Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

13 Cara Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel pada Malam Hari

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Aug 2025 10:40 WIB

Menyapih di malam hari
Menyapih di malam hari/ Foto: Getty Images/staticnak1983
Daftar Isi

Menyapih Si Kecil agar berhenti menyusu menjadi momen yang penuh tantangan sekaligus emosional, ya, Bunda. Terlebih jika proses ini dilakukan pada malam hari, saat anak cenderung mencari kenyamanan dari pelukan dan ASI Bunda.

Tak jarang, Si Kecil menjadi lebih rewel atau sulit tidur ketika kebiasaan menyusu malam mulai dikurangi. Hal ini tentu  membuat banyak ibu mencari cara paling tepat dan nyaman agar proses menyapih tidak membuat anak merasa kehilangan.

Nah, agar Bunda lebih siap menjalani fase ini, yuk simak beberapa cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel pada malam hari berikut ini!

Kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak?

Menyapih adalah proses alami yang waktunya bisa berbeda-beda untuk setiap anak. Tidak ada patokan usia yang mutlak, sebab setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda.

Sebagian anak mulai menunjukkan penurunan minat menyusu sejak usia 9 hingga 12 bulan. Namun, tak sedikit pula yang masih sangat lekat dengan aktivitas menyusu hingga usia balita.

Melansir laman What to Expect, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Setelah itu, ASI dapat tetap diberikan bersamaan dengan makanan pendamping, selama masih diinginkan oleh Bunda dan Si Kecil, bahkan hingga usia dua tahun atau lebih.

"Pada akhirnya, keputusan untuk berhenti menyusui adalah keputusan pribadi, dan setiap ibu sebaiknya melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dan bayinya," tegas perwakilan AAP.

Dengan demikian, keputusan untuk menyapih sangat bergantung pada kesiapan dan kenyamanan kedua belah pihak. Selama proses menyusui masih terasa menyenangkan dan memberi manfaat, tak masalah jika ingin dilanjutkan

Namun, perlu diingat, menyapih bukan sekadar soal berhenti menyusu, ya, Bunda. Menurut konselor laktasi, dr. Lia Kurnia Hartanti, proses ini juga merupakan bagian dari perjalanan Si Kecil menuju kemandirian.

"Menyapih bukan hanya urusan anak sudah tidak lagi menyusui, tapi bagaimana seorang anak juga bisa dilepaskan menjadi manusia yang mandiri. Jadi bukan cuma nenen atau enggak nenen, tapi dia siap enggak nih kalau tidak tergantung sama ibunya," ujar dr. Lia kepada HaiBunda.

Lebih dari itu, menyapih juga melibatkan kesiapan emosional dari sang ibu. Tak jarang, anak yang tampak belum siap disapih justru mencerminkan ketidaksiapan Bunda untuk melepaskan.

"Dari segi psikologis juga penting tentang bagaimana melepaskan kemandirian seorang anak. Nah, dilihat juga apakah ibunya sudah siap atau belum. Biasanya seorang anak yang tidak siap disapih atau enggak mau, ada faktor dari ibunya. Ibunya ini juga harus rela dan siap," tambahnya.

Jadi, waktu yang tepat untuk menyapih adalah saat anak mulai menunjukkan kemandirian, tidak lagi terlalu bergantung pada ASI, dan saat Bunda juga sudah siap secara fisik dan emosional. Lakukan proses ini secara bertahap dan penuh kasih sayang, tanpa tekanan ya, Bunda.

Tanda anak sudah siap disapih

Bunda, proses menyapih idealnya dilakukan secara bertahap dan penuh perhatian, mengikuti kesiapan serta ritme alami Si Kecil. Untuk memulainya, Bunda perlu mengenali tanda-tanda bahwa anak memang sudah siap mengakhiri masa menyusu.

Dilansir KidsHealth, beberapa anak nyaman menyusu dalam jangka waktu panjang, tetapi ada juga yang menunjukkan sinyal untuk berhenti. Tanda-tanda tersebut bisa terlihat dari perubahan perilaku, seperti:

  • Tidak lagi antusias atau justru menjadi rewel saat menyusu
  • Durasi menyusu jauh lebih singkat dari biasanya
  • Mudah terdistraksi oleh suara atau aktivitas di sekitarnya saat menyusu
  • Sering menggigit atau bermain-main dengan payudara, seperti menarik-narik
  • Mengisap puting tapi tidak benar-benar menelan ASI

Selain itu, tanda kesiapan menyapih juga bisa dikenali dari perkembangan fisik dan ketertarikan terhadap makanan padat. Menurut dr. Cheryl Hardin, dokter anak dari Texas Children's Pediatrics yang dikutip dari Medicine Net, beberapa indikator lainnya meliputi:

  • Berat badan sudah dua kali lipat dari saat lahir
  • Tertarik melihat orang lain makan
  • Sering memasukkan tangan atau mainan ke mulut
  • Membuka mulut saat ditawari makanan
  • Sudah bisa duduk tanpa bantuan
  • Mampu menegakkan kepala dengan stabil

Jika Bunda melihat beberapa tanda tersebut dan dokter anak juga telah memberikan lampu hijau, maka proses menyapih bisa mulai dilakukan dengan perlahan.

Namun, ingatlah untuk tidak perlu terburu-buru, ya, Bunda. Seperti dijelaskan oleh dr. Hardin, durasi menyapih sangat bergantung pada kesiapan masing-masing anak, yakni bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Ia pun menyarankan untuk memulainya dengan mengurangi satu sesi menyusu dan menggantinya dengan makanan padat atau sumber nutrisi lain yang sesuai.

13 Cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel pada malam hari

Proses menyapih anak dari ASI memang bukan perkara mudah, terutama saat malam hari ketika bayi terbiasa merasa tenang dengan menyusu. Namun, jika dilakukan secara perlahan, penuh empati, dan konsisten, Bunda bisa membantu Si Kecil melewati transisi ini tanpa banyak drama.

Berikut HaiBunda rangkumkan 13 cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel pada malam hari. Yuk, simak langkah-langkahnya!

1. Perhatikan tanda kesiapan untuk disapih

Cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel pada malam hari dimulai dengan mengenali tanda-tanda kesiapan. Misalnya, anak sudah bisa menegakkan kepala, duduk dengan bantuan, atau tertarik dengan makanan yang Bunda konsumsi. Proses menyapih akan lebih lancar bila dilakukan saat anak memang sudah siap, bukan karena tekanan dari lingkungan sekitar.

2. Atur jadwal menyapih 

Sebaiknya Bunda menyusun jadwal menyapih yang tidak terburu-buru. Berikan waktu setidaknya satu bulan agar Bunda dan Si Kecil bisa beradaptasi secara perlahan. Masa ini juga menjadi momen untuk mengelola tantangan emosional maupun fisik selama proses menyapih berlangsung.

3. Lakukan secara bertahap 

Menyapih secara bertahap adalah kunci agar anak tidak mudah rewel. Mulailah dengan mengurangi satu sesi menyusui per minggu, lalu perlahan perpanjang jarak antar sesi. Dengan begitu, anak akan lebih mudah beralih ke makanan padat atau susu dari botol.

4. Berikan kenyamanan fisik

Salah satu alasan anak rewel di malam hari saat disapih adalah karena kehilangan kenyamanan fisik. Untuk mengatasinya, Bunda bisa mengganti momen menyusu dengan aktivitas yang tetap membangun kedekatan.

Bunda bisa menggantinya dengan momen kebersamaan, seperti membaca buku sambil berpelukan, menyanyikan lagu pengantar tidur, bermain bersama di taman, atau memberikan pijatan lembut di punggungnya. Aktivitas-aktivitas ini tak hanya memberikan rasa aman bagi Si Kecil, tapi juga membantu mengalihkan perhatian dari rutinitas menyusu tanpa mengurangi kedekatan yang selama ini ia rasakan.

5. Ubah pola dan suasana saat waktu makan

Dalam proses menyapih, menyesuaikan rutinitas makan bisa menjadi langkah yang membantu. Bila Si Kecil menolak botol, La Leche League International menyarankan agar pemberian botol dilakukan oleh orang lain, seperti Ayah, kakak, kakek-nenek, atau pengasuh, sementara Bunda tidak berada di ruangan yang sama. Strategi ini bisa membantu mengurangi keterikatan bayi pada rutinitas menyusui langsung dengan Bunda.

Selain itu, jika Bunda tetap ingin memberikan botol sendiri, coba ubah suasana atau lokasi menyusui. Misalnya, jika biasanya menyusui di kamar tidur, pindahlah ke ruang tamu, dan coba gunakan posisi menyusui yang berbeda. Perubahan kecil ini dapat membantu bayi menyesuaikan diri dengan cara makan yang baru tanpa merasa kehilangan kenyamanan.

6. Jangan berekspektasi terlalu tinggi

Wajar jika Si Kecil menunjukkan penolakan saat proses menyapih dimulai. Beberapa bayi mungkin merasa kehilangan dan rewel karena tidak lagi mendapatkan kenyamanan dari menyusu langsung.

Namun, jangan khawatir, Bunda. Setelah satu atau dua hari masa adaptasi, sebagian besar anak akan mulai menerima makanan padat dan minuman dari botol atau cangkir sippy.

7. Cegah payudara membengkak

Menyapih secara tiba-tiba bisa menyebabkan pembengkakan pada payudara karena tubuh belum sempat menyesuaikan produksi ASI. Saat saluran susu belum sepenuhnya berhenti bekerja, sisa ASI bisa menumpuk dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Untuk meredakannya, Bunda dapat mengompres payudara dengan es atau menggunakan asetaminofen sebagai pereda nyeri. Jika perlu, gunakan pompa ASI untuk membantu mengeluarkan kelebihan susu secara bertahap.

8. Biarkan Si Kecil yang menentukan ritmenya

Sebagian anak justru lebih mudah disapih ketika mereka diberi kebebasan untuk menentukan sendiri waktunya. Menyapih secara alami memberikan rasa kontrol pada anak dan membuat proses berjalan lebih tenang, baik untuk anak maupun Bunda.

9. Terapkan penyapihan bertahap

Jika Bunda masih ragu untuk menyapih total, menyapih sebagian bisa menjadi solusi. Misalnya, memberikan ASI perah di siang hari saat Bunda bekerja, lalu tetap menyusui langsung saat malam. Cara ini bisa membantu mempertahankan kedekatan emosional sembari memulai transisi.

10. Sadari perubahan emosi Bunda

Tak hanya Si Kecil yang menghadapi perubahan, Bunda juga bisa merasakan gejolak emosi selama proses penyapihan. Ada ibu yang merasa lega karena terbebas dari tuntutan fisik menyusui, tetapi tak sedikit pula yang merasa kehilangan atau sedih saat bayi mulai menolak menyusu langsung. Bahkan jika Bunda sudah siap, perasaan nostalgia atas berakhirnya momen intim menyusui bisa tetap muncul.

11. Temukan alternatif yang tepat

Beberapa anak kesulitan berpindah dari payudara ke botol. Bila ini terjadi, cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel di malam hari bisa dibantu dengan menggunakan cangkir kecil atau alat bantu menyusu lainnya sebagai media alternatif pemberian susu.

12. Perkuat ikatan lewat kontak mata

Meskipun sesi menyusui berkurang, Bunda tetap bisa membangun ikatan dengan anak melalui kontak mata saat makan, bermain, atau berbicara. Hal sederhana ini bisa memberikan rasa aman dan meyakinkan Si Kecil bahwa cinta dan perhatian Bunda tetap utuh.

13. Waspadai perubahan fisik selama masa transisi

Fase menyapih juga bisa memengaruhi sistem pencernaan anak. Pola BAB mungkin menjadi lebih jarang atau padat. Untuk membantu proses adaptasi ini, luangkan lebih banyak waktu berkualitas bersama anak, seperti bermain atau memberikan pelukan.

Itulah rangkaian informasi seputar proses menyapih, termasuk cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel pada malam hari. Semoga tips-tips di atas bisa membantu Bunda dan Si Kecil, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda