Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Mengelola Stres di Tengah Maraknya Informasi Negatif, Tetap Tenang agar ASI Lancar Bun

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Kamis, 04 Sep 2025 17:30 WIB

ibu menyusui dan ponsel
Mengelola Stres di Tengah Maraknya Informasi Negatif, Tetap Tenang agar ASI Lancar Bun/Foto: Getty Images/Jajah-sireenut
Daftar Isi
Jakarta -

Situasi di Tanah Air saat ini memang sedang tidak baik-baik saja Bunda. Gelombang aksi unjuk rasa, kericuhan di jalan, hingga bayang-bayang ketidakpastian ekonomi membuat banyak orang merasa tertekan. Kondisi ini tentu juga bisa berdampak pada ibu hamil yang membutuhkan ketenangan dan rasa aman.

Ketegangan akibat bentrokan antara demonstran dan aparat, ditambah derasnya arus informasi bernuansa kecemasan di media sosial, sering kali memicu rasa gelisah yang berlebihan.

Belum lagi, akses menuju layanan kesehatan ikut terganggu. Jalan yang diblokade maupun kondisi keamanan yang tidak menentu bisa menyulitkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin atau memperoleh pertolongan darurat saat dibutuhkan. Terlebih lagi bagi ibu menyusui, tekanan ini bisa lebih berat, karena stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi produksi dan kelancaran ASI.

Peran media sosial dalam kehidupan ibu menyusui di Indonesia ternyata seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, konsumsi konten negatif atau berlebihan bisa memperparah rasa cemas dan menambah tekanan. Namun di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi sarana dukungan yang bermanfaat. 

Maka, di tengah kondisi Indonesia yang penuh dinamika, kuncinya bukanlah menutup mata sepenuhnya dari informasi, melainkan lebih selektif dalam memilah mana yang perlu diserap dan mana yang sebaiknya dilewatkan. Mengurangi paparan berita negatif, mencari konten yang lebih menenangkan, hingga memperbanyak waktu berkualitas dengan bayi dapat membantu Bunda mengelola stres.

Yuk simak cara mengelola stres di tengah maraknya informasi negatif agar Bunda tetap rileks dalam menjalani masa menyusui.

Mengapa stres bisa mengganggu produksi ASI?

Bagi seorang ibu, stres bukan sekadar persoalan emosional. Kondisi ini bisa berdampak langsung pada produksi dan kelancaran ASI. ASI dipengaruhi oleh dua hormon utama: prolaktin (yang memproduksi ASI) dan oksitosin (yang membantu mengeluarkan ASI).

Saat tubuh berada dalam tekanan, hormon kortisol yang diproduksi akibat stres akan mengganggu kerja hormon oksitosin dan tubuh akan menghasilkan hormon kortisol lebih banyak. Kortisol inilah yang bisa menghambat kerja oksitosin, sehingga ASI menjadi sulit keluar. Padahal oksitosin inilah yang berperan besar dalam melancarkan keluarnya ASI. 

Menurut data Journal of Human Lactation, ibu menyusui yang mengalami tingkat stres tinggi lebih rentan mengalami penurunan produksi ASI. Hal ini sesuai dengan pengalaman banyak ibu di Indonesia yang mengaku lebih sulit menyusui saat sedang cemas dengan kondisi sekitar, mulai dari tekanan ekonomi hingga paparan berita negatif.

Penelitian di Indonesia juga menunjukkan hal serupa. Sebuah studi di Banda Aceh yang dipublikasikan dalam Researchgate, menemukan bahwa 84,9 persen ibu dengan stres ringan berhasil memberikan ASI eksklusif dan hanya 39,3 persen ibu dengan stres sedang, dan 0 persen ibu dengan stres berat tidak ada yang mampu memberikan ASI eksklusif. 

Studi lain yang dipublikasikan dalam Malahayati Nursing Journal oleh Jalal dan tim pada tahun 2024 juga mencatat bahwa sebanyak 61,1 persen ibu menyusui mengalami gangguan psikologis (stres atau kecemasan), dan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Fakta ini semakin menegaskan bahwa menjaga ketenangan pikiran adalah bagian penting dari keberhasilan menyusui.

Tips mengelola stres agar ASI tetap lancar

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa Bunda lakukan. 

1. Batasi paparan informasi negatif

Bun, enggak semua berita harus kita konsumsi. Pilih sumber informasi yang terpercaya, dan jangan ragu untuk detoks media sosial jika sudah merasa kewalahan.

2. Cari konten positif dari Indonesia

Saat banyak kabar kurang menyenangkan, coba seimbangkan dengan berita atau kisah inspiratif dari sesama ibu, komunitas menyusui, atau gerakan positif di Tanah Air.

3. Me time sederhana di rumah

Meski sibuk, luangkan waktu sebentar untuk hal-hal yang membuat hati tenang, misalnya mendengarkan musik tradisional yang menenangkan, atau sekadar menyeruput teh hangat di teras rumah.

4. Dekat dengan bayi

Kontak kulit (skin to skin) dengan bayi terbukti bisa menurunkan stres, meningkatkan hormon oksitosin, dan membuat ASI lebih lancar.

5. Dukungan suami & keluarga

Di tengah situasi yang kadang bikin pusing, peran keluarga sangat penting. Dukungan kecil, seperti menemani menyusui atau membantu pekerjaan rumah, bisa membuat ibu lebih rileks.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda