moms-life
Apa Itu Skizofrenia, Masalah Kesehatan Jiwa Terbanyak di Indonesia
HaiBunda
Senin, 10 Nov 2025 23:30 WIB
Daftar Isi
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang memengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, mengekspresikan emosi, memahami realis, dan berhubungan dengan orang lain.
Kondisi ini tidak seumum penyakit mental berat lainnya, hanya memengaruhi kurang dari 1 persen populasi dewasa di Amerika Serikat (AS), tetapi menjadi salah satu yang paling kronis dan melumpuhkan.
Berbeda dengan AS, ternyata skizofrenia menjadi penyakit mental yang paling banyak di Indonesia.
Skizofrenia menjadi masalah mental paling banyak di Indonesia
Dilansir dari laman detikcom, skizofrenia menjadi kasus masalah kesehatan jiwa dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia. Ini berdasarkan jumlah klaim BPJS dengan nilai terbesar dalam kurun waktu 2020-2024.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI juga menunjukkan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi DKI Jakarta (24,3 persen), Nagroe Aceh Darusalam (18,5 persen), Sumatera Barat (17,7 persen), NTB (10,9 persen), Sumatera Selatan (9,2 persen), dan Jawa Tengah (6,8 persen).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas sebesar 6 persen atau sekitar 14 juta orang.
Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
Penyebab skizofrenia
Skizofrenia kemungkinan berkembang ketika faktor genetik dan lingkungan bergabung. Misalnya, faktor-faktor berikut mungkin semuanya berkontribusi terhadap perkembangan kondisi mental tersebut.
1. Genetik
Jika tidak ada riwayat skizofrenia dalam keluarga, risiko terkena skizofrenia rendah. Namun, risiko seseorang meningkat ketika salah satu orang tuanya didiagnosis kondisi mental ini, Bunda.
2. Ketidakseimbangan kimia di otak
Dilansir dari laman Medical News Today, skizofrenia tampaknya berkembang ketika ada ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan mungkin serotonin di otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko skizofrenia antara lain trauma saat melahirkan, malnutrisi sebelum lahir, infeksi virus, dan faktor psikososial, seperti trauma.
4. Penggunaan ganja
Para peneliti menemukan hubungan antara gangguan penggunaan ganja dan skizofrenia. Sebuah studi 2023 menunjukkan bahwa hingga 30 persen kasus skizofrenia di kalangan laki-laki berusia 21-30 tahun mungkin memiliki kaitan dengan gangguan penggunaan ganja.
Pada 2017, para ilmuwan menemukan bukti yang menunjukkan bahwa beberapa zat dalam ganja dapat memicu skizofrenia pada mereka yang rentan terhadapnya.
Gejala skizofrenia
Penyakit mental yang satu ini memengaruhi orang dengan cara yang berbeda. Namun, ada beberapa gejala umum yang dapat dikenali, ini meliputi:
- Berbicara dalam kalimat yang tidak masuk akal
- Kurangnya ekspresi wajah
- Kurangnya ekspresi emosional
- Kurangnya motivasi
- Sulit berkonsentrasi
- Gerakan lambat
- Tidak mampu mengambil keputusan
- Banyak menulis, tapi tidak bermakna
- Melupakan atau kehilangan sesuatu
- Mengulang gerakan atau gestur, seperti mondar-mandir atau berjalan melingkar
Sebelum mengalami gejala-gejala ini, seseorang juga mungkin terlihat tidak beres, cemas, dan kurang fokus.
Perawatan sederhana bagi penderita skizofrenia
Dilansir dari laman Everyday Health, berikut strategi perawatan diri yang direkomendasikan para ahli untuk membantu orang dengan kondisi skizofrenia:
1. Prioritaskan tidur
Kurang tidur dan rutinitas tidur yang buruk dapat membuat gejala lebih parah. Tidur yang nyenyak sangat penting untuk kesehatan mental, membantu pikiran beristirahat dan pulih.
Bagi penderita skizofrenia, jadwal tidur yang konsisten dapat secara signifikan mengurangi gejala, menstabilkan suasana hati, dan meningkatkan kualitas hidup.
2. Tambahkan rutinitas olahraga
Aktivitas fisik menawarkan manfaat luar biasa bagi penderita skizofrenia, yang menghasilkan lebih banyak energi dan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Olahraga meningkatkan koneksi sel-sel otak, yang dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan daya ingat.
3. Makan makanan seimbang
Aspek penting lain dari perawatan diri pada skizofrenia terletak pada nutrisi. Sebab, pola makan memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental. Pola makan seimbang dapat membantu menstabilkan tingkat energi dan suasana hati.
4. Temukan cara untuk menghilangkan stres
Merawat diri sendiri berarti manajemen stres dan pengaturan emosi yang lebih baik. Praktik seperti mindfulness, berpartisipasi dalam terapi individu atau kelompok, mengikuti pengobatan, meditasi, dan menulis jurnal dapat menciptakan ruang aman bagi pikiran.
5. Bangun sistem pendukung
Membangun dan memelihara hubungan dekat dengan keluarga dan teman untuk menyediakan koneksi sosial yang penting.
Sebuah tinjauan besar menemukan bahwa penderita skizofrenia yang tetap dekat dengan keluarga mengalami penurunan 20 persen dalam kekambuhan gejala.
Nah, itulah beberapa hal yang dapat Bunda kenali tentang skizofrenia, masalah kesehatan jiwa yang ditemukan paling banyak di Indonesia. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mom's Life
Dokter Ungkap 3 Hal yang Paling Sering Dipikirkan Pasien Menjelang Ajal
Mom's Life
9 Cara Tetap Optimis di Tengah Masalah Negara yang Membuat Stres dan Resah
Mom's Life
Mengenal Gangguan Psikosomatis, Gejala dan Cara Pencegahannya
Mom's Life
Orang Kesepian Ternyata Mudah Sakit, Ini Kata Studi
Mom's Life
Tren 'Cek Khodam' di Media Sosial Berhubungan dengan Kesehatan Mental? Begini Kata Pakar
5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Perempuan China Idap Penyakit Ginjal Akibat Keseringan Ganti Warna Rambut, Ini Gejala yang Dialami
6 Gejala Kerusakan Ginjal yang Muncul di Pagi Hari, Jangan Diabaikan!
Ketahui Bahaya Gangguan Irama Jantung atau Aritmia dan Cara Mudah Deteksinya Bun