah satu tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar, yakni kecenderungan menganggap ekspresi netral orang lain sebagai pertanda kebosanan, kekecewaan, atau bahkan penghinaan.
Dalam dunia psikologi, pola pikir ini dikenal sebagai bias penilaian negatif, yaitu kebiasaan mengasumsikan skenario terburuk agar selalu siap siaga. Sebagai Bunda, hal ini bisa terlihat saat seseorang terlalu cepat menarik kesimpulan buruk hanya dari wajah datar atau respons singkat orang di sekitarnya.
Cara sederhana untuk mengurangi pola ini adalah dengan mengajukan pertanyaan secara langsung, seperti “Bagaimana perasaanmu tentang hal ini?” Sering kali jawabannya justru positif, sehingga perlahan otak belajar bahwa tidak setiap situasi tenang berarti bahaya, dan tidak semua awan gelap akan berujung petir.
7. Merasa bersemangat karena drama
Pada anak yang sejak kecil terbiasa hidup dalam suasana penuh pertengkaran, tubuh bisa merasa lebih hidup saat ada ketegangan di sekitarnya. Inilah salah satu tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar, di mana drama terasa lebih akrab dibandingkan ketenangan.
Bagi sebagian orang dewasa, suasana tenang justru terasa hampa dan tidak nyaman karena mereka terbiasa ditemani hormon stres seperti kortisol. Akibatnya, secara tidak sadar mereka bisa memancing konflik, seperti menunda pekerjaan sampai batas waktu atau terlibat perdebatan di media sosial.
Sebagai Bunda, mengenali pola ini menjadi langkah awal yang sangat penting untuk membantu diri sendiri maupun anak. Ketika sensasi tersebut disadari, seseorang bisa mulai belajar menikmati ketenangan tanpa harus mencari drama sebagai pelampiasan.
8. Lelucon sebagai tameng pencegahan
Humor memang bisa menjadi cara yang baik untuk mencairkan suasana, tetapi pada sebagian orang, lelucon justru menjadi perlindungan diri. Inilah salah satu tanda seseorang tumbuh di keluarga yang sering bertengkar, di mana tawa dipakai sebagai perisai agar konflik tidak semakin besar.
Bunda, mungkin Bunda melihat ada orang yang selalu melempar candaan tepat saat situasi mulai memanas. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh konflik sering menggunakan humor atau sarkasme untuk mengendalikan ketegangan, dan kebiasaan ini bisa terbawa hingga mereka dewasa, meski terlihat cerdas dan menghibur.
Ciri yang bisa diperhatikan adalah waktu munculnya lelucon, terutama ketika emosi sedang meningkat. Mengajarkan kejujuran secara perlahan, seperti mengatakan “Sebenarnya, ucapan itu menyakitkan,” dapat membantu tubuh dan pikiran merasa bahwa bersikap jujur tidak selalu berakhir dengan pertengkaran.
Bunda, memahami berbagai tanda seseorang tumbuh di keluarga bertengkar dapat membantu kita menjadi lebih peka terhadap luka batin yang tersembunyi di balik sikap sehari-hari.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)ARTIKEL TERKAIT
Mom's Life
Ungkapan Rasa Malu Keluarga pada Perilaku Vanessa Angel
Mom's Life
10 Tanda Seseorang Diam-diam Membenci Kita Menurut Pakar
Mom's Life
10 Tanda Seseorang Terlahir Baik Hati Menurut Psikologi
Mom's Life
15 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang dengan Kecerdasan Sosial Tinggi Menurut Psikolog
Mom's Life
Ingin Tahu Bunda Tipe Ibu Seperti Apa? Coba Kuis Ini Yuk
5 Foto
Mom's Life
5 Potret Wisuda S2 Psikologi Tsania Marwa, Anggun Berbalut Kebaya Merah
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
10 Tanda Seseorang Sebenarnya Tidak Baik, Meski Terlihat Ramah
5 Tanda Seseorang Memiliki Kecerdasan Brilian Menurut Psikologi
5 Tipe Bunda Baik Versi Psikolog, Mana yang Paling Cocok untuk Si Kecil?