Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Alca Istri Bintang Emon Ceritakan Perjalanan MengASIhi Pertamanya, Relate Bun?

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Jumat, 28 Nov 2025 08:50 WIB

Alca Oktaviani
Alca Istri Bintang Emon Ceritakan Perjalanan MengASIhi Pertamanya, Relate Bun?/Foto: instagram @alcaoctvn
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda, perjalanan menyusui setiap ibu itu unik begitu juga cerita dari Alca, istri komika Bintang Emon, yang baru-baru ini berbagi pengalaman mengASIhi pertamanya. 

Bunda mungkin sudah tak asing dengan pasangan komika Bintang Emon dan istrinya, Alca Octaviani. Alca dikenal sebagai content creator dengan karakter yang hangat, apa adanya, dan sering berbagi keseharian rumah tangga mereka di media sosial.

Setelah menikah pada 2023, ia dan Bintang baru saja menyambut kelahiran anak pertama mereka. Sebagai ibu baru, Alca kini membagikan cerita jujurnya tentang pengalaman mengASIhi untuk pertama kalinya, kisah yang relatable bagi banyak Bunda di luar sana.

Masa awal menyusui: Campuran antara bahagia, panik, dan banyak bertanya

Alca menceritakan bahwa hari-hari pertama menjadi ibu adalah masa transisi besar. Seperti banyak Bunda lainnya, ia menghadapi berbagai perubahan fisik maupun emosional. Mulai dari kelelahan pasca persalinan, tubuh yang masih beradaptasi, hingga perasaan takut apakah ASI-nya cukup.

Menurut berbagai penelitian, seperti yang diterbitkan dalam Journal of Maternal and Child Health, fase awal menyusui memang kerap menjadi periode paling menantang bagi ibu baru karena faktor hormonal dan rasa belum percaya diri.

Alca pun tak berbeda. Ia merasakan bagaimana menyusui bukan hanya soal memberi makan, tetapi juga tentang ikatan dan proses belajar bagi ibu dan bayi.

Tantangan yang dihadapi Alca di awal menyusui

1. ASI belum langsung deras

Alca sempat khawatir ketika ASI-nya tidak langsung keluar banyak. Namun ia terus melakukan menyusui on demand sambil rutin memompa. Langkah ini sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) yang menyebut stimulasi sering adalah cara terbaik untuk meningkatkan produksi ASI.

2. Puting sakit dan latch tidak sempurna

Ia juga mengalami puting lecet karena pelekatan bayi belum optimal. Alca kemudian mengaku belajar posisi menyusui yang benar dan sempat berkonsultasi dengan konselor laktasi.

3. Kelelahan dan emosi yang naik turun

Perubahan hormon, rasa sakit, kurang tidur, dan rutinitas baru membuat kondisi mental rentan. Namun Alca merasa sangat terbantu oleh kehadiran Bintang Emon. Dukungan suami disebut menjadi penyemangat utama, mulai dari membantu pekerjaan rumah hingga memastikan Alca bisa istirahat.

Penelitian dari Journal of Perinatal Education menunjukkan bahwa dukungan pasangan terbukti meningkatkan keberhasilan menyusui dan menurunkan risiko baby blues.

Momen manis mengASIhi bagi Alca Oktaviani

Di balik kesulitan, Alca juga merasakan banyak momen haru. Ia berbagi betapa setiap kali bayinya tertidur pulas setelah menyusu, ada rasa lega dan bangga yang tak bisa digambarkan. Keberhasilan melihat bayi kenyang dan tumbuh adalah validasi bahwa perjuangannya tidak sia-sia.

“Selain usaha kita sendiri, tentu support system juga sangat dibutuhkan. kita butuh banget hormon oksitosin buat bantu ngerilis ASI yang cukup. Ingat ya cukup, Kita cukup memenuhi kebutuhan bayi kita. Itu udah anugerah banget yang harus kita syukuri. pokoknya tetap semangat DBF tetap semangat pumping. untuk kasih nutrisi terbaik buat si Kecil yang tercinta,” kata Alca dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya.

Dari perjalanan mengASIhi pertamanya, ada beberapa poin penting yang ia soroti dan bisa menjadi penguat untuk Bunda:

1. Menyusui adalah proses belajar

Tak ada ibu yang langsung mahir sejak hari pertama. Semua butuh waktu dan latihan.

2. Jangan bandingkan diri dengan ibu lain

Setiap tubuh berbeda. Produksi ASI tiap ibu dipengaruhi hormon, kebiasaan bayi, dan kondisi kesehatan masing-masing.

3. Butuh tim pendukung

Suami, keluarga, dan bahkan tenaga profesional seperti konselor laktasi sangat berperan dalam kelancaran menyusui.

4. Ketenangan ibu memengaruhi kelancaran ASI

Menurut International Breastfeeding Journal, stres dapat menurunkan refleks let-down (aliran ASI), sehingga menjaga mood tetap stabil sangat penting.

Apa itu hormon oksitosin dan kenapa penting saat menyusui?

Oksitosin adalah hormon yang sering disebut sebagai 'hormon cinta' atau 'hormon kebahagiaan' karena berperan besar dalam membangun rasa tenang, bonding, serta kedekatan antara ibu dan bayi. Saat Bunda menyusui, tubuh otomatis melepaskan oksitosin dalam jumlah besar.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Breastfeeding Journal dan rekomendasi dari World Health Organization (WHO), hormon oksitosin memiliki peran penting dalam keberhasilan menyusui.

Fungsi utama oksitosin dalam proses menyusui

1. Memicu let-down reflex (keluarnya ASI)

Ketika bayi mengisap puting, oksitosin membuat otot-otot kecil di sekitar alveoli (kantung ASI) berkontraksi. Efeknya: ASI mengalir lancar ke mulut bayi. Ini sebabnya, semakin tenang dan bahagia Bunda, biasanya semakin lancar ASI-nya.

2. Meningkatkan bonding ibu dan bayi

Oksitosin membuat Bunda merasa lebih hangat, dekat, dan emosional dengan bayinya. Peneliti menyebut ini sebagai 'attachment hormone'. Semakin sering skin-to-skin dan menyusui, kadar oksitosin semakin tinggi.

3. Membantu mengurangi stres

Oksitosin bekerja sebagai penenang alami. Ia menurunkan kadar kortisol (hormon stres), membuat Bunda lebih rileks dan stabil emosinya.

4. Mendukung pemulihan pasca melahirkan

Oksitosin juga membantu rahim berkontraksi kembali ke ukuran semula dan mengurangi risiko perdarahan postpartum. Itu sebabnya, inisiasi menyusu dini (IMD) sangat dianjurkan oleh WHO.

Faktor yang bisa meningkatkan oksitosin secara alami

  • Kontak kulit dengan bayi (skin-to-skin).
  • Menyusui on demand.
  • Mendapatkan sentuhan lembut atau pijatan.
  • Dukungan emosional dari suami/keluargaLingkungan yang tenang dan nyaman.
  • Menghindari stres berlebihan.
  • Suasana bonding seperti eye contact, memeluk bayi, atau mengelus kepala bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda