Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

3 Kalimat yang Sering Diucapkan Pegawai dengan EQ Tinggi di Tempat Kerja

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Senin, 27 Oct 2025 14:10 WIB

Confident young Asian businesswoman smiling while sitting at a desk in a modern office setting, exuding positivity and success.
Ilustrasi kalimat yang sering diucapkan pegawai dengan EQ tinggi di tempat kerja / Foto: Getty Images/FreshSplash
Daftar Isi

Apakah atasan di tempat kerja sekarang memiliki EQ tinggi? Bunda bisa melihat bos atau rekan kerja dengan EQ tinggi jika sering mengucapkan beberapa kalimat di bawah ini. 

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ) kini menjadi salah satu keterampilan paling berharga yang dicari perusahaan. Tak hanya kemampuan teknis atau intelektual (IQ) yang menentukan keberhasilan seseorang, namun kemampuan untuk memahami, mengelola, dan merespon emosi, baik milik sendiri maupun orang lain, juga berperan besar dalam kesuksesan karier.

Penelitian selama beberapa dekade telah membuktikan bahwa EQ merupakan salah satu prediksi terkuat bagi keberhasilan di tempat kerja. Bunda dengan EQ tinggi cenderung lebih mampu beradaptasi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif.

Berbeda dengan kemampuan teknis, EQ sulit diukur karena melibatkan aspek empati, kesadaran diri, dan pengendalian emosi yang bersifat internal. Mengutip CNBC Make It, salah satu cara untuk menilai tingkat kecerdasan emosional seseorang dengan memperhatikan cara mereka berbicara di tempat kerja.

Kalimat yang sering diucapkan pegawai dengan EQ tinggi

Berikut tiga kalimat yang sering diucapkan pegawai dengan EQ tinggi.

1. “Saya menghargai usaha Anda”

Ungkapan sederhana ini mencerminkan empati dan kesadaran sosial yang kuat. Pegawai dengan EQ tinggi memiliki kemampuan untuk mengenali kerja keras orang lain bahkan ketika tidak terlibat langsung dalam hasilnya.

Dengan mengucapkan “Saya menghargai usaha Anda,” seseorang menunjukkan bahwa ia tidak hanya peduli pada hasil akhir, tapi juga menghormati proses dan dedikasi yang dilakukan rekan kerjanya.

Bentuk apresiasi ini tidak bersifat bersyarat. Orang dengan EQ tinggi memahami bahwa rasa syukur dan penghargaan tidak harus muncul karena keuntungan pribadi.

Mereka memberikan pujian tulus kepada rekan yang telah bekerja dengan baik, meski kontribusi itu terjadi di balik layar. Cara ini membantu membangun budaya kerja yang positif, meningkatkan motivasi, dan memperkuat rasa kebersamaan dalam tim.

2. “Beri tahu saya bagaimana perasaanmu tentang hal itu?”

Kalimat ini mencerminkan kemampuan empati yang matang. Pegawai dengan EQ tinggi tidak terburu-buru menebak atau mengasumsikan perasaan orang lain, melainkan memberi ruang bagi mereka untuk mengungkapkan emosi secara mandiri.

Dengan mengatakan “Beritahu saya bagaimana perasaan Anda,” seseorang menunjukkan rasa hormat terhadap perspektif dan batas pribadi rekan kerjanya. Han menjelaskan bahwa kalimat ini membuka ruang aman (safe space) bagi orang lain untuk berbagi pikiran dan perasaan tanpa takut dihakimi.

Hal ini sangat penting dalam komunikasi di tempat kerja karena menciptakan hubungan yang lebih terbuka dan saling percaya. Ketika karyawan merasa didengar dan dipahami, tingkat stres menurun, kolaborasi meningkat, dan suasana kerja menjadi lebih harmonis.

3. “Saya butuh beberapa waktu untuk mencobanya”

Kalimat ini menunjukkan tingkat kesadaran diri dan kemampuan pengendalian emosi yang tinggi. Dalam situasi yang penuh tekanan atau konflik, pegawai dengan EQ tinggi tidak langsung bereaksi secara impulsif.

Mereka mengambil jeda untuk menenangkan diri, memahami emosi yang muncul, dan memikirkan respon terbaik. Menurut Han, tindakan ini bukan berarti menekan perasaan, melainkan mengatur cara mengekspresikannya agar tetap produktif dan konstruktif.

Dengan mengambil waktu untuk memproses, seseorang dapat kembali ke percakapan dengan sudut pandang yang lebih jernih dan rasional. Sikap ini membantu menghindari pertikaian yang tidak perlu dan menjaga profesionalisme di tempat kerja.

Pentingnya EQ di tempat kerja

Kecerdasan emosional memainkan peran krusial dalam menentukan keberhasilan karier seseorang. Mengutip Forbes, penelitian yang dilakukan oleh pakar EQ Travis Bradberry, menunjukkan bahwa hanya 36 persen orang yang benar-benar memiliki tingkat EQ tinggi.

Karyawan dengan EQ tinggi terbukti memiliki kinerja lebih baik bahkan menurut studi TalentSmart, menghasilkan pendapatan rata-rata US$29 ribu (sekitar Rp480 jutaan) lebih tinggi per tahun dibanding mereka yang EQ-nya rendah.

Keuntungan punya EQ tinggi

Berikut keuntungan punya EQ tinggi.

1. Meningkatkan komunikasi dengan rekan kerja

Salah satu alasan utama mengapa EQ penting karena meningkatkan kemampuan komunikasi. Karyawan dengan EQ tinggi mampu tetap tenang dalam situasi menegangkan, mengelola stres, serta menyampaikan ide secara jelas dan penuh percaya diri.

Mereka juga lebih pandai menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan drama. Mereka mampu memahami perasaan sendiri dan orang lain.

2. Membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja

Selain itu, EQ membantu membangun hubungan yang lebih kuat antar rekan kerja. Orang dengan EQ rendah cenderung sulit bekerja dalam tim, kurang mendengarkan, dan enggan mengakui kesalahan.

Sebaliknya, karyawan dengan EQ tinggi menghargai pendapat orang lain dan terbuka terhadap umpan balik. Mereka mampu menjadi rekan yang suportif sehingga bisa menciptakan lingkungan kerja yang saling menghormati dan produktif.

3. Performa kerja lebih baik

Tidak hanya itu, berbagai studi menunjukkan bahwa karyawan dengan EQ tinggi juga memiliki performa kerja yang lebih baik. Mereka lebih fokus, mampu mengelola tekanan, dan cepat beradaptasi terhadap perubahan.

Di sisi manajerial, pemimpin dengan EQ tinggi juga mampu mempertahankan tim lebih lama. Penelitian Korn Ferry menunjukkan bahwa 70 persen karyawan bertahan lebih dari lima tahun di bawah pimpinan yang memiliki EQ tinggi.

4. Bagus untuk pengembangan karier

Terakhir, EQ juga menjadi faktor penting dalam pengembangan karier. Banyak perusahaan kini menilai EQ sebagai indikator utama dalam promosi jabatan atau kenaikan gaji.

Pemimpin yang empati, tenang, dan mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih dipercaya untuk memimpin tim besar atau proyek penting. Untuk itu, mengasah EQ melalui pelatihan, refleksi diri, dan komunikasi terbuka menjadi langkah penting bagi Bunda yang ingin berkembang dalam dunia profesional.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda