Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Viral Nenek Habiskan Rp4,5 M Belanja Online hingga Paket Menumpuk, Ternyata Alasannya...

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Sabtu, 20 Sep 2025 17:40 WIB

A neatly stacked arrangement of brown cardboard boxes near a doorway, showcasing a recent delivery.
Ilustrasi paket menumpuk/ Foto: Getty Images/Delmaine Donson
Daftar Isi

Bunda, ada kisah viral yang bikin terenyuh dari China. Seorang perempuan berusia 66 tahun bernama Wang, dikabarkan menghabiskan lebih dari Rp4,5 miliar untuk belanja online.

Uang sebanyak itu tidak hanya dihabiskan untuk satu atau dua barang, tapi hingga ia harus menyewa apartemen kedua hanya untuk menyimpan tumpukan paket yang tak terhitung jumlahnya. Kisah ini bukan sekadar cerita tentang kecanduan belanja, Bunda, tapi juga menyimpan alasan tak terduga yang menyentuh hati.

Demi menghindari pinjaman, rela habiskan uang miliaran untuk belanja online

Wang, yang tinggal sendirian di Shanghai, viral karena kebiasaan belanja online yang sangat ekstrem. Ia menghabiskan lebih dari 2 juta yuan atau sekitar Rp4,5 miliar untuk berbagai barang, mulai dari kosmetik, suplemen kesehatan, hingga perhiasan emas.

Kebanyakan dari barang ini bahkan tidak dibuka. Tumpukan paket yang ia terima sudah memenuhi seluruh rumahnya, bahkan sampai ia harus menyewa apartemen lain sebagai gudang penyimpanan.

Namun yang mengejutkan, alasan di balik kebiasaannya ini bukanlah sekadar hobi. Dilansir dari News18, Wang mengaku belanja online memberinya kelegaan mental dan menjadi "tameng" untuk dirinya.

Ia menceritakan bahwa beberapa tahun lalu, setelah menjual properti di pusat kota Shanghai dan pindah ke pinggiran, orang-orang di sekitarnya berasumsi ia punya banyak uang dan terus-menerus meminta pinjaman.

Solusinya? Ia menghabiskan uangnya agar tidak ada lagi yang bisa dipinjam. "Saya membeli barang-barang supaya orang tidak meminta uang kepada saya," katanya kepada reporter setempat.

Kondisi rumah yang tidak layak huni, penuh barang belanja online

Sayangnya, kebiasaan belanja Wang ini membawa konsekuensi serius bagi kehidupannya. Rumahnya sudah tidak layak huni, Bunda. Tumpukan paket dan kotak kardus memenuhi setiap sudut ruangan, bahkan sampai ke garasi bawah tanah, membuatnya nyaris tidak punya tempat untuk tidur.

Kondisi ini menarik perhatian tetangga yang mengeluhkan bau tidak sedap dan banyaknya lalat serta kecoak yang berdatangan. Tetangganya juga kerap memberikan komplain terkait kondisi ini. Komite perumahan setempat pun sudah berulang kali turun tangan. Bahkan, mereka pernah mengoordinasi pembersihan besar-besaran tahun lalu atas persetujuan Wang.

Namun, usaha itu sia-sia. Dalam beberapa bulan, paket-paket itu kembali menumpuk, membuat masalah kembali terjadi. Kondisi ini semakin diperparah karena putri Wang tinggal di luar negeri, dan anggota keluarga lainnya jarang berkunjung, sehingga sulit untuk memberikan bantuan dalam jangka panjang.

Masalah kesehatan mental di balik obsesi belanja online

Para ahli dari Shanghai Mental Health Centre, seperti Shi Yanteng, mengatakan bahwa gangguan penimbunan (hoarding disorder) sering kali berkaitan dengan depresi dan penarikan diri dari lingkungan sosial. Dalam kasus Wang, obsesinya untuk belanja online adalah cara ia menghadapi tekanan sosial dan kesepian. Penimbunan barang ini menjadi siklus kompulsif yang membutuhkan dukungan dan intervensi yang konsisten.

Wang memang membutuhkan bantuan jangka panjang. Kondisinya dapat membaik seiring waktu jika ia mendapat dukungan dari sekelilingnya dan juga intervensi. Penanganan jangka panjang sangat dibutuhkannya kini.

Kisahnya yang berbelanja online secara berlebihan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik setiap perilaku yang terlihat tidak biasa, sering kali ada masalah emosional dan psikologis yang lebih dalam. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk lebih peka dan memberikan dukungan, bukan hanya sekadar menghakimi.

Kisah Wang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, Bunda. Belanja online memang praktis dan menyenangkan, tapi jangan sampai jadi berlebihan ya. Dengan bijak, belanja online bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat tanpa harus merusak diri sendiri.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda