Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Jangan Asal Angkat Jempol di Negara Ini, Artinya Mengejutkan!

Azhar Hanifah   |   HaiBunda

Senin, 14 Jul 2025 21:10 WIB

Satisfied asian woman looking at camera with thumbs up sitting on a couch in the living room at home.
Ilustrasi angkat jempol/ Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa
Daftar Isi

Mengacungkan jempol memang terlihat sebagai isyarat sederhana yang lazim digunakan sehari-hari. Bagi sebagian orang, isyarat ini sering dimaknai sebagai bentuk dukungan, semangat, atau tanda bahwa situasi berjalan lancar.

Namun tahukah Bunda, bahwa di beberapa negara, gestur ini justru bisa dianggap tidak sopan atau bahkan bermakna negatif. Bahkan, di beberapa budaya, mengangkat jempol bisa dianggap sebagai penghinaan serius.

Untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan, yuk simak lebih lanjut arti sebenarnya dari gestur jempol ini di berbagai belahan dunia!

Asal-usul simbol tangan jempol

Mengutip dari laman Time, gestur jempol ke atas yang kini umum dimaknai sebagai tanda persetujuan atau “oke”, ternyata memiliki latar belakang sejarah yang jauh lebih kompleks.

Salah satu mitos populer yang dipercaya adalah bahwa pada masa Romawi kuno, gerakan jempol ke atas atau ke bawah digunakan untuk menentukan hidup mati para gladiator.

Namun, menurut Anthony Corbeill, seorang profesor bahasa Latin di University of Virginia, anggapan tersebut tidak sepenuhnya akurat.

Dalam bahasa Latin, ada istilah pollices premere, yang berarti "menekan jempol". Gerakan ini, menurut Pliny the Elder, merupakan simbol harapan baik.

Menariknya, dalam konteks gladiator, justru jempol ke atas diartikan sebagai simbol kematian, bukan keselamatan.

Corbeill bahkan menemukan relief di Prancis Selatan dan Munich yang menunjukkan wasit menekan jempolnya ke atas sebagai isyarat membebaskan gladiator yang masih hidup.

Kesalahpahaman mengenai arti jempol ini semakin meluas setelah lukisan berjudul Pollice Verso karya Jean-Léon Gérôme pada tahun 1872 menggambarkan penonton mengacungkan jempol ke bawah untuk meminta kematian gladiator.

Padahal, gerakan tersebut tidak benar secara historis. Lukisan inilah yang kemudian menginspirasi banyak film, termasuk Gladiator.

Sementara itu, menurut buku Gestures, Their Origins and Distribution karya Desmond Morris dan tim, makna jempol ke atas sebagai "oke" baru populer di kalangan tentara Amerika saat Perang Dunia.

Di Eropa, banyak orang justru menganggapnya sebagai simbol baru dari budaya Amerika.

Jangan asal angkat jempol di negara ini

Di beberapa negara, gestur mengangkat jempol justru bisa bikin tersinggung. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Iran, Yunani, Australia, dan Rusia

Di negara-negara ini, gestur jempol ke atas bisa dianggap setara dengan memberikan jari tengah di budaya Barat. Melansir dari laman Reader's Digest, gestur ini menyiratkan penghinaan kasar dan bisa sangat menyinggung perasaan jika digunakan secara sembarangan.

Nigeria dan Sardinia

Beberapa daerah di Afrika dan Eropa Selatan, mengangkat jempol dianggap sebagai isyarat vulgar. Dalam situasi formal, lebih baik hindari gestur ini dan gunakan ekspresi verbal.

Brasil, Jerman, dan Prancis

Masih mengutip laman Reader's Digest, gestur "OK" yang membentuk lingkaran dengan jempol dan telunjuk bisa bermakna sangat menghina.

Bahkan, di Brasil, gestur ini pernah memicu perdebatan ketika dilakukan oleh seorang figur publik.

Italia, Spanyol, dan Portugal

Isyarat tangan berbentuk 'tanduk' yang sering terlihat di konser musik rock ternyata memiliki makna berbeda di beberapa negara, yaitu menyiratkan pasangan seseorang telah berselingkuh. 

Gestur tangan lainnya yang punya arti berbeda

Beberapa gestur tangan lainnya juga memiliki makna berbeda di berbagai negara, lho, Bunda. Yuk, simak contohnya berikut ini.

Vietnam

Di negara-negara Barat, menyilangkan jari sering diartikan sebagai harapan akan keberuntungan. Namun, di Vietnam, gestur ini justru memiliki makna kasar dan dianggap tidak pantas.

Yunani

Mountza atau mengangkat tangan terbuka ke wajah seseorang dianggap sangat menghina. Bahkan hanya untuk mengatakan "berhenti" pun bisa disalahartikan.

Asia Tenggara

Menunjuk dengan jari telunjuk atau menyentuh kepala orang lain dianggap kasar dan tidak sopan. Di Thailand, kepala dianggap bagian paling suci dari tubuh, sehingga menyentuhnya bisa dianggap sebagai penghinaan.

Inggris, Australia, dan Selandia Baru

Isyarat tangan membentuk huruf “V” yang biasa dianggap sebagai simbol perdamaian, tapi jika dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke dalam justru dianggap menghina.

Itu dia, Bunda, penjelasan lengkap mengenai arti gestur tangan di berbagai budaya. Semoga bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda