Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

ASI Kental dan Bayi Kenyang: Cara Ibu Menyusui untuk Mendapatkannya

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Jumat, 01 Aug 2025 09:00 WIB

A mother sits in an armchair, holding her newborn in her arms, gazing lovingly at her baby.
ASI Kental dan Bayi Kenyang/Foto: Getty Images/shih-wei
Daftar Isi
Jakarta -

Banyak Bunda yang berharap bisa memproduksi Air Susu Ibu (ASI) yang tidak hanya cukup, tetapi juga lebih kental dan mengenyangkan. Apalagi, tekstur ASI sering kali dikaitkan dengan kualitas serta kandungan gizinya, sehingga ASI yang tampak encer kadang menimbulkan kekhawatiran.

Nyatanya, tekstur ASI memang bisa berubah-ubah tergantung waktu dan kondisi tubuh. Selain itu, perubahan ini juga bukanlah tanda adanya masalah, melainkan proses alami dari tubuh Bunda yang bekerja menyesuaikan diri dengan kebutuhan Si Kecil.

Melansir dari berbagai sumber, berikut HaiBunda rangkumkan informasi seputar produksi ASI kental yang katanya bernutrisi dan bikin Si Kecil kenyang lebih lama. Yuk, simak selengkapnya!

Apakah ASI kental lebih baik?

Banyak yang mengira bahwa ASI kental punya kualitas lebih baik dibandingkan ASI encer. Namun, benarkah demikian, Bunda?

Konselor laktasi sekaligus pendiri MamaBear, Agnes Widjaja, menegaskan bahwa baik ASI kental maupun encer, keduanya sama-sama bermanfaat dan berkualitas tinggi. Tubuh Bunda akan memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan Si Kecil, sehingga tak perlu cemas jika teksturnya berubah-ubah.

"Kita perlu ingat bahwa tubuh kita itu made in surga. ASI yang Tuhan berikan adalah baik dan bagus kualitasnya, tidak ada ASI yang tidak bagus atau tidak berkualitas," ujar Agnes saat dihubungi HaiBunda.

Saat menyusui, ASI pertama yang keluar disebut foremilk, dengan tekstur yang lebih encer. Setelah itu, barulah keluar hindmilk, yang teksturnya lebih kental karena mengandung lemak tinggi.

"ASI ini (hindmilk) kental karena kaya akan lemak. Kenapa kental? Sebagai sumber energi atau kalori, serta untuk membangun jaringan lemak dan melindungi organ tubuh anak," jelas Agnes.

Jadi, baik ASI encer maupun kental memiliki fungsi masing-masing dan sama-sama penting untuk bayi. Agnes pun menekankan bahwa ASI tidak bisa dibandingkan satu sama lain, karena setiap tetesnya dibuat khusus untuk Si Kecil, ya, Bunda.

"ASI itu dibuatnya custom, spesial untuk anak kita yang juga spesial. Jadi enggak bisa disama-samain," ungkapnya.

Perbedaan ASI kental dan encer mulai dari tekstur hingga kandungannya

Bunda pasti memperhatikan bahwa ASI yang keluar saat menyusui tidak selalu tampak sama. Kadang terlihat bening dan encer, di lain waktu tampak lebih kental dan pekat. Perbedaan ini bukan tanda masalah, melainkan proses alami dari tubuh yang menyesuaikan kebutuhan nutrisi bayi di setiap sesi menyusui.

ASI terbagi menjadi dua jenis berdasarkan waktu keluarnya, yakni foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang pertama kali keluar dan biasanya terlihat lebih encer serta berwarna kebiruan. Sementara itu, hindmilk muncul setelahnya dan memiliki tampilan yang lebih kental, berwarna putih pekat hingga kekuningan.

Nah, dari segi kandungan nutrisi, perbedaan ini pun cukup signifikan, Bunda. Foremilk kaya akan air, laktosa, serta vitamin dan berperan penting dalam menghidrasi bayi. Sedangkan hindmilk mengandung lebih banyak lemak dan kalori yang bermanfaat untuk pertumbuhan serta membuat bayi merasa kenyang lebih lama.

Meski berbeda tekstur dan kandungan, keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi. Foremilk membantu menghidrasi dan memberi asupan awal, sedangkan hindmilk menutrisi secara lebih padat dan mendalam. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memberikan waktu menyusu yang cukup pada satu payudara agar Si Kecil mendapatkan seluruh manfaat dari kedua jenis ASI ini secara seimbang.

Penyebab ASI kental

Menurut jurnal Pediatric Clinics of North America, kandungan dan konsistensi ASI dapat mengalami perubahan secara alami. Salah satu pemicunya adalah biofeedback dari air liur bayi saat menyusu. Jadi, tubuh Bunda bisa membaca sinyal dari Si Kecil dan menyesuaikan ASI yang diproduksi.

Saat bayi sedang sakit, ASI bisa mengandung lebih banyak molekul pelindung untuk membantu proses pemulihan. Begitu juga saat bayi memasuki masa pertumbuhan, kandungan lemak dan kalorinya akan meningkat sehingga ASI jadi lebih kental.

Namun, Bunda tetap perlu waspada apabila ASI kental disertai aroma yang tidak sedap atau tampak menggumpal tak biasa. Bila tidak ada tanda-tanda tersebut, ASI yang lebih kental tetap bisa diberikan seperti biasa. Berikut ini beberapa penyebab umum kenapa ASI bisa menjadi kental:

1. ASI merupakan hindmilk

ASI secara alami terbagi menjadi dua bagian, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI awal yang keluar di awal sesi menyusui. Teksturnya cenderung lebih encer dan bening. Sebaliknya, hindmilk keluar setelahnya dan memiliki tekstur yang lebih kental serta warna kekuningan.

Dalam Buku Pintar ASI dan Menyusui, konselor laktasi F.B. Monika menjelaskan bahwa foremilk mengandung laktosa tinggi yang berfungsi sebagai sumber energi dan membantu perkembangan otak bayi. Sementara itu, hindmilk lebih kaya lemak yang membantu pertambahan berat badan dan membuat bayi lebih kenyang, layaknya makanan utama.

Perbedaan ini biasanya akan lebih terasa jika jarak antar sesi menyusui lebih dari dua jam. Saat Bunda memerah ASI pun, hindmilk bisa dikenali dari lapisan yang tampak lebih kental dan kekuningan, menyerupai krim yang mengendap di bagian atas.

2. Tanda mastitis

Kekentalan ASI juga bisa menandakan adanya kondisi medis tertentu, seperti mastitis. ASI atau ASI perah yang tampak seperti gelatin dan rasanya lebih asin bisa menjadi gejala mastitis atau peradangan pada jaringan payudara.

Mastitis merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama dalam enam minggu pertama menyusui. Namun, tak menutup kemungkinan bisa muncul kapan pun selama masa menyusui berlangsung. Penyebabnya bisa karena infeksi atau saluran ASI yang tersumbat.

Dalam kondisi ini, ASI yang dihasilkan masih bisa diberikan kepada bayi, meski ada kemungkinan bayi menolak karena perbedaan rasa atau tekstur yang dirasakannya. Jika Bunda merasa khawatir, sebaiknya konsultasikan langsung ke konsultan laktasi agar mendapatkan penanganan yang sesuai.

3. Pengaruh pola makan Bunda

Apa yang Bunda makan sehari-hari juga punya pengaruh besar terhadap kandungan dan tekstur ASI, lho. Berdasarkan American Journal of Clinical Nutrition, pola makan ibu menyusui bisa berdampak pada kualitas ASI, termasuk konsistensinya.

Sebagai contoh, ibu menyusui yang rutin mengonsumsi ikan cenderung memiliki kadar lemak omega-3 yang lebih tinggi dalam ASI dibandingkan yang tidak makan ikan. Begitu pula dengan asupan vitamin C, Bunda yang banyak makan buah dan sayur kaya vitamin C biasanya memiliki ASI dengan kandungan vitamin C lebih tinggi.

Jadi, selain memengaruhi kandungan nutrisi, jenis makanan juga bisa membuat ASI jadi lebih kental. Oleh sebab itu, menjaga asupan makanan bergizi selama menyusui sangat disarankan agar kualitas ASI tetap optimal.

ASI lebih kentalASI lebih kental/ Foto: Dwi Rachmi/ HaiBunda

7 Cara agar ASI kental dan mengenyangkan bayi

Bunda merasa ASI yang diproduksi kurang kental dan takut Si Kecil tidak kenyang? Berikut ini beberapa cara sederhana yang bisa Bunda lakukan agar ASI menjadi lebih padat, bernutrisi, dan tentu saja mengenyangkan untuk Si Kecil.

1. Perbanyak konsumsi lemak sehat

Meskipun pola makan tidak serta-merta meningkatkan jumlah lemak dalam ASI, namun jenis lemak yang dikonsumsi sangat memengaruhi kualitasnya. Lemak sehat, terutama lemak tak jenuh, berperan dalam memperkaya kandungan gizi ASI dan membantu perkembangan otak bayi.

Bunda bisa mendapatkan asupan lemak sehat dari alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan salmon, telur, dan minyak zaitun. Jangan lupakan bahwa apa yang Bunda konsumsi akan turut "ditransfer" kepada Si Kecil melalui ASI sehingga penting sekali memilih sumber lemak yang berkualitas.

2. Tambahkan asupan protein dalam menu harian

Protein tak hanya penting untuk memperkuat otot, tetapi juga berkontribusi pada produksi dan kualitas ASI. Asupan protein yang cukup bisa membuat ASI lebih bernutrisi dan membantu mencukupi kebutuhan energi bayi.

Bunda bisa memperkaya menu harian dengan berbagai sumber protein seperti daging, telur, ikan, tahu, tempe, dan produk olahan susu. Variasikan jenisnya agar kebutuhan asam amino esensial juga terpenuhi, ya.

3. Pastikan payudara kosong setelah menyusui

ASI di awal sesi menyusui cenderung lebih encer karena mengandung lebih banyak air untuk menghidrasi bayi. Sementara itu, ASI yang keluar di akhir sesi lebih kental karena mengandung lebih banyak lemak.

Untuk itu, pastikan Bunda menyusui hingga payudara terasa kosong. Dengan begitu, Si Kecil bisa mendapatkan ASI yang lebih kaya nutrisi di akhir sesi, yang dapat membantunya kenyang lebih lama dan tumbuh lebih optimal.

4. Perhatikan pola waktu menyusui

Setiap ibu memiliki pola produksi ASI yang berbeda. Ada yang merasa payudaranya lebih penuh di pagi hari, ada pula yang di malam hari. Bunda bisa mulai mencatat pola ini melalui jurnal atau aplikasi menyusui.

Dengan memahami kapan produksi ASI berada di titik optimal, Bunda bisa mengatur jadwal menyusui atau memompa ASI di waktu yang paling efektif. Cara ini juga membantu menjaga konsistensi suplai ASI, lho.

5. Gunakan pompa payudara secara teratur

Pompa payudara bisa menjadi sahabat terbaik bagi ibu menyusui, terutama bagi Bunda yang bekerja atau ingin menyimpan cadangan ASI. Memompa secara rutin juga membantu memastikan payudara tetap kosong, yang dapat merangsang produksi ASI baru dengan kandungan lemak yang lebih tinggi. 

Memompa juga dapat menjadi pilihan yang tepat ketika bayi belum menyusu secara maksimal, atau saat Bunda perlu mengosongkan payudara tanpa melalui proses menyusui langsung.

6. Coba teknik pemisahan ASI

Saat memompa, Bunda bisa menggunakan teknik pemisahan ASI untuk mendapatkan bagian yang lebih kaya lemak. Caranya, pompa seperti biasa hingga aliran ASI mulai lancar. Setelah satu atau dua menit, hentikan sejenak dan tampung ASI awal tersebut dalam botol terpisah.

Kemudian, lanjutkan memompa dengan botol baru hingga payudara benar-benar kosong. ASI yang keluar di tahap kedua biasanya lebih kental dan kaya akan lemak. Teknik ini bisa diterapkan untuk memberi bayi ASI dengan kandungan kalori yang lebih tinggi.

7. Terapkan kompresi dan pijat payudara

Kompresi dan pijatan lembut pada payudara selama menyusui atau memompa dapat membantu aliran ASI menjadi lebih lancar, sekaligus meningkatkan kandungan lemaknya. Caranya cukup mudah, yakni letakkan tangan di sekitar payudara dan tekan perlahan saat bayi sedang menyusu. Selain memperkaya ASI, teknik ini juga bermanfaat untuk mencegah penyumbatan saluran ASI dan mengurangi risiko mastitis.

5 Minuman agar ASI banyak dan kental untuk ibu menyusui

Produksi ASI yang kurang memang bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak ibu menyusui. Namun, Bunda tidak perlu panik dulu. Asupan cairan yang tepat dapat membantu meningkatkan volume sekaligus kualitas ASI agar lebih kental dan bernutrisi.

Nah, berikut ini adalah lima pilihan minuman yang direkomendasikan untuk mendukung produksi ASI.

1. Air putih

Air putih tetap jadi kebutuhan utama bagi ibu menyusui, lho, Bun. Pasalnya, sekitar 90 persen kandungan ASI terdiri dari air. Kalau asupan cairan kurang, tubuh bisa mengalami dehidrasi dan ini bisa langsung berdampak pada turunnya produksi ASI.

Tak hanya itu, dehidrasi juga bisa memicu kelelahan, sakit kepala, sampai kram otot. Jadi, pastikan Bunda minum cukup setiap hari. Idealnya, ibu menyusui dianjurkan minum 8-10 gelas atau sekitar 2 liter air putih per hari.

2. Teh herbal

Teh herbal dengan kandungan fenugreek (kelabat) telah lama dikenal sebagai galactagogue alami, alias pelancar ASI. Dalam beberapa penelitian pada hewan, fenugreek diketahui mampu meningkatkan kadar hormon prolaktin, oksitosin, dan insulin, yakni tiga hormon krusial dalam proses menyusui. Rasanya pun menenangkan sehingga cocok dikonsumsi sore hari saat sedang berelaksasi, Bunda!

3. Susu sapi

Tidak hanya baik untuk tulang, susu sapi juga memberikan nutrisi penting bagi ibu menyusui. Dalam satu cangkirnya, terdapat 13 jenis zat gizi seperti kalsium, vitamin D, yodium, selenium, dan vitamin A yang membantu menjaga kesehatan tubuh sekaligus menunjang produksi ASI berkualitas.

4. Air kelapa

Selama masa menyusui, menjaga hidrasi tubuh sangat penting untuk mendukung kelancaran produksi ASI. Air kelapa merupakan salah satu pilihan alami yang dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan harian.

Kandungan elektrolit seperti kalium, magnesium, dan natrium di dalamnya berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu proses hidrasi secara lebih efisien. Elektrolit ini juga dapat terserap ke dalam ASI, sehingga turut memberikan manfaat bagi bayi dalam menjaga fungsi tubuhnya secara optimal.

5. Smoothie dengan chia seeds

Kalau Bunda butuh camilan yang sekaligus menghidrasi dan bergizi, smoothie adalah pilihan cerdas. Campurkan buah segar, yogurt, susu, dan taburkan chia seeds untuk tambahan protein, omega-3, dan serat. Bukan cuma menyegarkan, minuman ini juga membantu memenuhi asupan cairan dan nutrisi penting selama menyusui.

Demikian informasi seputar produksi ASI kental yang disebut-sebut bisa membantu membuat bayi lebih kenyang. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk Bunda yang lagi menyusui Si Kecil, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda