Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Di Negara Ini, Influencer Wajib Bergelar Sarjana atau Bersertifikat

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 02 Nov 2025 22:00 WIB

Di Negara Ini, Influencer Wajib Bergelar Sarjana atau Bersertifikat
Di Negara Ini, Influencer Wajib Bergelar Sarjana atau Bersertifikat/Foto: Getty Images/Tirachard
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda, di era digital saat ini, menjadi influencer tampak begitu mudah. Namun, di beberapa negara, aturan soal konten daring ini mulai diperketat untuk melindungi masyarakat.

China baru-baru ini mengeluarkan regulasi yang mewajibkan influencer dan content creator memiliki sertifikasi atau gelar di bidang terkait jika membahas topik sensitif seperti kedokteran, hukum, pendidikan, dan keuangan. Aturan ini mulai berlaku pada 25 Oktober 2025, menilik dari laman CNBC TV18.

Langkah ini memicu beragam reaksi, Bunda. Sebagian orang menilai aturan ini penting untuk memastikan informasi yang disebarkan akurat dan dapat dipercaya.

Namun, tak sedikit juga yang merasa khawatir aturan ini justru bisa membatasi kreativitas para kreator, Bunda.

Influencer di Tiongkok kini wajib memiliki sertifikasi

Di Tiongkok, aturan baru mewajibkan influencer menunjukkan keahlian sebelum membahas topik yang sensitif. Ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari konten menyesatkan atau saran yang berpotensi berbahaya.

Dikutip dari Times of India, kreator kini harus menyiapkan bukti kompetensi, seperti gelar, lisensi, atau sertifikasi di bidangnya masing-masing. Aturan ini berlaku tidak hanya untuk individu saja, tetapi juga untuk platform seperti Bilibili, Weibo, dan Douyin.

Platform-platform tersebut wajib memverifikasi kualifikasi para kreatornya. Selain itu, konten yang diunggah harus menyertakan kutipan yang jelas dan pernyataan yang sesuai.

Ini aturan baru yang diterapkan untuk influencer

Saat mengunggah konten di platform, pengguna wajib menunjukkan apakah materi tersebut dibuat dengan bantuan AI atau berdasarkan penelitian. Langkah ini bertujuan agar tanggung jawab tetap dipegang saat membagikan informasi secara daring.

Selain itu, Cyberspace Administration of China (CAC) melarang iklan terkait produk medis, suplemen, dan makanan kesehatan. Tujuannya untuk menghindari promosi yang dikemas seolah seperti video edukasi, Bunda.

Dengan begitu, Bunda bisa lebih yakin bahwa konten yang dilihat aman dan informatif. Platform pun harus memastikan semua kreator mematuhi aturan tersebut.

Tanggapan netizen dan kreator

Sejumlah pihak justru menyambut positif aturan baru ini, Bunda. Mereka menilai langkah tersebut bisa mendorong lahirnya konten yang lebih berbobot dan berbasis pengetahuan.

Banyak netizen berharap aturan ini membuat konten di media sosial menjadi lebih informatif. Hal ini dinilai dapat membantu orang menemukan sumber yang dapat dipercaya.

Namun, tak sedikit juga yang khawatir aturan ini bisa membatasi kebebasan berekspresi. Mereka merasa suara dan debatnya di media sosial bisa terpangkas akibat aturan baru ini, Bunda.

"Tiba-tiba, kami membutuhkan lisensi untuk mengemukakan pendapat," tulis seorang kreator di Beijing lewat laman Weibo.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda