Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Tren di Tempat Kerja Tahun 2026, Penggunaan AI Meningkat

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 05 Dec 2025 17:10 WIB

Businesswomen leverage artificial intelligence to analyze market data to identify target audiences and business growth trends, crafting effective marketing strategies and gaining a competitive edge.
Ilustrasi tren di tempat kerja tahun 2026, penggunaan AI meningkat/ Foto: Getty Images/Prae_Studio
Daftar Isi

Bunda bekerja harus bersiap. Ada berbagai prediksi perubahan tren di tempat kerja yang bakal memengaruhi karier di 2026.

Tahun 2026 diprediksi menjadi babak baru bagi dunia kerja global setelah melewati periode penuh gejolak dalam beberapa tahun terakhir. Jika 2025 diwarnai oleh gelombang PHK massal, pengetatan anggaran, serta perdebatan panjang soal kebijakan keberagaman dan inklusivitas, maka 2026 disebut sebagai tahun 'reset' bagi banyak perusahaan.

Dunia kerja tidak lagi berjalan dengan pola lama, tapi bergerak menuju tatanan baru yang lebih adaptif, digital, dan dinamis. Salah satu sorotan utama dalam tren tempat kerja 2026 adalah semakin masifnya penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dan otomasi.

Investasi perusahaan terhadap teknologi ini terus meningkat, seiring dorongan efisiensi, produktivitas, dan kebutuhan untuk tetap kompetitif di tengah ketatnya persaingan global. Bahkan berdasarkan laporan McKinsey 2025 menyebutkan bahwa dalam tiga tahun ke depan, 92 persen perusahaan berencana meningkatkan investasi mereka di bidang AI.

Transformasi tersebut juga memunculkan berbagai tantangan baru, mulai dari kecemasan pekerja terhadap keamanan pekerjaan hingga persoalan etika dalam pemanfaatan teknologi. Kepercayaan terhadap pimpinan perusahaan, tuntutan akan nilai-nilai yang sejalan, hingga meningkatnya suara karyawan dalam menentukan arah perusahaan menjadi isu penting yang tak terpisahkan dari wajah dunia kerja 2026.

Tren di tempat kerja tahun 2026

Mengutip Forbes, berikut sederet tren yang diprediksi akan membentuk budaya kerja sepanjang 2026.

1. AI dan otomasi semakin terintegrasi

Kecerdasan buatan dan otomasi tetap menjadi faktor paling revolusioner dalam dunia kerja 2026. Meski banyak pihak sempat mengkhawatirkan AI akan menggantikan peran manusia secara besar-besaran, hasil kajian Budget Lab Universitas Yale pada 2025 justru menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja belum mengalami gangguan signifikan sejak kemunculan ChatGPT.

Meski tak langsung menggusur pekerjaan, penggunaan AI oleh karyawan justru meningkat pesat. Survei Pew Research Center pada September 2025 mencatat sekitar 21 persen pekerja di Amerika Serikat mengaku sebagian pekerjaannya kini dibantu oleh AI.

Hal ini membuat perusahaan dituntut lebih serius menyusun aturan penggunaan AI agar tidak menurunkan kualitas kerja, memicu ketergantungan berlebihan, atau menimbulkan persoalan etika dalam produksi informasi maupun keputusan bisnis.

2. Keamanan psikologis menjadi taruhan

Laporan Workmonitor Randstad 2025 menunjukkan hanya 49 persen karyawan yang percaya bahwa tempat kerja mereka mampu menciptakan lingkungan di mana semua orang dapat berkembang secara setara. Riset Mental Health First Aid England dan Henley Business School juga mengungkap bahwa jumlah pekerja yang merasa bisa 'menjadi diri sendiri sepenuhnya' di tempat kerja menurun drastis dibandingkan 2024 dan 2020.

Di 2026, perusahaan yang tidak menaruh perhatian serius terhadap kesejahteraan mental, rasa aman, dan keadilan karyawannya. Hal ini diprediksi bahwa perusahaan semakin kehilangan kepercayaan karyawan yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas dan loyalitas kerja.

3. Budaya kerja yang digerakkan oleh suara karyawan

Tahun 2026 juga ditandai dengan semakin kuatnya peran suara karyawan dalam menentukan arah budaya kerja. Aksi protes, pemogokan kerja, hingga kampanye di media sosial diprediksi semakin sering terjadi sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil.

Platform seperti TikTok bahkan menjadi ruang baru bagi pekerja untuk membuka praktik buruk perusahaan. Selain itu, potensi lahirnya regulasi baru yang mempermudah pembentukan serikat pekerja di sejumlah sektor juga diperkirakan meningkat.

Karyawan tidak lagi segan untuk menuntut perlindungan kerja yang lebih kuat. Perusahaan yang gagal membaca arah pergerakan ini berisiko menghadapi gelombang konflik industrial yang berkepanjangan di 2026.

4. Keselarasan nilai jadi pertimbangan utama pekerja

Faktor keselarasan nilai antara perusahaan dan pekerja semakin menentukan keputusan karier di 2026. Data Workmonitor Randstad 2025 menunjukkan bahwa hampir separuh responden menolak tawaran pekerjaan jika nilai sosial dan lingkungan perusahaan tidak sejalan dengan keyakinan pribadi mereka.

Bahkan 29 persen responden mengaku pernah keluar dari pekerjaan karena tidak sepakat dengan pandangan pimpinan. Tren ini menegaskan bahwa generasi pekerja saat ini semakin sadar akan identitas dan nilai hidup mereka.

Perusahaan tidak lagi cukup hanya menawarkan gaji besar atau fasilitas mewah, tapi juga harus mampu menunjukkan komitmen nyata terhadap isu sosial, lingkungan, dan kemanusiaan. Ketidaksinkronan antara visi perusahaan dan realitas kebijakan bisa dengan cepat memicu gelombang pengunduran diri massal.

5. Tekanan publik menentukan reputasi perusahaan

Tekanan publik terhadap perusahaan juga semakin kuat di 2026. Laporan Edelman Brand Trust 2025 menyebutkan bahwa konsumen kini lebih memilih mendukung merek yang memiliki nilai sejalan dengan prinsip pribadi mereka.

Konsumen pun tidak ragu melakukan boikot terhadap perusahaan yang dinilai bermasalah secara etika. Fenomena ini sudah terlihat sejak awal 2025, saat sejumlah perusahaan besar menghadapi gelombang protes publik akibat dianggap menyimpang dari nilai sosial yang diharapkan.

Memasuki 2026, persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan tidak punya banyak ruang untuk mengabaikan suara konsumen. Citra dan reputasi menjadi aset utama yang menentukan keberlangsungan bisnis di era digital.

Tantangan dan harapan dunia kerja 2026

Beragam tren di atas menunjukkan bahwa dunia kerja 2026 akan berjalan di tengah ketegangan antara efisiensi bisnis dan tuntutan kesejahteraan karyawan. Ketidakpastian kerja akibat PHK berkelanjutan, dilema antara fleksibilitas kerja dan peluang promosi, serta kecemasan terhadap adopsi AI menjadi tantangan nyata bagi para profesional. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda