Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Dokter Sebut 50 Persen Manusia di Dunia akan Sakit Varises, Ternyata Ini Penyebabnya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 13 Aug 2025 18:40 WIB

Ilustrasi varises
Ilustrasi varises/Foto: Getty Images/Rungrudee
Daftar Isi
Jakarta -

Tahukah Bunda? Varises sering kali dianggap sebagai masalah sepele dan diabaikan. Padahal jika tidak ditangani dengan baik, penyakit tersebut akan beresiko menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.

Varises adalah kondisi pembuluh darah vena yang membengkak, membesar, dan menonjol tepat di bawah permukaan kulit. Secara klinis, varises dapat dilihat dari pembuluh darah yang tampak biru, berkelok-kelok, berukuran besar, dan selalu tampak jelas.

Biasanya varises paling sering terlihat pada kaki karena adanya tekanan di pembuluh darah bagian bawah tubuh saat berdiri atau berjalan.

“Siapa yang akan mengalami sakit ini (Varises)? Secara statistik hampir 50 persen manusia di dunia akan sakit varises,” ungkap Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular RS Pondok Indah, dr. Charley Dokma Tua Simanjuntak, Sp.B, Subsp.B.V.E.(K), dalam acara media briefing bersama RS Pondok Indah Group, Jumat (8/8/2025).

“Artinya, kita akan varises pada waktunya tinggal nunggu waktu aja, apalagi kalau punya faktor-faktor risikonya. Jadi, misalnya kalau kita di sini duduk ada 20 (orang), terus diskrining yang mengalami sakit varises sebanyak 10 orang,” sambungnya.

Penyebab 50 persen manusia di dunia akan sakit varises

Charley mengatakan salah satu penyebab 50 persen manusia di dunia mengalami varises adalah pandemi COVID-19. Bagaimana tidak? Pandemi yang terjadi pada awal 2020 saat itu membuat perubahan terhadap aktivitas setiap orang.

“Jadi, kalau data terbaru bahkan 50 persen nantinya warga dunia alami varises. Karena faktor risiko yang sudah ada, kemudian setelah pandemi ini banyak sekali gaya hidup kita, budaya WFH, bahkan sampai sekarang masih ada,” ungkap Charley.

Perubahan gaya hidup ini membuat kebanyakan orang minim untuk bergerak dan terlalu banyak diam, Bunda.

“Ada masa periode yang sekarang masih diteruskan secara remote, dan ini mengurangi aktivitas kita yang tadinya harus berjalan sekarang enggak perlu lagi, tidak banyak bergerak kakinya, (terlalu banyak) duduk dan diam itu menjadi pencetus varises,” sambungnya.

Faktor risiko varises

Siapa pun dapat mengalami varises. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises, antara lain:

1. Faktor genetik

Seseorang dapat mengalami varises jika keluarganya memiliki riwayat penyakit tersebut. Faktor genetik ini menyumbangkan risiko varises hampir 90 persen, Bunda.

“Jadi kalau keluarga punya varises, 90 persen mau laki-laki atau perempuan juga bisa terkena penyakit ini,” jelas Charley.

2. Jenis kelamin

Siapa sangka? Ternyata perempuan memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari hormon, yaitu estrogen dan progesteron.

“Jenis kelamin perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena faktor hormon, estrogen dan progesteron, yang diperlukan perempuan untuk memperkuat rahim,” ungkapnya.

3. Usia

Usia ternyata juga berkontribusi terhadap tingginya risiko varises pada seseorang. Kejadian varises meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

4. Kehamilan

Adanya tekanan tambahan pada kaki dari kehamilan dan pertambahan berat badan, membuat varises rentan terjadi pada ibu hamil.

“Kehamilan adalah salah satu faktor juga pada perempuan. Saat hamil cairan tubuh bertambah jelas dan rahim pada saat terisi kandungan, pembuluh darah vena itu tertekan jadi bebannya makin banyak,” jelas Charley.

5. Pekerjaan

Pekerjaan yang mengharuskan seseorang berdiri atau duduk dalam waktu yang lama, yakni lebih dari 6 jam per hati, dapat meningkatkan risiko varises hingga 50 persen.

“Aktivitas pekerjaan makin ke sini, makin ke sana karena era canggih, pasca covid banyak kebiasaan baru. Sekarang di belakang komputer aja cukup. Sekarang bisa semuanya dari online. Jadi, berdiri atau duduk lama meningkat sekarang. Itu meningkatkan varises sampai 50 persen,”  jelasnya.

6. Berat badan berlebih

Berat badan berlebih dengan nilai BMI lebih dari 30 dapat menjadi faktor risiko varises. “Berat badan tentu dengan banyaknya lemak di perut, pembuluh darah akan terbebani untuk mengalirkan darah,” ungkap Charley.

7. Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko varises. “Kontrasepsi jangka panjang akan melemahkan vena berisiko varises,” tutur Charley.

Gejala dan komplikasi varises

Mengidentifikasi gejala varises menjadi langkah penting dalam memahami dan mengelola kondisi. Terdapat pula beberapa gejala awal varises yang perlu Bunda perhatikan:

  • Sensasi berat pada tungkai
  • Nyeri tumpul, pegal, atau kram otot
  • Pembengkakan tungkai
  • Gatal di sekitar area vena

Gejala ini umumnya dapat memperburuk setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang cukup lama. Ada juga beberapa gejala lebih lanjut yang menandakan bahwa penderita varises sudah lebih berat:

  • Nyeri kronis yang mengganggu aktivitas
  • Peruahan warna kulit pada area varises (Kulit menghitam)

Cara mencegah varises

Charley mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu, berikut beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan:

1. Latihan fisik secara teratur

Latihan aerobik selama 30 menit per hari atau 5 hari per minggu untuk meningkatkan efisiensi pompa otot betis hingga 30 persen dan mengurangi statis vena. Berenang atau bersepeda juga sangat direkomendasikan.

“Aktivitas fisik teratur, terutama memperkuat otot-otot betis ya, jalan kaki, berenang, atau bersepeda,” ungkap Charley.

2. Kelola berat badan

Mempertahankan BMI kurang dari 25 dapat mengurangi tekanan intra-abdominal dan beban pada sistem vena ekstremitas bawah (bagian tubuh bawah). Perlu diketahui juga bahwa setiap penurunan bobot tubuh sebanyak 5 kilogram dapat mengurangi tekanan vena hingga 20 persen.

“Enggak ada yang baik dengan berat badan berlebih, dan kasus ini juga sama,” jelas Charley.

3. Modifikasi postur tubuh

Hindari berdiri atau duduk statis lebih dari 1 jam. Lakukan kontraksi otot betis secara berkala dan elevasi tungkai saat beristirahat untuk mendukung aliran balik vena.

“Postur hindari berdiri atau duduk statis tanpa ada perubahan lebih dari satu jam. Jadi, kalau terpaksa kayak kerja di kantor, rapat, naik pesawat, mobil, enggak bisa pindah posisi. Lakukan distraksi otot betis sementara, seperti jinjit-jinjit,” tuturnya.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang varises, termasuk cara mencegahnya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda