
menyusui
Angka Menyusui Eksklusif di Indonesia Naik Jadi 66,4 Persen, Ini Fakta dari Unicef & WHO
HaiBunda
Jumat, 22 Aug 2025 08:50 WIB

Kesadaran para ibu untuk menyusui anaknya sejak bayi lahir sesuai arahan dari WHO memang perlu digaungkan. Terbaru, angka menyusui eksklusif di Indonesia naik jadi 66,4 persen berdasarkan fakta dari Unicef dan WHO.
Menyusui memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan bayi dan juga menunjang kesehatan ibu. Meski masih ada sebagian ibu yang belum secara penuh memenuhi peran tersebut, bersyukurnya di negeri tercinta, angka menyusui eksklusif perlahan merangkak naik.
Dalam peringatan World Breastfeeding Week 2025, Unicef dan World Health Organization (WHO) menyoroti pentingnya untuk memperkuat sistem pendukung bagi ibu menyusui di seluruh negeri.
Kenaikan angka menyusui eksklusif di Indonesia
World Breastfeeding Week yang diperingati di seluruh dunia mulai 1-7 Agustus memang jadi selebrasi global sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan menyusui. Di Indonesia, perayaan penting ini diperingati sepanjang bulan Agustus dengan tema: Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan.
Unicef dan WHO dalam hal ini sangat mengapresiasi komitmen berkelanjutan dari Pemerintah Indonesia untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung pemberian ASI. Apalagi, di Indonesia sendiri, angka pemberian ASI eksklusif pad abayi di bawah enam bulan terus meningkat yakni dari 52 persen pada 2017 menjadi 66.4 persen pada 2024.Â
Namun, kenaikan tersebut tetap menyisakan pekerjaan rumah mengingat masih banyak bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan penuh. Durasi tersebut padahal dibutuhkan bayi untuk mendapatkan manfaat kesehatan sepenuhnya.
Dengan adanya dukungan yang penuh dan berkelanjutan, para ibu tentunya dapat mengakses bantuan dengan lebih baik saat mereka membutuhkannya, di mana pun mereka berada baik itu di tempat kerja, di rumah, atau di dalam komunitas mereka.
Dukungan tersebut tentunya termasuk adanya konseling terampil dari tenaga kesehatan terlatih, kebijakan mengenai dukungan terhadap ibu menyusui di tempat kerja dan pengaturan fisik yang memungkinkan pemberian ASI, serta dukungan berkelanjutan dari jaringan komunitas.
"Dengan berinvestasi dalam sistem pendukung bagi ibu menyusui, kami menciptakan jaring pengaman penting yang memastikan tidak ada ibu yang harus menghadapi tantangan menyusui sendirian,"kata perwakilan Unicef Indonesia, Maniza Zaman.Â
"Ketika perempuan dan bayi mereka didukung untuk menyusui dengan sukses, hal itu dapat memicu serangkaian hasil positif, tidak hanya untuk perkembangan anak, tetapi juga untuk keluarga yang lebih kuat, komunitas yang lebih sehat, dan pada akhirnya masa depan bangsa yang lebih baik."
Dituturkan Dr. N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia bahwa peningkatan pemberian ASI eksklusif yang stabil di Indonesia merupakan pencapaian yang luar biasa dan mencerminkan komitmen keluarga, masyarakat, dan sistem kesehatan.Â
"Dengan sistem pendukung yang lebih kuat, setiap ibu di Indonesia dapat memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan penuh sesuai rekomendasi, dan memberikan setiap anak awal kehidupan yang paling sehat."
Menyusui merupakan sumber perlindungan dan nutrisi pertama bagi bayi. Unicef dan WHO sendiri merekomendasikan agar bayi disusui dalam waktu satu jam setelah lahir dan disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, tanpa makanan dan cairan lain.
Bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak sebesar 3-4 poin IQ, mengurangi risiko kelebihan berat badan dan obesitas pada anak, serta memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tidak menular.Â
Sementara, pada bayi yang tidak disusui memiliki kemungkinan hingga 14 kali lebih besar meninggal sebelum ulang tahun pertamanya dibandingkan mereka yang disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama.
Penting diketahui para ibu menyusui bahwa menyusui sangatlah berbeda dengan produksi susu formula. Menyusui sangatlah ramah lingkungan. Diketahui, menyusui itu berkelanjutan secara lingkungan, menurunkan emisi karbon, dan mengurangi sampah kemasan, seperti dikutip dari laman WHO.
Upaya mendukung ibu menyusui
Karenanya, Unicef dan WHO mengimbau semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, tempat kerja, institusi pelayanan kesehatan, sektor swasta, dan masyarakat, untuk mempercepat upaya mendukung ibu menyusui.Â
Upaya prioritas yang bisa dilakukan di antaranya meliputi beberapa hal berikut:
1. Memperluas akses konseling menyusui yang terampil melalui fasilitas kesehatan, layanan masyarakat, dan pilihan jarak jauh seperti konseling jarak jauh yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2. Memastikan semua fasilitas bersalin menerapkan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dalam inisiatif Rumah Sakit Ramah Bayi.
3. Menegakkan Kode Pemasaran Internasional Pengganti ASI untuk melindungi keluarga dari pemasaran yang tidak baik.
4. Mengintegrasikan pendidikan menyusui ke dalam kurikulum pelatihan pelayanan kesehatan.
5. Mengadopsi kebijakan yang ramah keluarga termasuk cuti hamil berbayar, ruang laktasi, dan pengaturan tempat kerja yang fleksibel.
Semoga saja kesadaran para ibu dalam menyusui bayinya sejak lahir semakin tinggi sehingga pemerataan menyusui secara eksklusif bisa terpenuhi untuk mendukung hak bayi mendapatkan nutrisi terbaiknya sejak lahir.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Kebutuhan Asupan Cairan Ibu Menyusui dalam Satu Hari

Menyusui
Tips Aman Minum Obat untuk Bunda Menyusui

Menyusui
Semangat Fanny Fabriana Sambut Anak Keempat, Berencana Menyusui Eksklusif 2 Th

Menyusui
Bunda yang Menolak Menyusui Eksklusif Bisa Rugi Secara Ekonomi Lho

Menyusui
10 Persiapan Penting Menyusui Sebelum Cuti Berakhir Demi Sukses ASI Eksklusif

Menyusui
ASI Eksklusif Ternyata Bisa Cegah Risiko Anak Alami Obesitas Saat Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda