Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

13 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang yang Kurang Ahli Bergaul Menurut Pakar

Azhar Hanifah   |   HaiBunda

Rabu, 19 Nov 2025 13:20 WIB

Asia people young adult woman bad day work hard bored data tired at office desk workplace think worry job tough stress asian workforce issue. Mid life crisis mental health illness sad labor effort.
Ilustrasi kalimat yang sering diucapkan orang yang kurang ahli bergaul menurut pakar/ Foto: Getty Images/ChayTee
Daftar Isi

Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan bergaul menjadi keterampilan penting yang dapat membantu kita untuk membangun hubungan, memahami orang lain, dan menciptakan interaksi yang menyenangkan. 

Namun, tanpa disadari, ada beberapa kalimat yang justru membuat kita terlihat kurang ahli dalam bersosialisasi. Bunda mungkin pernah mendengarnya, atau bahkan tanpa sadar pernah mengucapkannya.

Melansir dari laman Parade, para pakar komunikasi menjelaskan bahwa kalimat tertentu dapat membuat lawan bicara merasa tidak dihargai, terhakimi, atau enggan melanjutkan percakapan. 

Nah, agar Bunda bisa lebih bijak dalam berkomunikasi dan mudah bersosialisasi, yuk pelajari kalimat apa saja yang sebaiknya dihindari serta bagaimana cara memperbaiki keterampilan sosial. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya Bunda.

13 Kalimat yang sering diucapkan orang yang kurang ahli bergaul

Berikut ini 13 kalimat yang menurut para ahli seperti Nich Leighton dan Jenny Dreizen, sering menjadi tanda kurangnya seseorang kurang ahli dalam bersosialisasi.

1. "Sebenarnya..."

Kata "Sebenarnya" sering digunakan saat ingin meluruskan sesuatu, namun justru bisa membuat kita jadi terlihat sok benar. Bahkan ketika kita memang benar, kata ini sering memberi kesan mengoreksi dan merendahkan lawan bicara.

Nick Leighton menjelaskan bahwa tidak semua kesalahan kecil perlu diperbaiki. "Ketika seseorang salah mengucapkan kata bahasa Prancis, keliru mengutip lirik lagu, atau memakai tata bahasa yang tidak sempurna, tidak perlu selalu mengoreksinya," ujar Leighton.

2. "Tidak bermaksud menyinggung, tapi..."

Kalimat ini sering dipakai untuk meredakan ketegangan sebelum menyampaikan pendapat yang berbeda. Namun, menurut Mason Farmani, cara ini justru jarang berhasil dan malah membuat orang merasa tersinggung.

3. "Itu Bodoh!"

Ucapan seperti ini hampir selalu membuat lawan bicara bahkan yang paling mudah bergaul sekalipun langsung kehilangan kata-kata.

Pakar komunikasi Jenny Dreizen, mempertanyakan, "Setelah kalimat seperti itu, mau dibawa ke mana lagi percakapannya?" Jawabannya tentu saja ke arah yang tidak baik.

4. "Aku hanya jujur, kok"

Menurut Nick Leighton, jujur itu penting, tapi memakai alasan "jujur" untuk menyampaikan hal yang menyakitkan tetap bukan bentuk komunikasi yang baik. Ia menjelaskan bahwa etika bergaul yang benar membutuhkan keseimbangan dalam menyampaikan sesuatu.

5. "Kamu selalu/tidak pernah..."

Kalimat "Kamu selalu/tidak pernah..." adalah contoh klasik yang menunjukkan kurangnya keterampilan sosial. Kalimat ini membuat lawan bicara merasa disudutkan dan langsung bersikap defensif sehingga percakapan mudah berubah menjadi konflik.

6. "Harusnya kamu lakukan dengan cara ini"

Jenny Dreizen menjelaskan bahwa ungkapan "Harusnya kamu lakukan dengan cara ini" terdengar seperti menghakimi dan sok benar, sehingga membuat lawan bicara enggan melanjutkan percakapan.

Kalimat tersebut juga memberi kesan bahwa pendapat orang lain tidak dianggap, sehingga komunikasi bisa langsung berhenti.

7. "Tunggu, tunggu aku punya cerita yang lebih seru"

Kebiasaan one-upping atau berusaha membuat cerita sendiri terdengar lebih hebat dari orang lain justru membuat orang enggan melanjutkan percakapan.

Jenny Dreizen menyarankan agar kita memberi ruang pada cerita lawan bicara, mendengarkan dengan penuh perhatian, bertanya jika perlu.

8. "Itu bukan urusanku"

Ungkapan "Itu bukan urusanku" sering dianggap sangat tidak menyenangkan untuk didengar. Kalimat tersebut seolah melempar tanggung jawab kepada orang lain dan menunjukkan bahwa seseorang tidak mau terlibat atau membantu.

9. "Kenapa sih kamu lebay?"

Kalimat ini sering terdengar sepele Bunda, tetapi sebenarnya menunjukkan kurangnya empati. Ungkapan seperti ini dapat membuat seseorang merasa bahwa emosinya dianggap sebagai sesuatu yang salah, padahal mengekspresikan perasaan adalah bagian yang normal dari komunikasi.

10. "Tenang dahulu"

Alih-alih menenangkan, kalimat ini justru cenderung membuat seseorang merasa tidak divalidasi perasaannya. Kalimat ini juga terdengar seperti mengabaikan emosi lawan bicara.

11. "Kamu beneran percaya itu?"

Kalimat seperti ini terdengar meremehkan dan dapat membuat lawan bicara merasa diragukan. Jenny Dreizen menjelaskan bahwa membuat seseorang bersikap defensif adalah cara komunikasi yang buruk dan tidak membantu membangun hubungan yang sehat.

12. "Terserah"

Mason Farmani menjelaskan bahwa kalimat "Terserah" seperti bentuk penolakan kasar yang membuat lawan bicara merasa diabaikan. Ia bahkan menyebut bahwa ungkapan tersebut ibarat "gestur tidak sopan dalam bentuk kata-kata".

13. "Tuh kan, aku sudah bilang"

Ungkapan seperti ini terdengar sombong dan seolah membuat kita menikmati kesalahan orang lain. Alih-alih menunjukkan empati atau menawarkan bantuan, frasa ini justru memberi kesan bahwa kita ingin membuktikan diri kita benar dan orang lain salah.

Tips untuk meningkatkan kemampuan sosial menurut pakar

Selain menghindari kalimat-kalimat di atas, para pakar juga memberikan saran untuk meningkatkan keterampilan sosial sebagai berikut:

1. Belajar mengamati

Farmani menyarankan untuk memperhatikan cara orang lain berbicara, cara mereka menggunakan bahasa tubuh, serta kalimat apa yang disukai dalam percakapan. Hal ini membantu Bunda memahami cara berinteraksi sosial.

2. Lebih banyak mendengarkan

Lebih banyak mendengarkan sebelum berbicara adalah kunci agar tidak mendominasi percakapan.

3. Ajukan pertanyaan

Gunakan kesempatan berbicara untuk menunjukkan bahwa Bunda mendengarkan. Tanyakan kembali hal-hal yang relevan agar lawan bicara merasa dihargai.

4. Percaya pada cerita orang lain

Daripada meragukan, Bunda disarankan untuk percaya pada cerita yang dibagikan orang lain atau jika perlu bertanya, gunakan pertanyaan yang baik dan tidak menghakimi.

Itu dia Bunda penjelasan lengkap mengenai 13 kalimat yang sering diucapkan orang yang kurang ahli bergaul dan cara untuk meningkatkan kemampuan sosial menurut pakar. Semoga bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda