Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Waspada! Risiko Kerusakan Ginjal Akibat Olahraga Terlalu Berat

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 15 Dec 2025 23:30 WIB

I'm here to workout
Ilustrasi risiko kerusakan ginjal akibat olahraga terlalu berat/ Foto: Getty Images/PeopleImages
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda, tak dapat dimungkiri bahwa setiap orang memang dianjurkan untuk rutin berolahraga. Namun, memaksa diri melampaui batas saat latihan fisik atau angkat beban berlebih ternyata tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko kerusakan pada ginjal yang disebut rabdomiolisis.

Untuk mencegahnya, Bubun telah merangkum beberapa hal yang dapat Bunda kenali tentang kondisi tersebut.

Apa itu rabdomiolisis

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, rabdomiolisis adalah suatu kondisi yang menyebabkan otot-otot rusak atau disintegrasi, yang mengakibatkan kematian otot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ketika ini terjadi, komponen-komponen toksik dari serat otot Bunda memasuki sistem sirkulasi dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Kondisi otot yang berbahaya ini dapat disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan, trauma, obat-obatan, atau kondisi kesehatan yang mendasarinya. Tanda dan gejala umum rabdomiolisis meliputi otot yang lemah, otot kaku, nyeri otot, dan perubahan warna urine.

Olahraga terlalu berat bisa menjadi penyebab rabdomiolisis

Direktur klinik neuromuskular dan neurometabolik di McMaster University Medical Center di Hamiltn, Dr. Mark Tarnopolsky, mengatakan bahwa akan ada peningkatan kasus gangguan rabdomiolisis terutama jelang pergantian tahun. 

“Kita mungkin akan melihat peningkatan besar dalam hal ini selama beberapa bulan ke depan dengan orang-orang yang memiliki resolusi tahun baru,” ujarnya, dikutip dari laman CBC.

Menurutnya, wajar bila seseorang mengalami sedikit rasa sakit dan nyeri dalam 48 jam pertama setelah berolahraga. Namun mereka harus mewaspadai tanda-tanda masalah yang lebih serius.

“Saya pikir orang-orang yang perlu khawatir dan mencari pertolongan medis adalah jika urine mereka berwarna gelap, jika urine mereka berwarna cokelat, merah, atau teh. Merekalah yang pasti perlu dibawa ke unit gawat darurat, kemungkinan besar mereka membutuhkan infus, dan mereka membutuhkan banyak cairan untuk melindungi ginjal dan membantu mereka melewati masa-masa tersebut,” ucap Tarnopolsky.

Sebagai contoh, Jay Armitage berusia 33 tahun dari Toronto, menderita rabdomiolisis. Ia mengatakan tidak berolahraga selama tiga bulan karena sibuk bekerja dan mengalami dehidrasi.

Kemudian, ia mengikuti kelas kettle bell dan squat yang intens selama 60 menit. Kakinya gemetar saat ia berjalan keluar.

“Ketika saya bangun pagi, saya merasakan sakit yang luar biasa. Saya tidak bisa mengangkat tangan saya di atas bahu,” ungkapnya.

Sebagai pendonor ginjal, ia memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah yang menunjukkan hasil tinggi. Setelah tes darah, seorang dokter meneleponnya di rumah dan menyarankannya untuk segera pergi ke UGD agar mendapat perawatan.

Gejala rabdomiolisis

Tanda kondisi rabdomiolosis meliputi:

  • Pembengkakan otot
  • Otot lemah
  • Otot terasa nyeri dan lunak
  • Kencing berwarna gelap, cokelat, merah, atau seperti teh

Gejala rabdomiolisis dapat berkisar dari ringan hingga berat. Gejala biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah cedera otot, meskipun beberapa orang mungkin tidak merasakan nyeri otot sama sekali.

Beberapa orang juga mungkin akan mengalami gejala berikut ini:

  • Dehidrasi
  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil
  • Mual
  • Penurunan kesadaran

Nah, itulah penjelasan mengapa olahraga yang terlalu berat dapat meningkatkan kerusakan pada ginjal. Hati-hati, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda