Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Aug 2025 20:30 WIB

Pekan ASI
Pentingnya dukungan untuk ibu menyusui/ Foto: dok. Banyu Communications
Daftar Isi
Jakarta -

Pekan ASI yang diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus, menjadi bentuk dukungan untuk para ibu menyusui. Meskipun saat ini, sudah lebih banyak para Bunda yang aware untuk menyusui anak hingga dua tahun, rupanya angkanya masih cukup kecil.

Diakui Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS masih kurangnya dukungan untuk para Bunda menyusui yang bekerja. Hal ini terlihat dari minimnya perusahaan yang menyediakan ruang laktasi.

Melihat fenomena ini, perempuan yang karib disapa dr. Tiwi tersebut berkomitmen untuk terus menciptakan ekosistem yang busui friendly di Indonesia. Dimulai dari membangun lingkungan dan budaya kerja yang mendukung ibu terus menyusui, termasuk menyediakan fasilitas laktasi.

"ASI eksklusif selama enam bulan bukanlah pilihan, tapi kebutuhan dasar setiap anak. ASI adalah nutrisi sempurna, perlindungan alami, dan jembatan penting dalam membangun ikatan (bonding) antara ibu dan anak. Bonding yang kuat sejak awal kehidupan terbukti menjadi fondasi penting bagi perkembangan emosional, kecerdasan, dan kesehatan jangka panjang. Ketika kita mendukung ibu untuk menyusui, ini berarti kita sedang membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya-menuju terwujudnya Generasi Emas Indonesia," ungkap dr Tiwi di acara Bunda Parenting Convention, di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Sabtu (02/08/2025).

Ibu menyusui di Indonesia masih kesulitan mempertahankan komitmen menyusui anak

Pada kesempatan ini, dr. Tiwi juga menekankan pentingnya untuk memahami proses menyusui yang tepat. Sehingga nantinya, ASI dapat menolong bayi sejak dini hingga menciptakan generasi yang lebih unggu ke depannya.

Berbicara hal ini, tentunya tak bisa dipisahkan dari support system di sekitar bunda menyusui. Adanya dukungan, baik dari keluarga maupun lingkungan bekerja akan memengaruhi produksi ASI.

Sayangnya, menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI pada 2023, ada 60 persen dari Ibu bekerja mengalami kesulitan mempertahankan pemberian ASI setelah kembali bekerja. Salah satu faktor utamanya akibat tidak tersedia ruang laktasi di tempat kerja.

Studi temukan kurangnya akses ruang laktasi bisa sebabkan anak-anak malnutrisi

Temuan Health Collaborative Center (HCC) juga menunjukkan bahwa Ibu bekerja yang tidak memiliki akses ruang laktasi, berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan malnutrisi. Duh, ternyata hal ini bisa berdampak luas pada kesehatan anak ya, Bunda.

Hasil dari studi berbeda, menunjukkan data bahwa ibu menyusui, yang mendapat akses ruang laktasi lebih mampu mempertahankan pemberian ASI eksklusif. Bahkan, sebanyak 88,3 persen para bunda pengguna ruang laktasi melaporkan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan anak mereka.

Studi ini juga menemukan bahwa anak dari ibu tanpa akses laktasi, ternyata memiliki risiko empat kali lebih tinggi mengalami malnutrisi.

"Penyediaan ruang laktasi di tempat kerja bukan hanya berkaitan dengan kenyamanan ibu menyusui, melainkan juga menyangkut hak anak untuk mendapatkan nutrisi terbaik. ASI sendiri telah diakui sebagai nutrisi sempurna yang juga membentuk ikatan emosional kuat antara ibu dan anak, sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik, perkembangan emosional, dan kecerdasan anak di masa depan," ungkap Chief of Medical, Nursing & Quality Officer PT Bundamedik Tbk, dr. Elizabeth M. H.Kes.

Perlindungan menyusui anak di Indonesia

Sebagai ibu menyusui, Bunda bisa menuntut hak untuk tetap memberikan ASI pada anak. Tak perlu khawatir, karena hal ini sudah tertuang dalam Undang-undang.

"Pemerintah menjamin hak Ibu menyusui melalui UU No. 4/2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak. Maka diperlukan langkah dan kolaborasi nyata untuk membangun sistem dukungan yang kuat dan berkelanjutan mulai dari kebijakan, layanan kesehatan, hingga dukungan di komunitas dan tempat kerja karena ini cara yang efektif untuk dapat menjadikan menyusui menjadi norma yang didukung dan dilestarikan secara global," ungkap dr. Tiwi menambahkan.

Nah, kini saatnya fokus menyusui Si Kecil dan upayakan untuk mendapat dukungan dari orang-orang sekitar yuk, Bunda. Minta bantuan ayah di rumah, atau rekan-rekan kerja di kantor demi memenuhi nutrisi bayi di awal kehidupannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda