Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

12 Produk Pembersih yang Sebaiknya Tidak Digunakan Menurut Pakar

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Sabtu, 22 Nov 2025 17:00 WIB

Ilustrasi Bersih Rumah
Ilustrasi produk pembersih yang sebaiknya tidak digunakan menurut pakar/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi

Bunda, urusan bersih-bersih rumah memang tak ada habisnya, ya. Sering kali kita merasa sudah menggunakan produk pembersih terbaik di pasaran. Namun, tahukah Bunda bahwa beberapa produk yang populer justru dihindari oleh para profesional kebersihan?

Memilih pembersih yang tepat bukan hanya memastikan efikasi optimal, tetapi juga melindungi permukaan rumah kita dari kerusakan yang tidak disengaja. Dilansir dari Aol, penggunaan produk yang terlalu keras atau abrasif dapat menggores countertop batu, merusak peralatan stainless steel, bahkan mengelupas cat lemari.

12 produk pembersih yang sebaiknya tidak digunakan menurut pakar

Agar Bunda tidak salah pilih dan rumah tetap bersih tanpa rusak, berikut adalah 12 produk pembersih yang sebaiknya dihindari.

1. Pembersih bubuk abrasif

Hindari menggunakan pembersih bubuk abrasif pada permukaan halus seperti stainless steel, kaca, kayu yang sudah diamplas, dan keramik.

Menurut Alicia Sokolowski, Presiden dan Co-CEO AspenClean, "Seiring waktu, sifat abrasifnya meninggalkan noda kusam dan membuat permukaan lebih sulit dibersihkan."

Saran untuk menghindari ini juga berlaku untuk soda kue, yang bisa terlalu abrasif untuk permukaan sensitif.

2. Pembersih berbasis amonia atau klorin

Jika memungkinkan, hindari pembersih kimia keras dengan amonia atau klorin. 

Sokolowski kembali menjelaskan, asap dari pembersih ini dapat terasa berlebihan, meninggalkan bau yang kuat, dan mengiritasi di rumah Bunda.

"Mereka juga memerlukan tindakan pencegahan keamanan ekstra, yang memperlambat proses pembersihan," tambahnya.

3. Kemoceng bulu

Meskipun kemoceng bulu terlihat ideal untuk membersihkan debu, para ahli merekomendasikan penggunaan kain microfiber sebagai penggantinya.

"Kami tidak merekomendasikan penggunaan kemoceng bulu, karena kebanyakan hanya mendorong debu alih-alih menjebaknya, menyebabkan lebih banyak debu mengendap kembali di permukaan," kata Sokolowski.

4. Spons untuk pembersihan umum

Spons memang ideal untuk mencuci piring, tetapi lebih baik menggunakan kain microfiber untuk pembersihan umum.

Sokolowski mengatakan, "Spons menahan bakteri dan bau, membuatnya tidak higienis."

Menurutnya, kain microfiber lebih mudah disanitasi dan terbukti jauh lebih efektif dalam menjebak dan menghilangkan bakteri dari permukaan.

5. Semprotan yang mengandung lilin atau minyak

Sokolowski menyarankan menghindari produk pembersih yang mengandung lilin atau minyak berat.  Produk ini sering meninggalkan residu berminyak yang justru menarik kotoran dan membuat permukaan terlihat kusam seiring waktu.

"Mereka juga membuat pembersihan di masa depan lebih sulit karena residu berminyak," tuturnya.

6. Tisu kertas

Tisu kertas tidak hanya boros, tetapi juga mudah hancur saat basah dan meninggalkan serat. Inilah alasan para ahli kebersihan profesional menghindarinya.

Marla Mock, Presiden Molly Maid, sebuah layanan kebersihan terkemuka, menambahkan bahwa tisu kertas tidak terlalu menyerap. "Daripada menangkap kotoran, mereka cenderung mengoleskan kotoran dan sering meninggalkan serat," kata Mock.

7. Sabut gosok pada permukaan halus

Sabut gosok memang bagus untuk menghilangkan noda membandel, tetapi harus dihindari pada permukaan halus.

Sokolowski memperingatkan, "Sabut gosok dapat menyebabkan goresan yang terlihat pada countertop, wastafel, dan kompor."

Ia merekomendasikan sikat gosok yang lebih lembut atau produk pembersih lain yang tidak menggores permukaan lain.

8. Pembersih dengan pewangi menyengat

Meskipun produk pembersih yang menjanjikan aroma kuat sangat menggoda, ahli kebersihan menyarankan untuk menjauhi pembersih yang beraroma menyengat.

"Parfum yang menyengat dapat mengiritasi dan hanya menutupi bau alih-alih menghilangkannya," kata Sokolowski.

9. Pemutih untuk pembersihan umum

Pemutih merupakan produk pembersih yang bagus untuk mendisinfeksi, tetapi Mock mencatat bahwa pemutih tidak membersihkan kotoran atau residu. Formulanya juga bisa keras pada permukaan.

Peringatan paling penting dari Mock, "Pemutih yang dikombinasikan dengan bahan kimia lain menciptakan gas dan asam korosif yang berbahaya bagi kesehatan Bunda dan rumah."

10. Semir furnitur pada Kaca

Mock mengatakan untuk menahan godaan menggunakan semir furnitur untuk membuat kaca berkilau meskipun Bunda sangat ingin membuatnya berkilauan. 

"Semir furnitur bukanlah pilihan yang baik untuk membersihkan kaca karena produk pembersih ini memberikan kilau jangka pendek yang segera menghasilkan residu lengket yang sulit dihilangkan," tuturnya.

11. Produk asam pada batu 

Jangan pernah menggunakan produk pembersih asam, seperti cuka atau jus lemon, pada bahan batu alam, seperti marmer atau granit.

Mock memperingatkan, "Produk asam dapat memecah finish pada permukaan batu itu sendiri, menggores atau membuat batu menjadi kusam, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen.".

12. Pembersih oven pada logam

Produk pembersih oven dapat menyebabkan kerusakan permanen pada stainless steel. Menurut Mock, pembersih ini dapat mengubah warna permukaan, menghilangkan finishing, dan merusak logam. Selain itu, ia juga menyarankan untuk menghindari pembersih kompor. 

Bunda, itulah kumpulan produk pembersih yang sebaiknya dihindari. Dengan menghindari 12 produk pembersih ini, Bunda tidak hanya menjaga rumah tetap bersih maksimal, tetapi juga melindungi perabotan Bunda dari kerusakan permanen. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda